" Papa.." panggil Rasya saat sampai dirumah, ia kaget melihat papa nya yang sudah pulang
"Rasya kamu udah pulang" ucap Riko menyambut Rasya dengan hangat nya
"Kapan papa pulang" tanya Rasya
"Baru aja tadi pagi saat kamu udah disekolah" Rasya yang mendengar itu mengangguk paham
"Pah" panggil Rasya lagi
"Hmm kenapa" ucap Riko memandangi Rasya
"Sampai kapan kita perlakukan Gibran seperti ini" tanya Rasya
"Kenapa kamu bertanya tentang itu Rasya" ucap Riko
"Pah kasian Gibran pah" sambung Rasya
Riko melihat Rasya dengan tatapan bingung "kamu ingat sya, gara gara Gibran papa dan mama pisah" ucap Riko terus terang
"Tapi itu bukan salah Gibran pah" ucap Rasya meyakinkan Riko
"Ini semua kesalahan dia Rasya!" Ucap Riko agak tegas
Flashback on
"Rina nanti anak kita kita kasih nama siapa ya" ucap Riko dengan bahagia
"Mas nanti aja ya kita pikirkan yang penting sekarang anak aku dan kamu sehat " ucap Rina dengan tulus"Lihat Rasya jarak nya dengan adik nya sangat dekat ya mas" ucap Rina pada Riko
" 2 tahun gak sih mas jarak mereka nanti" ucap Rina melihat dan mengelus perut nya yang sudah besar itu
"Nanti kita bakal berlaku adil untuk kedua anak kita mas" ucap Rina lagi
"Pasti" ucap Riko kembali mengelus perut istrinya
........
Beberapa bulan sudah lewat tepat dimana kini Rina melahirkan, Riko bener bener khawatir dan bahagia saat ini karena anak nya akan lahir
Tak lama dokter keluar dan mengatakan bahwa bayinya sudah dilahirkan, Riko sangat senang, Riko masuk dengan semangat memegang tangan istri nya
"Kamu hebat bertahan ya sayang " ucap Riko pada Rina. Rina mengangguk namun tatapan Rina berubah ia menatap sendu suami nya itu
Riko pergi sebentar untuk mengambil perlengkapan Rina dan putra nya yang baru saja lahir, senyuman dan kebahagiaan nya tiada Tara untuk saat ini
Sesampainya dirumah sakit Riko dikejutkan dengan ranjang yang kosong yang hanya ada satu lembar kertas di atas nya
Riko mengambil surat itu dan membacanya
'mas riko kamu baca surat ini pasti saat aku udah pergi dari kamu, maaf mas selama ini aku tidak cinta dengan kamu, aku mau menikah dengan mu karena permintaan orang tua aku, saat itu aku sungguh berusaha untuk menerima dan membuka hati ku untuk mu sayang nya gak berhasil mas bahkan sampai Rasya lahir pun aku tak bisa. 5 bulan yang lalu tepat nya aku sudah 4 bulan mengandung putra kedua kita ini orang tua aku meninggal aku sudah berfikir untuk mengakhiri hubungan kita
Namun tidak bisa karena aku sedang mengandung. Mas aku titip putra kita ya jaga mereka berdua dengan baik. Aku pamit....'Setelah membaca surat itu Riko meremas kuat kertas itu, kesal itu yang Riko rasakan. Riko pergi keruang bayi melihat putra nya yang tertidur pulas
"Ini semua salah kau anak sialan" kesal Riko dan pergi meninggalkan Gibran dirumah sakit
Flashback off
" Pah kenapa bengong sih" ucap Rasya kesal
"Hah gak " ucap Riko
"Pah udah ya jangan gini kasian Gibran" ucap Rasya
"Kamu diam Rasya sampai kapan pun papa tidak akan pernah menganggap nya karena dia papa dan mama kamu pisah" ucap Riko
"Papah sangat benci dengan anak itu benci" sambung Riko
"Kalau papa boleh milih papa bakal milih untuk dia mati " ucap Riko terlanjur emosi
"PAPA.." teriak Rasya yang sudah tak mengerti dengan papa nya
Mata Rasya teralihkan ketika melihat Gibran yang ada didekat pintu
"Gi.. Gibran" ucap Rasya
Riko yang mendengar Rasya memanggil Gibran terkejut dan memberanikan diri membalikkan badannya
Tanpa mengatakan apapun Gibran langsung bergegas masuk kekamarnya kini Gibran bener bener merasa hancur ketika mendengar harapan ayah nya agar ia segera mati
.........
"Pah papa tega banget sih" ucap Rasya
Riko hanya diam dia bener bener tidak bermaksud mengucapkan kata kata tadi
"Pah kasian Gibran pah bahkan dia punya utang dengan orang pah" ucap Rasya
Mata Riko membulat sempurna tangan nya mengepal, "utang??" Ucap Riko lagi. Rasya mengangguk pelan karena emang itu yang ia dengar dari bima tadi
Tanpa aba aba Riko segera berjalan kekamar Gibran. Rasya yang melihat itu segera menyusul Riko namun sayang pintu kamar Gibran ditutup Riko dan dikunci dari dalam
Gibran yang melihat papanya kini tampak sangat marah begitu ketakutan
"SIAPA YANG NYURUH KAMU BERHUTANG HAH!!!" Ucap Riko emosi
Gibran menggeleng kan kepalanya "gak pah Gibran gak pernah ngutang" ucap Gibran
"Dasar pembohong kau anak sialan" ucap Riko mengambil ikat pinggang
Ctasss
Ctass
"Pembuat malu keluarga"
Ctass
Ctass
"Anak sialan
Ctass
Ctass
"Kenapa kau harus lahir anak sialan" ucap Riko dengan emosi
Ctass
Ctass
Suara itu menggema diruangan kamar Gibran, Gibran tak kuasa menahan sakitnya ini benar bener sakit, bersamaan dengan sakit kepala nya yang tiba tiba menyerang
Rasya yang diluar berusaha untuk mendobrak pintu tapi tak kunjung terbuka
"Pah udah pah jangan ya pah" teriak Rasya
Tok tok tok
"Pah Rasya mohon hentika"
Tok tok tok
"Pahh..."
Tak lama pintu kamar terbuka
"Pah Gibran mana pah" ucap Rasya khawatir
Riko menatap Rasya dengan tatapan kosong. Riko pergi meninggalkan Rasya yang masih bertanya. Namun Rasya tak mementingkan itu, Rasya segera masuk kekamar Gibran
Mata nya membulat melihat Gibran terkulai lemas dilantai
"Gibrann..." Teriak Rasya menghampiri Gibran meletakan kepal Gibran dipangkuan nya
"Gib Lo gak papa kan" ucap Rasya khawatir
Gibran tak sanggup berbicara badan nya sakit, kepala nya sakit bahkan batin nya sakit, ia bener bener sudah lelah dengan ini semua
Tanpa berpikir panjang Rasya membawa Gibran keatas kasur menarik selimut dan membiarkan Gibran istirahat
Rasya sedih melihat kondisi Gibran seperti ini, ia bener bener merasa bersalah karena sudah memberi tau papa nya tentang utang Gibran
"Maafin gua gib, kalau aja gua gak beri tau papa pasti Lo gak bakal gini" ucap Rasya