bab 36

256 23 7
                                    

Merasa terpanggil Gibran melihat kearah orang yang memanggilnya

"Eh bang Al bang Indro ada apa" tanya gibran

Keduanya melihat Gibran datar dan marah "gak usah sok gak tau deh" ucap Al dengan nada kesal

Gibran bingung dengan Al "maksud Abang Al" tanya Gibran

"Alah jangan karena kita udah anggap Lo adek, Lo jadi semena mena gini" ucap ketus Indro

"Maksud Abang apa Gibran gak ngerti" ucap Gibran dengan nada sedikit pelan

"Woi kalian apa apaan dah ngomong kasar gitu ke Gibran" bela bima

"Lo diam ini urusan kita dengan anak yang gak tau diri seperti dia" ucap Al penuh emosi

Al menunjuk muka Gibran "gua kira Lo ajak baik, ternyata apa Lo cuman anak yang gak tau diri" ucap Al ngos-ngosan

"Bisa bisanya kita termakan dengan muka Lo yang lugu itu" sambung Indro dengan emosi

"Kalau tau sifat Lo yang asli gini mending kita gak usah Deket" ucap Al

"Tau mentang mentang dia kita prioritaskan dianya semena mena Dangan kita" sindir Indro

"Lo kira Lo raja iya, ngerasa paling wah Lo" ucap ketus Al

"Eh udah Lo pada ngapa dah jadi kasar gini, ingat kalian udah anggap dia adik" ucap bima

"Heh adik gua gak Sudi nganggap orang kaya dia adik" ucap Al menunjuk dan mendorong Gibran

Gibran sedikit terdorong kebelakang
"Bang pasti ada kesalahan pahaman" ucap Gibran

"Heh selain PHP Lo juga seorang pembuat ya Gibran" ucap Indro

"Mulai saat ini Lo adalah orang yang gua benci paham" ucap Indro lalu pergi

"Bang Indro" panggil Gibran

Namun Indro tak menghiraukan nya

"Heh dasar benalu" ucap Al lalu pergi

Gibran yang tidak tau kenapa kedua Abang nya marah padanya, hanya bisa menerima cai maki dari Abang yang sudah dianggapnya seperti Abang

"Gibran" panggil bima

"Maaf bang Gibran mau sendiri jangan ganggu Gibran ya" ucap Gibran lemah

"Lo basah gua juga basah kerumah gua yok ganti baju nanti masuk angin" ajak bima membujuk Gibran

"Abang pulang ya" pinta Gibran

Bima hanya menuruti apa mau Gibran ia pergi pulang kerumah nya

......

Gibran berjalan ditengah hujan yang deras, semua yang dikatakan Abang Abang nya terdengar kembali

Sontak ia menutup telinga nya

Perasaan hancurr "arghhhhh!! " Teriak nya

"Kenapa gua gak mati aja sih, sekarang semuanya benci dengan guaa" teriaknya dijalan yang sepi

Kaki nya melemah ia terduduk dijalanan "kenapa gak ada yang mau dengar penjelasan gua" monolog nya

Gibran berjalan hingga tiba dirumah nya

Sepi itu yang dirasakan Gibran didalam rumahnya

Gibran berjalan dengan pandangan yang kosong, ia berjalan menuju kamar mandinya

Menghidupkan airnya sehingga membasahi dirinya

Ia membiarkan dirinya basah, ia meluruh kebawah bersandar pada dinding toilet

Rasa sakit dikepalanya kambuh, sakit itu kembali ia rasakan ia menjambak rambut dan memukul mukul kepalanya

Tersiksa itu yang Gibran rasakan kini seorang diri dirumah

"Apa gua harus percaya dengan takdir" monolog nya

"Gua nyerah boleh gak sih"

"Kalau gua gak ada pasti semua orang bahagia...hikss" pecah sudah tangis Gibran malam itu

Sahabatnya sudah tidak ada lagi yang bisa menemaninya, selama ini sahabat merupakan sumber harapan nya sembuh tapi kini mereka yang menjauh dari Gibran

"Lantas untuk siapa gua bertahan"












Bersambung

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang