Kini Gibran sudah rapi, ia diingatkan Al untuk berpenampilan yang rapi, tanpa pakaian pelayannya. Gibran hanya mematuhi permintaan Al
Gibran turun dari tangga saat diruang tamu Gibran bertemu dengan Rasya
"Loh gib tumben rapi mau kemana??" Tanya Rasya
"Ini bang ....hmm bang Al ngajak aku pergi" ucap Gibran
"Pergi kemana kok gak bilang sama Abang sih?" Kesal rasya
"Kan dia gak tau kalau aku adik nya bang Rasya" jujur Gibran
Rasya terdiam, memang benar kalau selama ini tidak ada yang tau kalau mereka adik kakak
"Yaudah bang udah telat nih Gibran pergi dulu ya" ucap gibrann dan pergi begitu saja
"Maaf ya gib Abang belum berani cerita keteman teman Abang" ucap nya sedih
..............
Gibran melihat Al yang bersandar dimobil nya, Gibran menghampiri Al dengan senyuman
"Bang Al" panggil Gibran
Merasa terpanggil Al melihat Gibran, Al sedikit kaget melihat penampilan Gibran sebelum nya ia hanya melihat Gibran berpakaian pelayan sekarang ia melihat Gibran berpakaian rapi dengan hodi dan celana jeans, walau terkesan sederhana namun Gibran bener bener keliatan berbeda untuk hari ini
"Akhirnya lu datang juga hmm yaudah yuk masuk" Gibran dan Al masuk kedalam mobil
"Bang Al emang nya kita mau kemana" ucap Gibran
"Ada deh Lo nanti juga bakal tau" ucap Al
'akhirnya gua dan Gibran bisa jalan jalan seperti Abang dan adik, gib gua bakal bikin Lo ngerasa punya Abang yang baik' batin Al
.........
Mereka berdua telah sampai ditempat tujuan, mereka keluar dari mobil
"Pantai" ucap Gibran
Al mengangguk " gua sengaja ngajak Lo kepantai agar Lo bisa tau keindahan laut" ucap Al jujur
Gibran sedikit berbinar, sungguh ia tak pernah kepantai sebelum ini selama ini hanya Rasya yang diajak papa nya untuk ke pantai atau tempat wisata lainnya, sedangkan dia akan dikurung digudang atau dikamarnya
Al dan Gibran melajukan langkah nya menuju tepi pantai mereka duduk di bebatuan pantai, Al terus melihat Gibran agak heran
"Kenapa?? " Tanya Al
"Hehehe maaf ya bang norak banget ya kesannya" ucap Gibran malu
"Eh enggak kok cuman gua nanya aja Lo kaya senang gitu gua aja kesini" ucap Gibran
"Jujur ini pertama kali Gibran kepantai bang
Al melihat Gibran kasian, ia sungguh tidak menyangka Gibran tidak pernah kesini
"Papa hanya mengajak Abang kalau masalah ke tempat wisata" ucap Gibran dengan nada lemah
Al semakin menatap Gibran sendu
"Biasanya Gibran akan dikurung di gudang atau dikamar" ucap Gibran dengan jujur. Tak sadar air mata Gibran juga menetes saat mengingat masa kecilnya
Al merangkul Gibran dengan erat
"Sekarang gua yang ajak Lo kesini" ucap Al
Gibran melihat Al dengan dalam, ia mengangguk
"makasih bang, berkat bang Al Gibran ngerasa punya Abang yang sedang mengajak gibran ketempat wisata" ucap Gibran jujur dengan senyuman yang tulus
'gua seneng gib, gua bisa jadi sumber kebahagiaan Lo, akhirnya gua ngerasa punya adik' batin Al
"Gua akan ngelindungi Lo gib, seperti gua ngelindungi adik gua"
...............
Kini sudah malam tentu Gibran sekarang sudah berada di rumah nya. Gibran turun kebawah melihat Riko dan Rasya yang sedang menonton tv, sebenarnya ia sedikit iri namun ia hanya bisa menerima
"Gua masih percaya kok hari itu akan tiba" ucap Gibran pada dirinya sendiri
Rasya menyadari Gibran ada disana "gibrann" panggil Rasya. Karena suara Rasya Riko juga ikut menoleh pada Gibran
"Iya bang" jawab Rasya
"Sini gabung nonton " ajak Rasya
Gibran hendak mengiyakan namun tubuhnya tidak mendukung mendadak perutnya berasa tidak enak sehingga ia merasa mual
Gibran berlari menuju toilet terdekat yaitu yang ada didapur. Hal itu membuat Rasya dan Riko turut khawatir
"Huekkkkk huekkkk" Gibran mengeluarkan isi perutnya, tubuh kembali melemah ia merasakan sakit yang luar biasa
"Gibrann " teriak Rasya mengetuk ngetik pintu toilet "gib buka gib Lo kenapa" tanya Rasya yang terus mengetuk pintu
Gibran tak ingin keluarga nya mengetahui dirinya sedang sakit ia mencuci mukanya menahan pusing dikepala nya dan membuka pintu
"Gib Lo gak papa kan" ucap Rasya khawatir
Gibran mengangguk pelan " gak papa tadi Gibran cuma kebelet" ucap Gibran berbohong. Sebenarnya Rasya tidak percaya dengan Gibran tapi apa boleh buat Gibran nya juga tidak mau jujur
"Gibran kekamar ya bang" ucap Gibran
Riko yang sedikit khawatir dengan Gibran lebih memilih diam ayolah gengsi nya masih lebih besar
"Bagus deh kalau gak papa, jadi nya tidak perlu uang saya terbuang untuk anda berobat" ucap Riko, membuat langkah Gibran terhenti
Gibran sedikit sakit hati dengan kata kata Riko, bener tau tidak tau papanya tidak akan peduli dengan kondisinya
"Pa... Papa apa apaan sih" ucap Rasya kesal
Gibran lebih memilih untuk lanjut kekamar sungguh ia tidak ingin berdebat tenaga nya sudah habis untuk itu
"Rasya kecewa dengan papa" ucap Rasya langsung pergi kekamarnya
"Maaf nak papa gak bermaksud "
.............
Keesokan nya Gibran lah yang dulu berada di meja makan itu membuat ketiga orang itu berkumpul dimeja makan
Drttt drttt hp Gibran berbunyi membuat atensi seluruh keluarga melihat kearah nya
Gibran melihat siapa yang menelpon nya, ia menolak telepon itu karena tidak mungkin ia menelpon dokter di saat ada keluarga nya
"Kenapa gak diangkat " tanya Rasya
Gibran menggeleng " bang Gibran pamit ya" ucap Gibran buru buru
Membuat Rasya dan Riko melihat nya semakin jauh
"Siapa yang menelpon nya" batin riko
.............
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/372272334-288-k976279.jpg)