Hari keberangkatan Yunho dan Mingi ke Swiss pun tiba. Seonghwa dan Wooyoung menangis, mereka merasa sedih Yunho akan meninggalkan mereka cukup lama. Ini pertama kalinya bagi Seonghwa dan Wooyoung berpisah jauh dari Yunho. Yunho tak tahu harus bagaimana, ia tak pandai menenangkan seseorang yang sedang menangis. Yunho hanya memeluk kedua sahabatnya itu hingga mereka melepaskan pelukannya.
"Yunho, berjanjilah untuk terus memberikami kabar. Jika kau sedang kesulitan, beritahu kami dan kami akan membantumu. Aku dan Hongjoong akan langsung terbang ke Swiss jika kau membutuhkan kami." Seonghwa sejujurnya masih merasa khawatir meninggalkan Yunho dengan Mingi seorang diri. Bukan tidak percaya pada Mingi, tetapi melihat Yunho pergi dengan seseorang yang bukan dirinya atau Wooyoung benar-benar membuay Seonghwa khawatir.
"Benar, kau harus sering memberikan kami kabar. Jika kau tak memberi kabar, aku dan San akan langsung menghampirimu dan aku akan memukulmu karena membuatku khawatir setengah mati." Wooyoung sedikit mengancam Yunho, tetapi Yunho tahu, Wooyoung tak akan benar-benar memukulnya. Wooyoung hanya akan tantrum sesaat padanya lalu kembali seperti semula.
"Kalian jangan khawatir, aku akan memrikan kabar pada kalian." Yunho mencoba menenangkan sahabatnya.
"Aku tidak ingin dengar kau lupa mencharger ponselmu atau kau silent ponselmu." Seonghwa teringat bagaimana Yunho hilang kabar selama tiga hari, dan itu membuatnya harus menghampiri Yunho di Gwangju. Dan ternyata Yunho lupa mencharger ponselnya.
"Baiklah, aku harus berangkat sekarang. Jaga diri kalian." Yunho memeluk sahabatnya sekali lagi.
"Hati-hati. Mingi, ku titipkan Yunho padamu. Awas saja jika ku dengar kau menyakitinya. Aku akan mengejarmu sampai keujung dunia." Seonghwa memukul pelan lengan Mingi. Mingi hanya terkekeh pelan kemudian mengangguk.
"Baiklah, aku janji akan menjaganya." Wooyoung pun memukul lengan Mingi.
"Tolong jaga sahabatku, atau ku penggal kepalamu." San menatap kekasihnya terkejut, sejak kapan kekasih manisnya ini mengancam dengan hal mengerikan seperti itu?
"Aku janji, baiklah kami harus berangkat sekarang. Jaga diri kalian. Aku akan mengabari kalian sesampainya di Swiss."
"Mingi, Yunho berhati-hatilah, Jika terjadi sesuatu hubungi kami." Hongjoong menepuk pundak Yunho dan Mingi.
"Ku tunggu kepulangan kalian ke Korea." San tersenyum pada Yunho dan Mingi. Keduanya mengangguk lalu mereka melambaikan tangan mereka dan berpamitan. Yunho dan Mingi perlahan menjauh. Hongjoong, Seonghwa, Wooyoung dan San memandang punggung kedua pria tinggi tersebut yang semakin menjauh.
"Jika dilihat-lihat mereka nampak serasi." San melihat bagaimana Yunho dan Mingi nampak serasi.
"Kau benar, mereka terlihat serasi. Jujur saja, aku tak pernah membayangkan bahwa dua pria tinggi dapat terlihat begitu serasi." Hongjoong setuju dengan San. Wooyoung menatap Hongjoong dan Seonghwa bergantian.
"Dan aku pun tak pernah membayangkan bahwa pihak dominan yang bertubuh lebih kecil dari submissivenya dapat terlihat serasi seperti kalian." Wooyoung dengan wajah polosnya mengutarakan pendapatnya. San yang mendengar itu pun tertawa, Wooyoung adalah makhluk paling jujur di dunia.
"Aku tak tahu kau sedang memuji atau sedang mengejekku dan Hongjoong." Seonghwa menghela napas panjang melihat wajah bingung Wooyoung.
"Tentu saja aku memuji kalian. Kalian terlihat sangat serasi."
"Ya, kau sedang memuji sekaligus mengatakan bahwa aku pendek." Hongjoong pun hanya bisa menghela napasnya sebab yang dikatakan Wooyoung memang benar.
"Iya, kau memiliki tinggi yang lebih pendek dari ku 1cm." Wooyoung justru memperjelas kata-katanya. San langsung membungkam mulut kekasihnya saat melihat Hongjoong meliriknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monocromatic
FanfictionSeorang photographer monocromatic terkenal bernama Yunho sangat tidak menyukai memotret manusia, ia lebih suka memotret pemandangan. Namun di suatu kesempatan, dirinya harus bekerja dengan seseorang model bernama Mingi yang dikenal sebagai playboy...