Naura tiba dengan nafas yang memburu diruangan Gibran.
Pemandangan yang Naura lihat adalah kehancuran semua sahabatnya dan dokter KamalNaura mengambil posisi didekat brankar Gibran disisi lain yang kosong
"Hei... Lo nyerah ya" ucap Naura
"Gua kira Lo bakal memilih bertahan" ucapnya lagi
"Sakit banget ya untuk bertahan DIDUNIA ya kejam ini" ucap Naura penuh penekanan dan kehancuran
"Kalau gua egois boleh gak" tanya nya pada Gibran yang sudah tak berdaya
"Gua mau Lo bangun.....pliss!! " Ucap Naura dengan nada yang lemah sangat lemah ia bersandar pada dinding rumah sakit karena tidak sanggup melihat Gibran didepan nya
"Plisss bangunn..." Ucap Naura hancur mengusap kasar wajahnya, kacau itu yang dirasakan Naura saat ini
"Lo udah janji gib, Lo udah janji dengan guaaa....." Teriaknya
Naura melihat dokter Kamal yang memeluk kanza, ia mendekati dokter Kamal "om dok" panggilnya bergetar
"Dia.... Dia harus bangun om dok"ucap Naura menjatuhkan dirinya hingga ia hanya memegang satu sisi brankar Gibran
"Dia udah janjiii....bakal bertahan" ucap Naura kacau kata katanya sudah tak bisa tertata lagi
"Bangunnnnn.." teriak Naura frustasi
"Hikss..."
Tak lama Rasya menyusul walau kondisi nya masih lemah ia menyusul dan melihat semuanya menangis didekat Gibran
Kenzo yang ingin memberikan ruang kepada Rasya mengiringi teman temannya sedikit memberi ruang untuk Rasya
Rasya mendekati brankar adiknya dengan tatapan nya kosong
"Hei adik Abang" panggil Rasya
"Lucu ya dulu Abang marah kamu panggil Abang sekarang malah Abang yang manggil kamu adik" ucap Rasya mengingat betapa kejam dan dingin nya dulu pada Gibran
Flashback on
"Bang Rasya" panggil Gibran kecil
"Jangan panggil gua dengan sebutan itu" ucap Rasya kasar
"Kenapa bang, teman teman aku panggil Abang mereka dengan sebutan Abang kok" ucap Gibran polos
Rasya mendekati Gibran pandangan nya dingin, Gibran kecil begitu takut dengan tatapan itu
"Karena mereka saudara" ucap Rasya
"Kita juga saudara" sambung Gibran
"Gak gua gak Sudi punya adik seperti elo" ucap Rasya lalu pergi
Gibran kecil menangis
Flashback off
"Kamu marah ya sama Abang" tanya Gibran pada adiknya
"Bangun yuk, Abang mau main sama kamu" ucap Rasya
"Brann... Abang udah disini, Abang janji gak bakal ninggalin kamu. Tapi kamu bangun ya" ucap Rasya memohon pada adiknya
"Plisss bangunn" ucap Rasya dengan suara bergetar
"Bangun dekkk" teriak Rasya kacau
"Plisss jangan gini, gua baru aja mau memulai" ucap Rasya pecah dengan tangisannya
Riko dan Rina datang bersamaan, Riko sedikit terkejut dan kaget begitu pun dengan Rina
Keduanya melangkah kearah Gibran, Riko melihat wajah pucat putra bungsunya