Peta wasiat bapak (2)

4 3 0
                                    

Seminggu setelah chapter sebelumnya...

Arc Meteor Pharma

...


"Jadi... kamu mau minta ijin ke Middlestein buat observasi meteor berlin itu?" tanya Faith.

"Benar ndan" jawab Danang

Di pagi hari ini, Danang mendatangi rumah Faith untuk meminta ijin mengobservasi meteor berlin, karena ia tak puas jika hanya tau dari cerita Timmie, dan tak melihatnya langsung.

"Hmm.. iya iya, bisa saya urus ntar
Yang kamu perlukan apa?"

"Simple komandan, saya hanya butuh pesawat kecil tuk terbang kesana.
Dan satu lagi"

"Hmm.. iya,iya"

Faith lalu menelpon bawahannya, untuk menyiapkan pesawat tersebut.

"Oke, done?"

"Iya ndan, saya ijin pam-"

"Wettss, tunggu dulu"

"Siap"

"Meteor itu di jaga ketat oleh pasukan khusus angkatan darat Middlestein, yang isinya merupakan manusia manusia yang dijadikan eksperimen"

"...
Ga aman dong?"

"Amann, nanti saya lobi komandannya buat bantuin kalian"

"Engga, maksud saya kan mereka bahan eksperimen.
Gimana kalo lepas kendali?"

"Komandannya pasti bisa mengendalikan mereka.. selama ini juga tak ada kasus mereka lepas kendali"

"Baik ndan"

"Satu lagi.. siapa dia?"

Faith menunjuk ke seseorang yang duduk di samping Danang.

Ia memiliki rambut panjang berwarna hitam, berwarna mata biru, dan.. postur beserta muka yang mirip dengan seseorang.

"Ekhm ekhm.. saya sejarawan dari Middlestein, my name is Alberto"

"Alberto... temannya Danang?"

"Yeah"

"Hmm.. bukannya Middlestein masih di tutup sebelumnya? Kok bisa kesini?"

"Oh itu.. saya sudah kesini jauh sebelum Middlestein ditutup, untuk meneliti sejarah Westrean" ucap Alberto sembari tersenyum ramah.

"I see.. pantes logatnya agak melokal ya.."

"...
Of course"

Glek

"B*ngsaatt, dibilangin juga jangan ngaku dari Middlestein" ucap Danang dalam hati.

"Jadi kamu mau kesana bareng Alberto saja?"

"Ee.. dengan Sugeng juga ndan"

"Sugeng ya... oke, oke.
Silahkan, pesawat kalian sudah menunggu"

"Baik ndan, ijin pamit"

Danang dan Alberto lalu bersalaman dengan Faith, kemudian pergi keluar, dan berjalan kaki menuju rumah Sugeng.

"G*blok lu mah, dibilang jangan ngaku dari luar"

"Gapapa, masa orang lokal nama Alberto"

"Yeuh! Pake nama apa kek
Asep kek apa"

"Ehehee.. eh ini kita jalan aja?"

"Iya, hemat ongkos.
Gajiku dah dikit"

"Any*ng baru aja gajian padahal"

"Eh Gita ga diajak?"

Petualangan Dua Bocah BebanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang