"Maaf ya gib gua gak ngabarin Lo" ucap seorang di sebrang telpon"Kenapa dadakan sih"
"Bundaa yang dadakan, gua mah ngikut aja" jelas Indro
"Yaudah deh salam buat bunda bang" ucap Gibran
"Oke" ucap Indro
Tutt tutt
........
Kini Gibran sedang berada di kantin, ia hanya seorang diri karena kedua temannya sedang dihukum guru akibat tidak membuat pr
"Boleh gua duduk disini" kalimat itu membuat Gibran melihat kesumber suara, Gibran seketika kaku karena yang dihadapan nya ialah Naura, Rasya, bima, dan Al
"Boleh" jawab Gibran seadanya, Gibran memakan bakso yang emang sudah dari tadi ia pesan
"Gua baru tau kalau kita satu sekolah" ucap Naura memecahkan keheningan
"Al Lo kok gak bagi tau kita sih" kesel bima
"Yeee gua mau kasih tau Lo pada Lo padanya aja yang sibuk yaudah gak jadi gua bagi tau" ucap Al
Rasya dan Gibran hanya diam tidak ada yang berani memecahkan keheningan diantara mereka
"Uhukk uhukkk" karena kurang fokus Gibran tersedak bakso, spontan Al dan Rasya mengambil air dan memberikan nya ke Gibran
Gibran melihat dua gelas yang ada dihadapan nya kini "eh sya udah lu aja minum Gibran minum yang gua ambilin aja" ucap Al sembari menghindari minuman Rasya
Rasya hanya pasrah ketika Al menghindari minuman itu ia hanya melihat interaksi antara Al dan Gibran begitu persis seperti Abang dan adik
"Kan gua udah pernah bilang kalau makan pelan pelan gabrin" ucap Al gemas pada Gibran
"Iih Gibran bang bukan gabrin" kesel gibran yang membuat Al semakin gemass
"Aaaa kaya debang" goda Naura
"Iya dong gua emang udah anggap Gibran adik guee" ucap al merangkul Gibran. Gibran hanya dapat diam melihat perlakuan Al kepada nya
Kini Rasya tengah dilema dengan perasaan nya ia bener bener gak rela adiknya dekat dengan orang lain, bahkan sangat dekat
"Gua ke toilet" ucap rasya dan pergi dari kantin. Gibran hanya melihat punggung Abang nya yang semakin menjauh
......
"Aarghhh kenapa sihh " ucap Rasya frustasi di toilet
"Guee mau Deket juga dengan Lo gib" ucap Rasya
"Gua juga pengen main dengan Lo bercanda dengan Lo" ucap Rasya pada dirinya didepan cermin toilet
"Aarghhh sial gengsi dan ego gua gede banget" ucap Rasya yang kesel dengan dirinya sendiri
........
Gibran termenung di dekat pohon besar dibelakang sekolah nya, ia memejamkan matanya dan menikmati ketenangan ini
Namun ia sedikit terusik karena cahaya matahari tidak lagi ia rasakan ia membuka matanya dan melihat Kenzo dihadapan nya
"Bang Kenzo" Panggil Gibran
"Ada masalah" tanya Kenzo
Gibran hanya menggeleng kecil, walau sebenarnya ia bener bener tidak baik baik saja
"Gua tunggu lu siap cerita" ucap Kenzo yang tetap berada dihadapan Gibran
Gibran sangat tau Kenzo ini hampir mirip dengan sifat nya keras kepala dan tak akan berhenti sebelum keinginan nya tercapai
"Abang Rasya" ucap Gibran lalu menunduk
"Bokap Lo lagi diluar Abang Lo yang buat Lo hancur" ucap Kenzo yang selalu sesuai dengan fakta
"KENAPA dia" tanya Kenzo sedikit kesal
"Dia gak anggap Gibran adik bang" ucap Gibran sambil menggigit bibir bawahnya
Kenzo yang melihat itu duduk dan menenangkan Gibran, saat ini yang Gibran butuh kan ialah ketenangan bukan nya ceramah atau makian
Bagi Kenzo Gibran ini memiliki hati yang lembut yang tak pantas dirusak namun sayang keluarga nya sendiri yang menghancurkan nya
"Makasih bang" ucap Gibran dengan tulus
"DIDUNIA ini banyak orang Gibran, jika tidak dihargai di satu sisi masih ada orang yang menghargai kita, jadi Lo jangan ngerasa sendiri" ucap Kenzo meyakinkan Gibran
Gibran mengangguk paham ia sangat senang karena Kenzo selalu paham dengan apa yang sedang ia rasakan
"Ketika dipatahkan keluarga sendiri, maka cari lah pembangkit walau itu dari orang asing" sambung Kenzo
"Hidup itu harus dilakukan dengan kebahagiaan" ucap Gibran
Kenzo senang mendengar Gibran sudah mau menyahuti perkataan nya sungguh ia tak suka melihat Gibran menjadi orang yang pendiam
"Makasih yang bang Ken "
Kenzo memberikan senyuman dan anggukan kecil kepada Gibran
.......
"Al " panggil Rasya
"Kenapa sya" ucap Al
"Gua mau Lo pecat Gibran" pinta Rasya dengan nada dingin
"Dih ku bercanda kan" kekeh Al
"Gua seriuss" ucap Rasya ingin pergi namun ketika hendak pergi ia ditahan oleh Al
"Lo gak ada hak buat nyuruh gua mecat dia" tekan Al
Setelah mengatakan itu Al pergi dan meninggalkan Rasya, kini kedua tangan Rasya terkepal ia bener bener kesel
"ARGHHHHHHHHHHHH" Rasya menendang tong sampah yang kebetulan dekat dengan nya, ia mengusap kasar wajah nya
.........
"Gib" panggil Leo
"Hmm" Gibran melihat Leo
"Lo mau gak bantuin gua" tanya Leo
"Ngapain" tanya balik Gibran
"Itu guaa mau Lo bantu gua pliss" ucap Leo penuh ketakutan
"Lo kenapa getar gitu" tanya Gibran
"Pokoknya Lo tolongin gua ya" pinta Leo lagi
"Oke deh" jawab Gibran
"Lo serius"
"Iyee"
"Nih Lo datang ke lokasi itu gua udah kirim alamat nya ke Lo " ucap Leo dan pergi meninggalkan Gibran yang masih bingung dengan apa yang akan ia lakukan di lokasi ini
.......
Gibran berjalan sungguh ini tempat yang asing bagi nya
"Lo leoo" ucap seseorang yang sangat asing bagi Gibran
"Leoo .." belum siap Gibran menjelaskan perkataan nya sudah dipotong " bayar utang Lo " ucap orang berbadan besar itu.
.....