PB : Best couple ever

11 3 1
                                    

HARI KEDUA PENCARIAN BAKAT

Tak tuk tak tuk

Suara langkah kaki terdengar, para dokter tampak melangkah ke ruangan Alex sambil menggosip.

"Loh bener pak? Katanya si Asep kawin lari ama markonah?"

"Iya loh pak"

"Uwaa, dia kira dia keren"

"Tau noh anjer"

Cklek (suara pintu terbuka)

"..."

"Nganu, ga salah ruangan lu?"

"Iya.."

"..."

"LAH KOK ILANG"

Para dokter tampak kebingungan Alex menghilang dari kamarnya.
Salah satu dokter lalu mengecek ke jendela.

"WEH ITU NJIR"

GEBRUSSS

Alex tampaknya melompat dari jendela dan mendarat di tempat sampah.

"anjir perasaan maren ada yang patah
Kok dia bisa loncat"

"Stres
KEJAR SAT!"

"WOOOHH"

"..."

Alex yang mendengar dokter itu berteriak langsung lari dan kejar kejaran bersama para dokter.

SETELAH MOMEN LAWAK TERSEBUT

"Ha.. hah....
Dokter dokter itu staminanya bagus juga"

Alex yang berhasil lolos tampak berjalan dan mencari lokasi mobilnya kemarin.

"Ni toko buku.. berarti mobil gua dii..
Lah ilang"

Alex mencoba mengingat ingat...

Ia pun sadar bahwa kemarin ia turun dari mobil dengan kondisi mobil tak terkunci, dan kuncinya bergantung di tempatnya.

"...
Dimaling? TIDAAAKKK" Alex hanya bisa merenung sembari berteriak di dalam hatinya.

...

Alex lalu duduk di pinggir jalan sembari berkeluh kesah dalam hatinya sendiri.

"AAAAA MOBIL KESAYAAANGGAAAANN
Nabung berapa lama buat itu mobil anjir"

Alex lalu berpikir untuk meminta tolong, tapi ia kebingungan minta tolong ke siapa.

"Menyedihkan.. hiks"

Sembari sedikit menangis, ia melihat daftar kontak nya.

"Eh iya.. KAN ADA KOMANDAN!"

Ia buru buru menelpon Faith.

Diketahui hubungan Faith dan Alex memang dekat, karna itu ia berani meminta tolong pada Faith.

DI SISI FAITH

Tuutt... tuuttt..

"Ayaaahh, ada telepooonn!"

Zahra, anak dari Komandan Faith tampak membangunkan sang ayah yang sedang tertidur karna lelah sehabis bekerja lembur tadi malam.

"Hoaamm.. siapa sih Raa?"

"Om alek"

"Huh?"

Faith langsung bangun dan mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Hwaa ndaan, bantuin"

"Kenapa? Jangan berkata dengan tangis seperti itu sialan, aku bukan ayahmu"

Petualangan Dua Bocah BebanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang