Im sorry, my son

3 2 1
                                    

Tak lama kemudian Alex dan Morgan sampai dipenjara tempat Cecep dan Gita di kurung.

Brrmm

"Tuan alex! "
"Ada beberapa orang menyerang kita-"

BUAAGH

"Tch...
APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?
MEMBIARKAN TAHANANNYA KABUR!?"
"Begini saja kalian tidak becus"

"Tenangkan diri anda tuan Alex. Sebaiknya kita laporkan hal ini kepada para petinggi"

Kemudian Alex menginterogasi para penjaga setelah dirasa informasi yang di kumpulkan sudah cukup. Dan atas saran Morgan mereka langsung pergi ke tempat para petinggi berada untuk melaporkan kejadian tersebut.

Mereka pun sampai tepat nya pada pukul 05.00 dini hari.
Tanpa basa basi Alex langsung melaporkan kejadiannya.

"Saya sudah melihat kondisinya, ternyata memang benar mereka berhasil kabur dari penjara. Beberapa penjaga di sana mengatakan mereka dibantu oleh empat orang dan seekor kucing untuk kabur dari penjara" jelas Alex.

"Hmm begitu ya... baiklah, hari ini mau tidak mau kita harus menangkap mereka..." ucap Faith.

Tampak mereka sedang rapat untuk menangkap Cecep dan Gita.

"Kita berempat saja cukup untuk anak itu" jawab Ara, disusul dengan Alex dan Morgan yang berkata "benar jendral!"

Dengan persiapan seadanya mereka berempat berangkat.

...


07.00

Saat ini kita berada di sudut pandang Udin, ia tampak sedang menikmati sarapan nya di sebuah cafe kecil milik temannya.

Sluurrpp

"Wuish, enak bener sih kopi disini
Kue nya nikmat"

"Haha, yoi dong, buatan Chef Utung!"

"Tung tung.. eh mendung ya, tumben"

"Hooh nih Vin, tumbenan.."

Zraasshh..

Hujan mulai turun, tapi feeling Udin tidaklah enak..
Ia juga merasakan tampak ada aura yang cukup besar di awan hujan itu.

Krieeett

Drap drap drap..

Tampak seorang pria menggunakan jas hujan masuk ke cafe itu, dan menghampiri Utung.

"Kopi satu"

"Hooh"

Utung lalu pergi

Pria itu menatap Udin sebentar, lalu memalingkan wajahnya dan melihat pemandangan di luar dari jendela.

Pria itu kemudian melepas hoodie jas hujannya, dan mengangkat satu tangannya.

"Hujan rintik rintik.. yang mulai turun
Jadilah kamu..."

BUMMMMM

"EH AYAM!"

Ketika pria itu selesai mengucapkan mantra, tampak hujan yang asalnya air, menjadi black hole kecil yang turun dari awan, dan menghancurkan sekitar secara perlahan.

"Siapa kamu!?"

Udin menarik bahu pria itu.

"SELAMAT PAGI PAK"

BUAKK

Ia adalah Cecep, yang menyamar dan berniat membunuh Udin, di karenakan kejadian sebelumnya.

Cecep dengan cepat menggunakan tendangan nya ke arah rusuk, namun bisa di tangkis oleh Udin.

Petualangan Dua Bocah BebanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang