"Pahh" panggil Gibran
"Gibran kamu ngapain" tanya Riko
Gibran tersenyum mendekat kearah Riko sungguh Riko juga tidak ada masalah ketika Gibran mendekat kearahnya
Kini Gibran sudah dekat dihadapan Riko, Gibran tersenyum menunjuk ke suatu arah
Riko mengikuti arah jari Gibran ia melirik fokus melihat ada Rasya yang sedang bermain dengan seorang anak
"Bang Rasya" ucap Gibran
Riko melihat Gibran dengan bingung
"Jaga bang Rasya ya pa" ucap Gibran dengan senyuman tulus"Udah pasti papa akan melindungi putra papa"
Gibran tersenyum"bagus deh jadinya aku bisa pergi" ucapnya lagi
Riko melotot melihat Gibran "maksud kamu" tanya Riko
"Jangan sakiti bang Rasya ya pa" ucapnya lagi
"Gak kamu mau kemana jawab papa Gibran"
"Pa coba lihat bang Rasya lagi" menunjuk kearah Rasya, Riko melihat nya lagi "sudah tapi kamu mau kemana" ucapnya lagi saat berbalik tidak melihat Gibran
"Gibran" panggil nya
"Gibran kamu dimana nak"
Riko berkeliling taman mencari Gibran tapi tak kunjung jumpa
"Gibran nak kamu dimana""Jangan main main ya"
"GIBRANN....!!!! " Teriak Riko
Riko terbangun mendapati dirinya yang sedang dikamar, napasnya tidak beraturan membuatnya untuk menetralkan kembali pernapasan nya
"Huuh huh.."
"Gibran" ucapnya lalu pergi kekamar putra nya. Riko membuka ragu kamar Gibran ia melangkah maju menuju ranjang putra nya itu
Ia begitu tenang ketika melihat Gibran yang sedang tertidur"syukur itu hanya mimpi " monolog nya
Riko mengusap kening Gibran "jangan tinggalkan papa ya nak" ucapnya menatap sendu Gibran
Saat ia mengusap surai rambut putranya ia terkejut melihat banyak rambut Gibran yang rontok, padahal ia hanya mengusap nya dengan pelan pelan dan hati hati
"Kamu sehat kan nak"
..........
Pagi hari ini Rasya termenung ia bahkan tak fokus dengan sarapan nya Riko yang melihat keanehan pada putranya tak Tinggal diam
"Kenapa bang" tanya Riko
Rasya melihat Riko "Rasya ketemu mama pah" ucap Rasya hati hati, dimeja makan hanya ada mereka berdua karena Gibran sedang berada dikamar
Riko memegang erat kedua sisi sendok dan garpu yang sedang ia gunakan untuk makan
Rasya yang tau jika papanya sedang kesal "tenang pah Rasya juga gak Sudi mengakui dia" ucap Rasya "dia hanyalah orang asing buat aku, buat papa dan buat Gibran" jelas Rasya
Riko terdiam mendengar Rasya mengatakan semua itu "pah pokoknya Gibran gak boleh tau siapa mama, aku gak rela pah" ucap Rasya
"Kamu tenang ya sya mama kamu tidak akan pernah bertemu dengan Gibran" ucap Riko dengan tegas
"Karena Gibran dan kamu anak papa sya, kalian tidak akan dibawa oleh wanita itu" batin Riko
Gibran yang turun dari tangga duduk di kursi nya sebenarnya ia akan langsung pergi jika Rasya dan papanya duduk duluan tapi kali ini perutnya sangat tidak bisa diajak kerja sama.
"Makan roti ini aja gib enak tau" jelas Rasya semangat
Gibran mengangguk dan memakan roti itu "disekolah belajar nya yang serius" ingat Riko pada kedua putra nya
"Iya pa" jawab Rasya, namun Gibran tak menjawab karena ia tau peringatan itu untuk Rasya tidak mungkin papanya akan mengingatkan nya masalah itu menganggap nya anak saja tidak
"Kalau di ingatkan itu dijawab" sindir Riko
Merasa dirinya tersindir Gibran menatap Riko tak percaya, sebentar apakah papa nya bertanya pada dia
"I..iya pa" jawab Gibran gugup
Riko tersenyum kecil pada Gibran, Gibran yang melihat itu ikut tersenyum, Rasya ikut senang karena papa nya mulai menunjukkan kasih sayang nya pada Gibran
"Semoga akan terus gini ya gib"
Bersambung