Penebusan

4 2 1
                                    

Keheningan, juga kehampaan.
Sejauh ini, hanya itu yang bisa aku rasakan..

Siksaan yang menyakitkan sebenarnya bukanlah cambukan, atau hal lain.. tetapi saat penyesalan tiba.

Itulah yang ku pikirkan.. dan ku alami sekarang.

"..."

Aku hanya bisa terdiam, menerima semua penyesalan ini.

Di benakku selalu terpikir.. apa ia masih mengingatku? Apakah ia masih menyayangi ku? Entahlah.. walau ia menangis di perpisahan ku, tetapi itu tak menjamin segalanya.. kupikir.

Krieeettt

Pintu ruangan ku pun terbuka, terdapat sebuah cahaya yang sangat terang mendatangi ku

"Wahai arwah yang tidak tenang.. cukupi penyesalanmu" ucapnya

"Kau tau apa..?" ucapku, sembari menahan kesal, karena ucapannya yang sangat sembarangan itu.

"Hufh..."

WUSH

"..."

Aku terdiam. Tiba tiba saja aku di teleportkan ke sebuah tempat, yang dimana isi tempat itu hanya cahaya.

Di depanku terdapat sebuah singgasana, yang dimana di kursi singgasananya itu tergeletak sebuah mandau.

Mandau itu pun terbang, dan menghampiriku.

"Engkau.. Lilis kan? Arwah yang tak tenang.. di karenakan penyesalan terhadap sang kekasih, dan kecemasan bahwasannya ia akan melupakanmu?"

"...
I-iya.. kau benar
Eh bentar? Bagaimana bisa senjata sepertimu berbicara?"

"Heh.. Reaksimu sama seperti arwah sebelum sebelumnya"

"Hah?"

"Aku adalah mandau yang diciptakan oleh dewa.. dimana aku dan empat senjata lain memiliki tugas masing masing"

"Hmmm.."

Ucapannya memang terdengar aneh, tetapi aku berusaha menyimaknya.

"Aku sendiri juga tentu memiliki tugas.. tugasku adalah membantu arwah yang memiliki penyesalan, itupun dengan syarat jika ia masih di butuhkan di dunia.."

"Eh bentar? Berar-"

"Ssstt.. satu lagi, aku juga bertugas tuk membasmi pengguna senjata lain, apabila ia menyalah gunakannya"

"Oke.. jadi?"

"Ahaha.. tentu saja aku menawarkan mu untuk reinkarnasi, dan membantu kekasihmu itu dalam misinya..
Kau dibutuhkan, karna tim mu mulai bubar secara perlahan lahan.. hanya menyisakan Sugeng dan Danang.
Dan sekarang, perang dunia ketiga akan pecah.."

"Aku mengerti.."

"Oh ya, kau juga harus membasmi pengguna senjata di negeri timur.. kau sudah tau kan alasannya? Sudah ku terangkan tadi"

"Iya..."

Apakah ini benar kesempatan? Aku tak ingin terlalu berharap, jika belum terwujud nyata.
Karena.. kurasa itu hanya akan menambah penyesalan, iyakan?

"Ekhmm.. baiklah.
Mau kah kau mengikat kontrak penebusan dosa denganku..?"

"...
I-iya! Aku mau!"

Mandau itu lalu semakin mendekat, Lilis kemudian memegang mandau tersebut.

"Pejamkan matamu wahai arwah.. biarkan aku bekerja"

"Baiklah.."

Aku lalu memejamkan mataku.. walau masih ada sedikit keraguan di benakku.

WUSH

Petualangan Dua Bocah BebanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang