28

306 47 72
                                    

Jongho, Yeosang, Yunho dan Mingi tengah duduk di sebuah cafe di dekat pemandian air panas. Jongho kini hanya diam, ia tidak ingin membuka penbicaraan. Yeosang menatap Yunho dan Mingi bergantian.

"Apa yang ingin kalian bicarakan? Aku akan mendengarkannya." Yeosang membuka pembicaraan. Yunho melihat ke arah Mingi dan menggenggam tangannya, menyakinkan Mingi untuk berbicara. Yeosang melihat bagaimana Yunho menggenggam tangan Mingi.

"Yeosang.. Mungkin kau sudah bosan mendengar ini tapi aku hanya ingin meminta maaf padamu, tulus dari dalam hatiku. Aku dulu sering kali melukai perasaanmu, aku pun bertindak semena-mena padamu. Jujur saja Yeosang, aku masih dibaluti rasa bersalah padamu. Aku tahu tindakan ku tidak pantas dimaafkan, aku benar-benar brengsek. Aku tahu walaupun aku meminta maaf sekalipun hingga bersujud di bawah kakimu tak akan membuatmu melupakan perbuatanku padamu. Aku hanya ingin meminta maaf, aku sangat menyesal. Maafkan aku." Mingi berdiri dan membungkuk 90° di hadapan Yeosang dan Jongho. Jongho menatap remeh Mingi.

"Aku sudah memaafkanmu Mingi, tapi memang benar aku tak bisa melupakan bagaimana buruknya kau memperlakukanku kala itu. Tapi aku sudah memaafkanmu, jadi alangkah baiknya kita tak saling mengganggu satu sama lain mulai sekarang. Jujur saja melihat wajahmu terkadang aku masih merasa sakit yang teramat. Tapi aku sudah memaafkanmu." Yeosang menatap Mingi yang masih membungkuk di hadapannya.

Yeosang mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Mingi dengan lembut. Jongho menatap tajam Yeosang, namun Yeosang tampak tak perduli dengan tatapan Jongho.

"Aku sudah dengar semuanya dari Seonghwa, Yunho dan Wooyoung bahwa kau telah berubah. Kau selama ini menghilang dan tinggal di Swiss untuk melanjutkan hidupmu juga untuk menjalani pengobatanmu hingga sembuh, kau telah bekerja keras Mingi. Oleh karena itu, hiduplah dengan baik mulai sekarang." Yeosang menarik tangannya dari kepala Mingi. Yeosang tersenyum pada Mingi yang kini sudah mengangkat kepalanya.

"Yeosang, terima kasih sudah memaafkanku. Aku berjanji akan hidup lebih baik. Aku juga berdoa agar kau selalu dikelilingi oleh orang-orang baik yang akan selalu menjagamu, memperlakukanmu dengan baik. Aku tak akan mengganggumu setelah ini. Terima kasih sudah meluangkan waktumu untukku." Yeosang dapat melihat bahwa Mingi benar-benar sudah berubah. Song Mingi yang dihadapannya kali ini terlihat berbeda 180° dari Song Mingi yang ia kenal dulu.

"Yeosang, Jongho. Terima kasih telah meluangkan waktu kalian dan sebenarnya aku juga ingin memberitahu sesuatu pada kalian." Yunho kini menbuka suara.

"Tentang apa Yunho?" Yeosang bertanya pada Yunho.

"Jadi sebenarnya aku ingin berpamitan pada kalian, pekan depan aku akan berangkat ke Swiss bersama Mingi untuk memotret disana. Aku akan kembali pertengahan tahun depan untuk mengisi pameran di Seoul dengan hasil jepretanku di Swiss." Mendengar itu Yeosang dan Jongho terkejut.

"Pekan depan? Kenapa mendadak sekali?" Yeosang menatap Yunho.

"Mingi hanya akan berada di Korea untuk 2 pekan. Dan ia sudah menghabiskan waktu sepekan di Korea, jadi ia hanya punya waktu sepekan sebelum kembali ke Swiss." Yeosang menatap Mingi.

"Apa itu benar Mingi?" Mingi mengangguk.

"Kenapa kau percaya sekali dengan Mingi? Apa kau tak ingat apa yang ia lakukan padamu Yunho? Dan sekarang kau ingin ikut dengannya. Mudah sekali kau percaya pasa bajingan sepertinya." Jongho masih tak percaya tentang Mingi yang kini telah berubah.

"Choi Jongho!" Yeosang menegur Jongho.

"Kenapa? Kenapa semua orang membela bajingan sepertinya hah? Mudah sekali kalian percaya."

"Yang harusnya ditanya kenapa adalah dirimu. Kenapa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba berkata kasar seperti itu? Mana Choi Jongho yang dewasa? Kau sekarang hanya terlihat seperti anak kecil yang keras kepala. Benar kata Seonghwa. Dengan kau bertindak seperti ini tak akan membuatmu terlihat lebih baik dari Mingi. Kau juga harus ingat bagaimana dirimu dulu saat ditolong Hongjoong." Ucapan Yeosang tepat mengenai hati Jongho bagai tamparan keras untuknya. Yeosang menatap tajam kekasihnya ini.

"Sudah.. Sudah.. Yeosang, tidak apa. Mungkin Jongho masih kesal padaku dan itu wajar. Kalian jangan bertengkar. Aku tidak apa." Mingi mencoba mencairkan suasana.

"Yeosang, kita bicara lagi nanti. Sepertinya kami harus undur diri dulu. Yang lain sedang menunggu kami. Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian. Kami permisi." Mingi dan Yunho pun bangkit dari duduk mereka sebelum membungkuk dan keluar dari cafe.

Suasana canggung tak dapat dihindari antara Yeosang juga Jongho. Yeosang lelah, ia sedang tak ingin berdebat. Jongho benar-benar membuatnya pusing saat ini.

"Yeosang.."

"Tidak, aku lelah. Kita bicara lagi nanti. Aku ingin pulang."

"Tapi Yeosang.."

"Renungkan sikapmu tadi dan setelah kau tahu dimana salahmu, kita bicara." Yeosang berdiri dan berjalan meninggalkan Jongho yang kini mengejarnya.

"Aku antar kau pulang." Yeosang hanya mengangguk. Ia tak ingin berdebat dengan Jongho. Ia ingin tidur, ia lelah.

Jongho dan Yeosang akhirnya memutuskan untuk pulang. Yeosang meminta Jongho untuk mengabari Hongjoong bahwa mereka pulang lebih dulu. Jongho pun mengiyakan.

Hongjoong yang mendapat pesan dari Jongho hanya dapat menghela napas panjang. Seonghwa menatap sang suami yang berada disampingnya dengan tatapan bingung.

"Ada apa sayang?"

"Hah... Sepertinya ini akan sulit."

"Apa maksudmu?"

"Jongho dan Mingi. Hubungan mereka akan sulit damai, melihat bagaimana Jongho tadi." Hongjoong menatap Seonghwa. Seonghwa tahu bahwa Hongjoong tengah khawatir.

"Semua akan baik-baik saja sayang, tidak perlu khawatir hm?" Seonghwa mengecup bibir Hongjoong. Hongjoog menngangguk.

Mingi dan Yunho terlihat berjalan memghampiri mobil Hongjoong, mereka membawa kantung plastik mini market di tangan mereka. Yunho berjalan ke mobil San dan memberikan kantung plastik yang ia bawa pada Wooyoung.

"Apa yang kau bawa?" Tanya Hongjoong pada Mingi.

"Ubi manis dan juga camilan. Dan ini, aku bawakan coklat hangat untuk kalian." Mingi memberikan dua cup coklat hangat untuk Hongjoong dan Seonghwa.

"Terima kasih Mingi." Seonghwa tersenyum pada Mingi dan Mingi mengangguk.

"Bagaimana Jongho?" Hongjoong bertanya pada Mingi. Yunho yang baru memasuki mobil pun terlihat bingung.

"Jongho sepertinya masih sulit memaafkaku. Tapi tidak apa, semua butuh proses." Mingi memberikan satu cup coklat hangat pada Yunho.

"Bersabarlah, apalagi yang kau hadapi orang yang keras kepala seperti Jongho." Hongjoong menepuk pundak Mingi.

"Jangan masukkan hati perkataan Jongho tadi Mingi." Mingi mengangguk mengerti.

"Yang terpenting kau sudah berusaha keras, aku bangga padamu Mingi. Tak semua orang memiliki keberanian seperti dirimu. Dan tak semua orang sesabar dirimu tadi mendengar ucapan Jongho yang menyakitkan tadi. Setidaknya Yeosang sudah memaafkanmu." Yunho mengusap pipi Mingi. Mingi menggenggam tangan Yunho.

"Terima kasih Yunho." Mingi menggenggam tangan Yunho dan mengecupnya, bersama dengan Yunho membuat Mingi lebih tenang. Hongjoong dan Seonghwa menatap kedua manusia yang sedang kasmaran dihadapan mereka dengan tatapan menggoda.

"Ketika cinta bersemi." Ujar Hongjoong dan membuat Seonghwa tertawa. Yunho dan Mingi hanya saling bertukar pandang dengan tatapan bingung.


Tbc
Hai happy reading ya
Jangan lupa vote dan comment
(*´︶'*)♡Thanks!
-voyez

TbcHai happy reading yaJangan lupa vote dan comment(*´︶'*)♡Thanks!-voyez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si gemes

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang