Pagi ini Gibran dihukum guru fisika nya karena tidak mengumpulkan tugas, bukan karena tak siap namun buku nya itu hilangGibran dihukum untuk membersih taman belakang sekolah. Ia memegang sapu lidi, sudah setengah dari halaman yang luar itu ia bersihkan.
Karena lelah kepala nya mulai memberat belum lagi sinar matahari yang menusuk masuk keubun ubun nya
Gibran terduduk di rerumputan mengatur napasnya yang sudah terengah engah ia memejamkan kan matanya untuk menetral kan rasa sakit dikepalanya
"Gitu aja capek .....heh dasar lemah" ucapan itu membuat Gibran membuka mata nya, tepat dihadapan nya ialah Leo
"Mau apa Lo kesini" tanya Gibran
"Hmm mau apa ya" Leo berjalan mondar-mandir "mau lihat Lo dihukum lah" ledek Leo
"Gua udah dihukum puas Lo" ucap gibrann
"Hahahaha, jelas puas lah ditambah ngeliat muka lu yang penuh dengan penderitaan itu " senyum sini terukir dari bibir Leo
"Bentar bukannya Lo dihukum ya kok Lo malah nyantai sih" ucap Leo
"Bukan urusan Lo" jawab Gibran
"Tentu urusan gua dong Gibran secara ini kan hasil dari usaha guaa" ucap Leo meremehkan
"Maksud Lo" tanya Gibran
"Seorang Gibran tidak membuat pr itu mustahil" ucap Leo
"Lu mau tau letak buku Lo dimana" ucap Leo
"Lo yang ambil buku gua" tanya Gibran ngegas
"Binggo.... Tepat sekali" ucap Leo
Gibran bener bener sudah habis pikir dengan jalan pikir Leo. Ia nekat mengambil buku nya hanya untuk melihat dirinya dihukum
"Lu gak ada kerjaan apa" kesel Gibran
"Ada yaitu membuat Lo menderita" ucap Leo
"Dimana Lo letakin buku gua " tanya Gibran
"Hahahaha Lo mau tau"
Gibran mengangguk
"Di sana " tunjuk Leo pada tempat pengumpulan sampah di sekolah mereka yaitu letak nya cukup jauhh agar tidak aroma nya tidak menggangu
"Sekarang gua pengen lihat lu jadi pemulung" ucap Leo
"Lo kenapa jadi gini sih le " tanya Gibran
"Kalau gua ada salah lu bilang le, jangan kaya gini" ucap Leo
"Lu gak ada salah cuman rasa benci ini aja yang tumbuh dengan sendirinya" ucap leoo
"Yaudah selamat menjalankan hukuman, oiya nanti kalo dapat sampah yang banyak lu jual aja sampah nya buat Lo makan" ledek Leo dan pergi menuju kelas
Gibran berdiri menyelesaikan hukuman nya, setelah selesai iya pergi ketempat rongsokan itu, mau gak mau ia masuk ketempat pembuangan itu untuk mencari bukunya
Ia mencarinya disetiap sudut tak ia tinggalkan akhirnya bukunya ketemu. Namun kini badannya sangat kotor dan bau
"Gimana cara nya gua masuk ke pekarangan sekolah kalau gini" ucap Gibran pasrah ia tetap lanjut berjalan menuju kelas nya
..........
Disepanjang jalan ia menjadi sorotan karena keadaan nya yang kumuh dan bau yang dihasilkan dari tempat rongsokan tadi
"Eh gib Lo habis mulung" ucap salah satu murid membuat murid lainnya tertawa
"Tauu kalo mau mulung jangan disekolah diluar Sono" ucap salah satu murid
Leo memperhatikan Gibran yang sedang dicemoohkan habis habisan oleh anak anak disekolah itu
"Ini baru awal Gibran" ucap Leo
Gibran hanya diam menerima cemoohan itu toh cemoohan itu tidak salah ia bener bener bau saat ini
"Woii" teriakan itu membuat siswa siswi yang tertawa terdiam
"Ada apa kumpul disini dikira ada sirkus apa BUBAR.." teriak Indro
Murid murid bubar, Indro segera menghampiri Gibran namun Gibran menghindar hal itu membuat Indro bertanya tanya
"Kenapa" tanya Indro
"Gibran lagi bau " ucap Gibran
"Lo habis dari mana" tanya Indro
"Gibran habis dihukum dan mengambil buku ini ditempatkan rongsokan" ucap Gibran apa ada nya
"Kok bisa Disana" namun Gibran hanya diam, Indro tau betul Gibran tidak akan cerita kepada nya maka ia menarik tangan Gibran dan membawa Gibran ke lokernya
Indro memberikan baju dan parfum pada Gibran
"Lah bang untuk apa ini" tanya Gibran
"Ya lu pake lah, buru ganti" perintah Indro
Gibran mengganti pakaian nya dan memakai parfum yang diberikan oleh Indro
"Thanks ya bang" ucap Gibran
"You are welcome"
...........
"Gibran" panggil Al pada Gibran
"Eh bang Al ada apa "
"Lo kerja kan hari ini, bareng aja gimana" tawar Al.
"Hmm boleh" ucap Gibran
Al dan Gibran berjalan namun tiba tiba ada mobil yang menutupi jalan mereka.
"Gib Lo pulang dengan gua" ucap Rasya didalam mobil
"Enak aja, eh Gibran dia mau kerja jadi dia pulang sama gua" ucap Al
"Hidih siapa Lo ngatur emang Lo siapa nya " sahut Rasya
"Gua bos nya sekaligus kakaknya .Lo yang siapa " ucap tegas Al.
Gibran hanya melihat kedua orang yang didepan nya ini ribut tanpa hentinya.
"Gibran sama gua aja" ajak kanza yang tiba tiba datang dengan motor
"Oo oke" ucap Gibran
"Bang Rasya bang Al duluan ya bareng Gibran "teriak kanza
"Hmm iyaa" ucap keduanya kompak. Tiba tiba mereka terhenti mereka mengingat lagi
"Astaghfirullah Gibran" ucap mereka kompak
"Ah udah lah sya salah Lo ini mending gua langsung ke caffe gua" ucap Al langsung pergi
Rasya cukup kecewa karena lagi lagi ia gagal mendapatkan celah maaf dari Gibran
............
Bersambung