30

325 52 72
                                    

Keesokan harinya, Yunho dan Mingi tengah mengurus berkas milik Yunho untuk keberangkatannya ke Swiss, Hongjoong meminjamkan salah satu mobilnya untuk di pakai Mingi mengantar Yunho ke kantor imigrasi.

Yunho tengah mengurus semua berkas miliknya dibantu oleh Mingi. Tak perlu waktu lama passport beserta dokumen pun selesai. Yunho meminta Mingi untuk mengatur kembali jadwal penerbangannya dan membeli tiket pesawat ke Swiss.

"Kau ingin kemana lagi setelah ini?"

"Aku sepertinya memerlukan koper yang lebih besar. Bisa kah kita pergi membeli koper dulu lalu kita pergi makan siang?" Yunho bertanya pada Mingi.

"Tentu, baiklah sekarang kita akan mencari koper untukmu." Mingi mengusap lembut kepala Yunho, kemudian ia mengendarai mobilnya menuju toko yang menjual perlengkapan travel.

Hari semakin gelap dan malam itu Mingi membantu Yunho untuk mengemas barang-barangnya untuk kembali ke Gwangju mengambil barang-barang milik Yunho sebelum mereka berangkat ke Swiss.

Hari berlalu dengan sangat cepat, rasanya baru kemarin Yunho bertemu kembali dengan Mingi, tapi kini mereka telah menjadi sepasang kekasih, bahkan Yunho dalam beberapa hari kedepan ia akan berangkat ke Swiss bersama dengan Mingi. Tanpa sadar Yunho menatap Mingi terlalu lama hingga Yunho tak sadar kini Mingi tengah menatapnya dengan tatapan bingung.

"Sayang? Kau kenapa?" Mingi melambaikan tangannya di hadapan Yunho hingga membuat Yunho terkejut.

"Ah? Apa?"

"Kau kenapa hm? Kenapa melamun seperti itu?"  Mingi mengusap pipi Yunho.

"A-ah tidak, aku hanya merasa waktu berlalu sangat cepat." Yunho kembali merapikan koper miliknya.

"Apa kau mengkhawatirkan teman-temanmu?" Yunho terdiam sejenak, jujur saja ini pertama kalinya ia berpisah sangat jauh dari teman-temannya, mungkin ia akan merindukan Seonghwa, Wooyoung yang cukup lama menjadi temannya.

"Jujur saja ini pertama kalinya bagiku berpisah sangat jauh dengan mereka. Mereka awalnya hanya ku anggap teman biasa, aku bahkan tak banyak bicara dengan mereka sebelumnya, namun kini ku rasa mereka adalah sahabatku. Jujur aku sedikit sedih dan khawatir." Terlihat kekhawatiran di wajah tampan Yunho.

"Habiskanlah waktu dengan mereka sepuasnya sebelum kau berangkat ke Swiss. Aku akan mengantarmu jika kau mau. Aku tak akan mengganggu waktu kalian, aku akan menunggu di rumah dan menjemputmu kembali nanti." Mingi tersenyum pada Yunho.

"Lalu apa yang akan kau lakukan di rumah kalau kau tak ikut?" Mingi terkekeh.

"Aku bisa melakukan banyak hal seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian dan membantumu merapikan barang-barangmu yang akan kau bawa nanti." Yunho menatap Mingi sedikit tak percaya.

"Kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti membawa wanita atau pria lainkan?"

"Astaga Yunho, tidak akan. Aku sudah berhenti melakukan hal seperti itu."  Yunho mengangguk.

"Baiklah, aku percaya padamu." Mingi tersenyum dan mencubit lembut pipi Yunho.

Disisi lain Yeosang masih tak menanggapi Jongho. Ini sudah kurang lebih dua hari sejak kejadian di pemandian air panas. Jongho berusaha agar Yeosang ingin bicara dengannya. Jongho dibuat frustasi dengan sikap Yeosang yang begitu acuh padanya.

"Kau masih mendiamiku karna pria bajingan itu? Apa kau masih menyukainya?" Jongho merasa emosinya tak tertahan. Yeosang yang sedang bekerja pun menghentikan pekerjaannya dan menatap Jongho.

"Ketika ku membicarakan bajingan itu, kau baru melihat kearahku? Cih, ku rasa kau memang masih menyukainya." Yeosang tak mengatakan apapun. Yeosang hanya berdiri berjalan kearah dimana Jongho berdiri.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang