bab 14

365 25 2
                                    


Gibran pulang larut karena ulah pemuda tadi

Saat Gibran hendak menaiki tangga ada sebuah suara yang menghentikan nya

"DARI MANA KAU" tanya Riko dengan nada yang selalu ia berikan pada Gibran

" Maaf pah bukan urusan papa " jawab Gibran

"Gak sopan kamu ya" ucap Riko

"Kenapa papa mau hukum aku lagi iya" tanya Gibran

Riko yang tersulut emosi menarik tangan Gibran. Gibran sudah sangat pasrah ia bener bener lelah untuk saat ini

Riko membawa Gibran ke gudang rumah dan menghempaskan Gibran dengan kasar Kedinding gudang

"Aarghhh" rintih Gibran pelan

"Sudah pintar kamu ya anak sialan iyaa sudah pintar menjawab tadi " ucap Riko dengan emosi

Riko mengambil sebuah tongkat yang ada di gudang

Dan memukul kan nya ke sembarang arah badan Gibran

Bughh!!!!

"SUDAH PINTAR MENJAWAB"

Bughh!!!!.

"KENAPA ANDA HARUS HIDUP"

Bugggh!!!!

"DASAR BENALU"

Bughhh!!

Bughh!!!

Sudah puas menghukum Gibran Riko pergi keluar tanpa memperdulikan Gibran yang sudah terkulai tak berdaya

"Sa..kit" ucap Gibran lemah

Gibran berusaha berdiri mencari pegangan, ia memegang dinding sebagai alat yang membantu nya untuk bertahan berdiri

Gibran berjalan kekamarnya perlu memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk nya saat ini

Gibran membuka pintu kamarnya tanpa peduli badan nya yang sudah sakit ia langsung menidurkan badan nya

Ketika ia lelah dengan dunia yang tak sesuai dengan harapan nya yang bisa ia lakukan adalah tidur. Setidaknya tidur lah yang dapat bersahabat untuk nya.

............

Seperti biasa pemandangan yang selalu Gibran lihat ialah keakraban anak dan ayah. Tanpa ambil pusing Gibran langsung pergi dan melewati meja makan

"Gibran" panggil Rasya

Gibran menghentikan langkahnya

"Sarapan dulu yuk" ajak Rasya, kali ini Rasya ingin mencoba untuk lebih dekat dengan nya

"Gibran gak lapar " ucap Gibran

"Udah sya gak usah dipaksa anak sialan itu" ucap Riko tanpa memperdulikan perasaan Gibran

Gibran semakin sakit hati ia melangkah kan kakinya keluar rumah

"Pa kenapa ngomong gitu sih" ucap Rasya. Riko hanya diam "biasanya juga gitu" ucap Riko dengan enteng nya

Rasya sudah tak habis pikir dengan papa nya ini, ia berangkat kesekolah terlebih dahulu karena kesel dengan papanya

"Maaf sya papa belum bisa" ucap Riko yang lebih memperdulikan ego nya dari pada anaknya.

...........

Indro yang melihat Gibran sudah datang langsung menghampiri nya

"Gibran" sapa Indro dan langsung merangkul Gibran

"Aushh" ringis Gibran, Indro yang mendengar itu kaget " kenapa" tanya Indro khawatir

"Eng...enggak kenapa Napa" ucap Gibran "OOO iya bang Gibran ada pr jadi harus buru buru kekelas" alih Gibran

Indro yang tau Gibran sebenarnya menyembunyikan sesuatu hanya kecewa karena Gibran tak memberi tahunya

.........

"Gibrannn....." Teriak kanza

"Hmm" ucap Gibran

"Iiih lu tau gak bentar lagi kitaa ujian" ucap kanza

"Tau kanza kan diumumkan nya digrup" jawab Gibran seadanya

Ditengah asiknya kanza dan Gibran mengobrol Leo datang. Kanza dan Leo sudah lama tidak sapaan sama seperti Gibran

"Aneh sekarang dia menjauh" ucap kanza

Gibran yang tau kenapa Leo menjauh hanya memilih diam, sungguh ia sangat merindukan sosok Leo yang dulu

"Udah gib gak usah dipikirin kan masih ada guaa" bujuk kanza pada Gibran

Gibran tersenyum dan bahagia karena kanza masih tetap menjadi sosok sahabat yang selama ini ia Kenal

Tingg

Notif hp Gibran berbunyi

'gua pengen ngobrol berdua dengan Lo' Leo

'oo oke' Gibran.

.........

Kini mereka berdua sedang berada di taman belakang sekolah

"Ada apa " tanya Gibran serta membuka obrolan dari kesunyian tadi

"Guaa cuman mau bilang ke Lo jauhi kanza" ucap Leo

"Gua gak suka lu dekat dekat dengan kanza, bang Indro dan bang Kenzo. PAHAM " ucap Leo

"Kenapa" tanya Gibran

"Karena yang harusnya sendiri itu Lo bukan gua" ucap Leo mendorong Gibran, tak lama Leo pergi meninggalkan Gibran yang masih berpikir

"Jangan lakuin" sontak Gibran kaget mendengar suara itu "bang Kenzo" kaget Gibran "sejak kapan Abang ada disini" tanya Gibran

Kenzo memandangi Gibran dengan senyuman tulus"sejak tadi, pesan gua lu jangan lakuin itu" perintah Kenzo

"Karna gua, kanza dan Indro akan lebih memilih elo" ucap Kenzo

"Bang Ken jangan bilang ini ke kanza dan bang Indro ya" pinta Gibran

Kenzo tau maksud Gibran ia tak mau Leo dibenci oleh kanza dan juga Indro

"Okee" ucap Kenzo

"Tapi kalau dia nyakitin elo gua gak janji " ucap nya lagi

Gibran senang karena Kenzo mau menolong nya dan merahasiakan ini semua dari indro dan kanza

"Lo jangan Pendem sendiri ya gib" pinta kenzo

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang