bab 28

475 39 8
                                    











Gibran yang baru pulang melihat Rasya dan papanya sedang makan dimeja makan, karena lelah ia tak terlalu memperdulikan itu ia langsung jalan menuju kamarnya

"Kamana anda" ucap Riko

"Kamar pa" ucap Gibran langsung pergi menuju kamarnya

Riko melihat punggung anak nya yang semakin jauh. Rasya yang melihat tingkah papanya tersenyum "yaelah kalau udah nerima dia bilang aja kali" ledek Rasya

Riko menanggapi nya dengan senyumannya "apakah benar udah saatnya papa Nerima kamu nak" batinnya

........

Baru saja memasuki kamarnya Gibran kembali mendapatkan pusing dan sakit kepala yang sangat sakit ia segera berlari meminum obatnya

Setelah meminumnya sedikit sakit kepalanya menghilang

Drtttttt drrtttt..... Telpon Gibran berbunyi Gibran mengangkat nya

"Halo Gibran gimana keadaan mu" ucap dokter Kamal disebrang telpon

"Masih sama dok" ucap Gibran dengan jujur

"Minggu besok kamu akan mengadakan kemo kedua kamu" jelas dokter Kamal

"Maaf dok kayanya kemo kemarin jadi kemo terakhir Gibran ya dok" ucap Gibran

"Gak bisa gitu Gibran" jelas dokter Kamal dengan nada lemah

"Maaf dok saya akan menebus obat saya saja gak usah kemo ya" ucapnya

" Jika dokter memaksa saya tidak akan melakukan pengobatan" ancam Gibran

"Hmm yaudah tapi kamu harus rutin ke sini ngerti " tekan dokter Kamal

"Makasih dok" ucap Gibran lalu menutup telepon nya sepihak

"Maaf dok bukan maksud Gibran, tapi percuma dok hasil akhirnya akan sama yaitu kematian Gibran sendiri " monolog nya

............

Rina yang baru pulang dari kantor suaminya memutuskan untuk membeli sedikit cemilan di minimarket

Disana ia sedang menuju tempat makanan ringan, saat hendak mengambil nya atensinya teralihkan pada suara pemuda yang memanggilnya

"Mama.."ucap pemuda itu dengan nada sangat pelan

Kedua bola mata mereka ketemu, Rina tak bisa berkata apa apa ia membeku begitu pula dengan pemuda yang didepannya

"Ra....rasyaa..." Ucap Rina gugup. Ia mendekati Rasya dan meraba raba tubuh tegap Rasya " ini beneran kamu nak, kamu sudah besar" ucapnya

Rasya yang mengetahui foto mama nya yang memang Riko tunjukkan pada nya waktu kecil dulu yakin kalau yang didepannya ini adalah mamanya

Gibran memang tidak tau mengenai mamanya bahkan fotonya saja ia tidak tau maka dari itu Gibran tidak mengenali Rina saat kecil

Sontak air mata keduanya jatuh, Rasya menepis tangan mamanya itu menjauh. Rina kaget melihat respon Rasya yang begitu kasar

"Lepas saya tidak Sudi anda pegang" ucap Rasya dengan dingin

Hati Rina hancur anak nya membencinya "seandainya saya tidak bertanya pada papa foto siapa di gudang itu mungkin saya tidak akan mengenali anda saya menyesal sudah mengenal anda" ucap Rasya dengan penuh penekanan

Rina menangis "maaf kan mama Rasya maaf" ucap Rina tersedu sedu

"Mama benar benar menyesal.."

"BOHONG!!!" Teriak Rasya

"Anda adalah sumber kehancuran bagi saya terutama adik saya" ucap Rasya dengan penuh emosi, ia juga mengingatkan alasan adiknya dikucilkan papa nya dan dia dulu adalah wanita yang didepan nya ini

"Maaf sya maafkan mama" ucap Rina dengan air mata

"Cihh jangan pernah tunjukkan muka anda pada saya, papa saya , terutama adik saya" ucap Rasya lalu pergi

Tubuh Rina bergetar hebat ia sedih mendengar ucapan Rasya anak yang dulu usianya 2 tahun ia tinggalkan

Anak kecil yang sudah bisa memanggil nya mama dulu kini hanya memanggil nya dengan panggilan anda

"Sebenci itu kamu dengan mama nak" monolog nya

"Maafkan mama nak"









Bersambung

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang