12

972 111 71
                                    

Yunho menatap pria yang kini sedang memakan ramyeonnya dengan lahap. Yunho merasa aneh, kenapa pria di hadapannya ini seolah tak pernah memakan ramyeon seumur hidupnya. Ia bahkan menghabiskan 3 bungkus ramyeon. Atau ia hanya lapar?

"Aku tak ingin membuatkanmu lagi, ini yang terakhir. Setelah ini angkat kaki dari apartement ku. Aku tak ingin berurusan denganmu setelah ini." Yunho meminum cola yang ia beli.

Mingi tak menghiraukan perkataan Yunho, ia hanya sibuk dengan mangkuk ramyeonnya. Sungguh ini pertama kalinya ia memakan ramyeon? Sebelumnya ia tak pernah diperbolehkan memakan makanan instan seperti ini. Ternyata rasanya sangat lezat, tak heran jika banyak orang menyukai ramyeon.

Mingi telah menyelesaikan makannya dan kini ia merasa penuh, rasanya ingin bangun oun susah. Yunho tak lagi di hadapannya, Yunho sedang membersihkan kamera miliknya. Jari-jari lentik itu bergerak kesana kemari membersihkan kamera yang digenggamnya.

Mingi terpesona akan paras Yunho yang begitu menawan, bahkan setiap detail dari tubuhnya seolah diukir sangat sempurna bagai lukisan. Bagaimana bisa ada seseorang yang sangat menawan seperti Yunho? Apa dia bukan manusia? Ia terlalu sempurna, pikir Mingi.

"Jika kau sudah selesai, pulanglah. Jangan menggagguku. Aku benar-benar tak ingin berurusan denganmu." Yunho tetap fokus pada kameranya.

Mingi tak menjawab apapun, justru kini Mingi menghampiri Yunho dan duduk disamping ranjang Yunho, ia memperhatikan kamera yang sedang dibersihkan oleh Yunho. Mingi yang kini duduk disampingnya membuat Yunho terkejut.

"Bukankah ku menyuruhmu untuk pulang?? Kenapa kau kini duduk di ranjangku??!" Mingi tetap tak menjawab, matanya fokus pada kamera yang dipegang oleh Yunho.

"Hei! Aku sedang bicara padamu?! Apa kau tuli?!" Mingi mengangkat kepalanya dan menatap Yunho, entah mengapa tetapi Yunho seketika membuang mukanya, ia tak ingin menatap mata itu.

"Boleh aku disini?" Mingi bertanya dengan suara beratnya.

"Tidak." Yunho menjawab tanpa keraguan disana.

"Kenapa?" Demi Tuhan, apa pria ini bodoh atau pura-pura bodoh??

"Kau masih bertanya kenapa??? Setelah apa yang kau lakukan padaku??! Kau bodoh atau pura-pura bodoh?? Dasar otak udang!" Mingi tak bergeming, ia tetap diam di tempatnya sambil menatap Yunho membuat Yunho salah tingkah.

Yunho membereskan kamera miliknya dan menaruhnya kembali ke tempatnya, kemudia ia membuka pintu apartementnya sebagai isyarat bahwa Yunho menginginkan Mingi keluar dari apartemennya. Namun, Mingi justru merebahkan dirinya di ranjang Yunho. Aroma seperti bedak bayi menyeruak disana, aroma yang sama ketika ia memeluk Yunho. Ya, Yunho wangi seperti bedak bayi.

Yunho yang melihat Mingi tidur di ranjangnya pun geram, ia segera menghampiri Mingi dan menarik tangan Mingi untuk pergi dari ranjangnya. Ia baru saja mengganti sprei miliknya kemarin, ia tak mau ranjangnya dikotori oleh aroma seorang bajingan seperti Mingi.

"Hei kau bajingan!! Bangunlah dari ranjangku sialan!! Kau mengotorinya!!" Yunho menarik tangan Mingi sekuat tenaga namun tubuh Mingi tak bergeming. Yunho terus mencoba menariknya namun kini Mingi menarik tubuh Yunho hingga terjatuh diatas tubuhnya. Kemudian Mingi memeluknya seperti sedang memeluk guling dan mencari posisi nyamannya sambil memeluk Yunho.

Yunho pun terkejut, semua terjadi begitu cepat. Ia sekarang terperangkap di dalam pelukan seorang Song Mingi. Bajingan yang paling ingin ia hindari. Tubuhnya tak bisa bergerak, sebab Mingi mengunci tubuhnya, dan yang Yunho tahu tubuh Mingi itu tinggi, besar dan berat. Usahanya untuk melepaskan diri sia-sia.

"Sialan kau Song Mingi!!! Kau benar-benar menyebalkan!! Aku membencimu!!" Yunho memukul-mukul dada Mingi, ia tahu Mingi tak akan bergeming sama sekali. Yunho meratapi nasibnya yang seperti dipermainkan oleh Song Mingi.

Yunho pun lelah, karena sekuat apapun dirinya ingin melepaskan diri dari pelukan Song Mingi, itu semua akan sia-sia. Mingi terlalu kuat untuknya. Yunho kesal, marah, dan risih. Rasanya ia ingin menangis sekarang. Ia benci personal spacenya diganggu oleh Mingi dan ia benci hidupnya menjadi tak karuan sejak bajingan ini datang dalam hidupnya.

"Aku benci padamu!! Berhentilah menggangguku!!" Yunho kembali memukul-mukul tubuh Mingi.

"Tidurlah, jangan melakukan sesuatu yang sia-sia, esok kau masih harus bekerja." Mingi membuka suara.

"Jangan menceramahiku!!! Kau menyebalkan!!! Ku benci kau!! Lepaskan aku!!!" Yunho berteriak.

"Tidur atau ku cium kau." Seketika tubuh Yunho berubah kaku dan Yunho menutup mulutnya segera.

'SONG MINGI SIALAN!!!" -Yunho.

Yunho akhirnya menyerah dan ia terpaksa tidur dengan Mingi yang memeluk dirinya. Yunho yang masih kesal pun tertidur dengan dahi yang mengkerut. Mingi yang melihat itu pun mengusap-ngusap lembut dahi Yunho dan perlahan kerutan itu memudar. Mingi tersenyum dan perlahan ia menyusul ke alam tidurnya.

Keesokan harinya, Yunho terbangun pukul 7 pagi. Saat ia terbangun, ia merasa tubuhnya ringan tak seberat semalam. Ingat bahwa Song Mingi semalam tidur bersamanya ia pun segera bangkit dari tidurnya, namun ternyata pria itu tak lagi berada di apartementnya. Yunho menghela napas lega. Entah mengapa ia merasa lega. Yunho tak bisa membayangkan jika ia harus terbangun dengan melihat wajah bajingan itu, karena jika ia melihatnya Yunho yakin harinya akan menjadi sangat buruk.

Yunho segera bersiap untuk berangkat ke kantor karena pukul 10 ia harus melakukan pemotretan dengan Song Mingi, lagi. Ia benci itu, tapi ia harus profesional.

Sesampainya ia di kantor, ia melihat Mingi yang sudah bersiap dengan busananya di bantu oleh Hongjoong. Yunho tak ingin memikirkan bajingan itu, dan ia langsung bersiap dengan kameranya. Pemotretan pun akhirnya di mulai tanpa hambatan apapun, Song Mingi mengetahui tugasnya dengan baik. Bahkan tak ada celah untuk Yunho mengkritiknya. Sepertinya Mingi benar-benar memahami konsepnya.

4 jam berlalu dan pemotretan selesai, Yunho segera pergi ke monitor untuk memeriksa hasil jepretannya, dan sempurna. Tak ada yang perku diedit kembali sebab semua sangat sempurna. Yunho merasa puas dengan jepretannnya dan juga Mingi melakukan pekerjaannya dengan baik.

Bicara tentang Mingi, Mingi tak mengganggunya kembali, Mingi justru banyak berbincang dengan Hongjoong, Seonghwa dan San diujung sana. Mingi bersikap seolah Yunho tak berada disana, atau lebih tepatnya Mingi bersikap dingin dan acuh padanya. Yunho dibuat bingung olehnya,  bagaimana bisa bajingan itu mendatanginya memintanya untuk memeluknya ketika tidur, dan keesokan harinya ia bersikap acuh tak acuh.

"Alasan ku membenci manusia karena mereka dapat berbuat sesuka hati mereka, dan aku tak akan pernah mengerti cara berfikir mereka. Sebaiknya ku menghindari pria brengsek tersebut, sebelum ia semakin menyulitkan ku. Kehidupanku yang damai harus dikacaukan dengan kehadiran pria brengsek itu benar-benar memuakkan." Yunho segera merapikan barang-barangnya dan bergegas pergi dari sana tanpa menyadari sepasang mata telah memperhatikannya dari kejauhan.

Tbc
Hai happy reading ya
Jangan lupa vote dan comment
(*´︶'*)♡Thanks!
-voyez

TbcHai happy reading yaJangan lupa vote dan comment(*´︶'*)♡Thanks!-voyez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka-muka jahat 🤣

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang