bab 31

411 26 12
                                    

Bima sudah mengabari Al dan teman temannya mengenai Gibran yang pingsan di uks hal itu membuat Indro, Rasya, Al, Naura tergesa gesa menuju UKS sekolah

Mereka menunggu Gibran sadar rasa khawatir menyelimuti diri mereka

Mata Gibran bergerak Gibran membuka matanya menerima cahaya masuk ke penglihatan nya

Ia melihat seluruh orang terdekat nya berkumpul, oh ayolah Gibran tidak suka dengan tatapan khawatir itu

"Bang" lirih nya

Semua sontak mendekati brankar Gibran

"Alhamdulillah kamu udah siuman dek" ucap Gibran tanpa sadar

"Dek ?? " Tanya bima heran

Rasya sadar dengan apa yang sudah ia ucapkan "apa sudah saat nya mereka tau" batin Rasya

"Maksudnya dek apa Rasya" tanya Al menginterogasi

"Iya maksud Lo" beo Indro juga turut curiga

Rasya dan Gibran tatapan Gibran melihat betul mata gelisah Abang nya, ia juga sedang menunggu apakah Abang nya akan mengakuinya atau tidak

Naura yang sudah tau berharap Rasya mengakuinya karena bagaimana pun Gibran adalah adiknya

"Itu kan kita semua udah anggap dia adik kita jadi untuk perwakilan gua panggil dia dek" jelas Rasya gugup

"Ooo bilang kek" ucap bima

"Tauuu kirain apa apa" ucap Al ikut bercanda

Indro masih curiga dengan gerak gerik Rasya ditambah Indro juga melihat wajah sedih dan kecewa Gibran setelah mendengar jawaban dari Rasya

Naura turut kecewa dengan jawaban rasya "kali ini Lo salah sya" batin Naura

"Gib kok Lo bisa pingsan sih" tanya Al

"Itu bang tadi Gibran telat masuk jadi dihukum" jelas Gibran

"Kenapa bisa telat masuk gak biasanya" tanya Indro

"Itu bang Gibran...itu hah iya gak sengaja ketiduran diperpus saat ngerjain tugas" ucap nya bohong

Indro sebenarnya kurang yakin tapi kalau emang sudah Gibran yang bilang mau gimana lagi

"Terus kok bisa pingsan" tanya Rasya, merasa aneh karena jika tidak sarapan itu semua mustahil karena Gibran tadi sarapan

"Duh kalo alasan sarapan pasti bang Rasya gak percaya" batin Gibran takut

"Itu bang Gibran kaya nya kecapean kan gimanapun Gibran kerja sambil sekolah" jelas Gibran mencari alasan

"Kan udah Abang bilang jangan terlalu memaksakan diri Gibran " jelas Al yang kesal karena saat Gibran bekerja di caffe nya ia selalu menyuruh Gibran istirahat tapi Gibran nya yang tidak mau

"Yaudah istirahat ya" pinta Indro

"Gua makin curiga dengan Lo gib pasti obat yang diperiksa kakak gua ada hubungan nya dengan pingsan Lo sekarang" batin Naura menatap sendu Gibran

.........

Di depan pintu UKS sudah ada pemuda yang mengepalkan kedua tangan nya kuat

"Gua gak suka ngeliat mereka dekat dengan Lo gib, Lo sahabat guaa bukan mereka" ucap Leo geram

"Gua benci Lo yang dekat dengan mereka"

"Gua cuman mau Lo seperti dulu hanya menjadi teman gua gak ada yang lain" sambungnya

"Gua bakal buat mereka jauh dari Lo gib" ucapnya lalu pergi

............

Riko melamun di kantor ia mengingat pertama kali ia mengingat kan Gibran untuk fokus belajar kemarin

Dia mengingat saat melihat senyum putranya, sungguh ia sangat bahagia

"Papa senang nak"

"Kamu sabar ya sebentar lagi kamu akan menjadi putra papa"

"Papa akan kembali menganggap mu putra papa" ucapnya melihat foto putra bungsunya

..........

Kanza mengintip dijendela UKS ia melihat Gibran yang sedang tertidur pulas

"Kenapa sih gib? kenapa Lo harus nyembunyiin buku gua" tanya nya sendiri melihat Gibran dari jendela

" Kalau Lo butuh duit Lo harusnya bilang bukan malah ambil dompet gua diam diam" lanjutnya lagi

"Maaf gib tapi gua udah terlanjur kecewa dengan Lo"

"Gua benci Lo yang sekarang gib"

..........

"Gio kapan rencana itu kita laksanakan" tanya Leo dengan senyuman diwajah nya

"Dua hari lagi" jawab gio







Bersambung

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang