Ramadhan mubarak

8 2 1
                                    

MEI 2051

Cecep dan Sugeng menginap di rumah Slamet cukup lama, sekalian mereka menempa ilmu wing chun agar bisa menjadi lebih kuat saat akan menemui Udin nanti.

Bagaimana dengan Bejo? Bejo sudah lama pergi, dan bekerja seperti biasa.
Ia tinggal menunggu kesiapan Cecep dan Sugeng tuk menemui Udin.

"Zzzz...zzz..."

Cecep tampak tertidur dengan lelap di kamarnya.

Drap drap drap

Slamet datang dengan membawa sebuah pentungan kayu, ia berniat membangunkan Cecep untuk sahur.

"Anak iki aa.. bukan e bantuin, malah turu"

"Bangun Cepp! Cecep aaa, bangun lo"

Cecep tampak tetap tertidur lelap.

"Cao ni m-
Tch, puasa"

TUNG

"Uaakhhh.."

"Bangun aaa, lu olang waktunya sahur lo
Mana reflek tidak punya, wing chun ada tapi tidak ditangkis lo"

"Astaga.. lima menit lag-"

"BANGUN CAO NI-"

"SIAP!"

Cecep segera pergi ke toilet, mencuci muka dan buang air kecil sebelum ke ruang makan tuk sahur.

"baru bangun cep?"

"Hmm... "

Sugeng ternyata sudah bangun terlebih dahulu untuk membantu neneknya menyiapkan sahur.

"Wah, ternyata kamu jago masak juga yah"

"Hehe... Dulu kan nenek yang ngajarin"

Setelah selesai menyiapkan makanan mereka pun sahur bersama.

Setelah makan, tampaknya mereka telah siap untuk puasa hari pertama, tinggal menunggu imsak saja.

"Hwehh, turu lagi bang?"

"Ntar dah, imsak dikit lagi Cep"

Waktu imsak pun tiba, adzan terdengar berkumandang dari masjid An Zeng

"Hufh.. kenyang juga ya Yu-
Astaga"
"Haiyaa, kenapa o?"

"LIAT LU OLANG PUNYA CUCU ITU"

"..."

Gluk gluk gluk

Cecep tampak dengan cepat meminum air sebanyak mungkin saat imsak, tampaknya ada setengah galon lebih, yang membuat Sugeng bersama kakek neneknya hanya bisa terdiam.

...

Setelah imsak dan melakukan sholat subuh

"Tau apa selanjutnya bang?"

"Yoi, sudah saatnya.."
"TURU"

Drap drap drap

Saat Cecep dan Sugeng baru hendak kembali ke kamarnya, Slamet datang.

"Haiyaa Cecep o, Sugeng aaa
Lu olang kan udah gede o? Coba cari duit a buat buka ntar, paling tidak buat jajan sendiri"

"...
Haiyaa ya udah lo kek"

"Weh logat mu Cep"

Dan yaa, mereka pun memutuskan bekerja apa saja, sekalian mencari koneksi di An Zeng.

Drap drap drap

Cecep berkeliling An Zeng yang ternyata sangat luas, ia bingung apa yang akan ia kerjakan.

Petualangan Dua Bocah BebanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang