bab 5

280 23 0
                                    


"Dari mana aja Lo" kalimat itu membuat langkah Gibran terhenti saat baru memasuki rumah

"Kerja" jawab Gibran jujur karena untuk apa lagi ia sembunyikan toh Abang juga sudah tauu

"Siapa yang nyuruh Lo kerja" tanya rasya dengan tatapan yang tajam kali ini

"Gu..gue sendiri" jawab Gibran gugup

"Gua suruh Lo berhenti" perintah Rasya

Gibran yang tertunduk kini menatap Rasya dengan tatapan yang bingung

"Gak " jawab singkat Gibran

"Lo itu ya. Gua bilang berhenti ya berhenti " ucap Rasya penuh penekanan

"Maaf bang untuk itu Gibran gak bisa" jawab Gibran

"Apa yang kurang buat Lo sih, bokap udah nampung Lo dirumah ini, bokap juga udah kasih Lo uang bulanan....GAK CUKUP!!.....IYA" ucap Al tak bisa menahan emosi

Gibran masih berusaha untuk memberikan jawaban pada Abang nya itu

"Gibran gak bisa jawab" ucap Gibran

Rasya semakin tersulut emosi, ia sudah bener bener tidak bisa Manahan diri lagi

"Ikut guaa sekarang" ucap Rasya menarik tangan Gibran secara kasar, Gibran ingin memberontak tapi ia tak bisa tenaga Rasya sangat kuat darinya

Rasya membawa Gibran kearah gudang, Rasya menghempaskan Gibran kesembarang arah diruangan itu

BRAKKK

Tubuh Gibran terhentak didinding dengan kuat. Gibran masih berusaha Manahan rasa sakitnya

"Hanya karena bokap lagi ada tugas diluar negri. Lo sekarang udah bisa ngelawan iyaa" teriak Rasya pada Gibran

"Malam ini Lo tidur disini" ucap Rasya pergi meninggalkan Gibran digudang seorang diri

........

"Arghhhhhhhhhhhh, sial kenapa sekarang sih" ucap Gibran memegang kepala nya dengan kuat

"Sakitt bangett, pliss jangan sekarang" Gibran memukul mukul kepala nya dengan harapan sakit itu hilang

"Arghhhhhhhhhhhh...!!!" Gibran tak dapat menahan bobot badan nya ia terkulai lemas di lantai

"Sa..kit..!" Ucap Gibran berharap ada yang membuka pintu gudang itu

Ia juga merasakan ada yang mengalir dihidungnya. Saat mengusap nya Gibran kaget ternyata ia mimisan

Gibran segera menghapus darah yang ada dihidungnya itu

"Maa.... Gibran kangen" ucap Gibran dengan nada lemah

.............

"Eh za kira kira Gibran gimana ya sekarang" tanya Leo

"Gimana maksudnya" ucap kanza

"Gua gak tau tiba tiba gua inget dia" ucap Leo dengan nada khawatir

"Lu tenang aja ya pasti Gibran baik baik aja" kanza berusaha menenangkan leo

" Tapi za Lo tau sendiri kan bokap nya Gibran tuh gimana" ucap Leo dengan muka yang serius

Kanza hanya diam mematung sungguh saat ini ia juga khawatir dengan Gibran

"Udah tenang aja bokapnya Gibran kan lagi gak dirumah" sambung Kenzo yang tiba tiba datang

"Eh bang kapan datang " ucap kanza

"Dari tadi Lo pada aja yang kagak nyadar" ucap Kenzo seadanya

"Eh bang Indro gak ikut bang " tany Leo

"Kagak dia nemenin nyokap nya" ucap Kenzo seadanya

........

"Gua harap Lo aman ya gib" ucap Indro

"Udah Gibran pasti aman" jawab bunda

"Tapi Bun kenapa dadakan banget kita pergi nya" ucap Indro dengan kecewa

"Ndroo bunda ada kerjaan, gak mungkin kan bunda ninggalin kamu sendiri" bujuk bunda

"Ya tapi Gibran tinggal sendiri Bun" ucap indroo

"Bunda tau Gibran anak kuat, kita juga gak lama cuman seminggu Indro" jelas bunda

"Terserah bunda deh" ucap Indro dengan pasrah

............

"Keluar" ucap Rasya dengan dingin

Gibran yang melihat pintu sudah terbuka berusaha berdiri 'gak gue gak boleh terlihat sakit didepan bang Rasya' batin Gibran

Ia berusaha jalan dengan keadaan yang baik baik saja walau rasa sakit yang harus ia tahan untuk saat ini

"Gua saranin Lo keluar dari kerjaan Lo" ucap Rasya dengan nada sedikit dingin

Gibran yang memang sudah jalan tadi langkah nya terhenti " kenapa" tanya Gibran pada Rasya

Rasya berjalan mendekat ke Gibran
"Karna Lo bakal buat malu keluarga"
Jelas Rasya walau bukan itu alasan nya tapi ia masih tetap kukuh pada gengsi nya

"Tenang aja untuk itu gak akan ada masalah kok" ucap Gibran meyakinkan

Rasya terkekeh geli senyuman tipis tertarik. Ia menatap Gibran dengan tatapan tajam "Lo jadi pelayan sama aja Lo ngejatuhi nama bokap paham Lo" tegas Rasya pada Gibran

Rasya pun beranjak pergi namun baru beberapa langkah, langkah nya terhentikan karena ucapan Gibran

"Gak bakal" ucap Gibran

Rasya menoleh kebelakang melihat Gibran dengan tatapan remeh nya

"Gak akan bang Rasya tenang aja " ucap Gibran

"Orang orang hanya tau bahwa papa punya satu anak di Indonesia sedangkan bungsu nya diluar negri" jelas Gibran

"Gak ada yang tau bahwa bungsu keluarga ini bekerja menjadi pelayan" ucap Gibran

"Dan gak akan ada yang tau kalau Gibran adalah adik Rasya " jelas Gibran penuh penekanan dan pergi meninggalkan Rasya yang masih mematung mendengar penjelasan Gibran

'maaf gib gua dan papa salah' batin rasya

...,......

"Woy gib gua kira lu bakal telat" teriak kanza yang sudah duduk dikelas

"Tauu malahan gua kira lu bakal absen hari ini" ucap Leo

"Gak mungkin lah gua absen " jelas Gibran

"Eh gib lu tau gak" ucap kanza membuat Gibran dan Leo bingung

"Enggak emang apa" tanya Gibran pada kanza

"Bang Indro sama bunda nya ke bandung selama seminggu" ucap kanza

"Lo serius " tanya Leo

"Iya lah gua dapat info dari bang Kenzo tadi" jelas kanza

"Kok bang Indro gak ngabarin gua ya" ucap Gibran kecewa

"Alah mungkin bang Indro buru buru orang perginya aja dadakan gitu" bujuk Leo pada Gibran agar Gibran tidak sedih lagi

" Bener paling nanti bakal ngabarin Lo" ucap kanza

Gibran hanya diam tentu ia masih kecewa kenapa bunda dan Indro pergi tanpa mengabarinya

"Udah lu tenang selama gak ada bang Indro guee bakal jagain Lo" ucap Leo

"Dihh enak aja guee aja deh yang jagain Lo gib" ribut kanza

"Eh Lo pada kira gua bocah pake segala dijaga" ketus Gibran

.........

"Halo" ucap orang disebrang telpon

"Kenapa gak ngabarin sih" ucap gibran

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang