🚨WARNING🚨
🚫Slight Smut!!🚫Pagi itu apartement Mingi begitu sunyi. Mingi yang telah kembali bekerja terpaksa meninggalkan Yunho sendiri dalam apartementnya. Yunho mulai membersihkan kameranya sebab ia akan mulai memotret kembali. Begitu bayak pemandangan indah yang dapat ia foto.
Yunho menyukai kesunyian di Swiss. Disini tidak ribut dan penuh hiruk pikuk kota seperti di Seoul. Nuansa yang menenangkan membuatnya betah tinggal disana. Namun tak dapat dipungkiri kalau Yunho merindukan Korea. Makanan yang berbeda dari Korea lah yang membuatnya rindu masakan Korea.
Tiba-tiba ponsel Yunho berdering. Yunho meletakkan kamera dan mengangkat panggilan video call group pada ponselnya. Tak lain tak bukan adalah Seonghwa dan Wooyounglah yang menelponnya. Yunho dapat melihat wajah kedua sahabatnya yanv terlihat sangat senang ketika mereka melihat wajahnya.
"YUNHO! BAGAIMANA KABARMU?!!" Wooyoung secara tiba-tiba berteriak dan membuat Seonghwa serta Yunho terkejut.
"Ck, anak ini.. Tidak perlu berteriak seperti itu Woo." Seonghwa menghela napas.
"Hehe maaf ya, bagaimana kabarmu Yunho?" Wooyoung kembali bertanya.
"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan kalian?"
"Kami baik-baik saja, bagaimana Swiss?" Tanya Seonghwa.
"Disini sungguh tenang dan pemandangannya sangat indah. Ku rasa aku akan dapat banyak foto indah disini." Yunho mengarahkan kamera ponselnya pada pemandangan di luar sana dan mengundang decak kagum Seonghwa juga Wooyoung.
"Woahh indah sekali. Seonghwa hyung apa kita pindah juga ke Swiss? Sepertinya menyenangkam disana." Wooyoung terlihat antusias.
"Lalu bagaimana dengan pekerjaanku dan Hongjoong disini? Dan juga San, Kau ini ada-ada saja." Seonghwa hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar celotehan polos Wooyoung.
"Yunho, bagaimana dengan kau dan Mingi? Aku tak mendengar suaranya." Seonghwa merasa di tempat Yunho sangat sunyi.
"Mingi sedang bekerja. Aku ingin sekali keluar, tapi aku belum tahu daerah disini. Jadi lebih baik aku menunggu Mingi pulang."
"Mingi sepertinya sangat giat bekerja, aku senang mendengarnya." Ucap Wooyoung. Yunho mengangguk.
"Ia sangat bekerja keras dan bahkan ketika ia pulang pun, ia masih sempat membuat makan malam. Pagi ini pun begitu, ia menyiapkan sarapan untukku." Yunho tersenyum.
"Eihh kau bagai diratukan oleh Mingi." Wooyoung menggoda Yunho, Yunho sedikit malu mendengarnya.
"Ekhem, Yunho.. Boleh ku tanya sesuatu?" Seonghwa kali ini sangat penasaran.
"Tentu. Kau ingin bertanya tentang apa?"
"Begini.. Tapi maaf sebelumnya jika aku terdengar tak sopan dan mungkin ini menyangkut privasimu." Yunho menaikan satu alisnya dengan tatapan bingung.
"Memang kau ingin tanya apa?"
"Hm.. Sejauh mana kau dengan Mingi?" Yunho masih nampak bingung.
"Aku tak mengerti, bagaimana maksudmu?" Seonghwa menepuk dahinya.
"Maksud Seonghwa hyung, sudah sejauh mana kau melakukannya dengan Mingi? Dalam arti kata sudah sejauh mana dia menyentuhmu?" Wooyoung sedikit frontal kali ini, Yunho yang mendengarpun tak kuasa menahan rasa malunya dan pipinya merona.
"Eihh ayo jawab Yunho." Wooyoung terdengar tak sabar mendengar jawaban Yunho.
"K-kami.. Hanya berciuman saja." Mendengar jawaban Yunho, Seonghwa dan Wooyoung hanya bisa menganga lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monocromatic
Fiksi PenggemarSeorang photographer monocromatic terkenal bernama Yunho sangat tidak menyukai memotret manusia, ia lebih suka memotret pemandangan. Namun di suatu kesempatan, dirinya harus bekerja dengan seseorang model bernama Mingi yang dikenal sebagai playboy...