Malam itu Gibran kembali terusik dengan penyakit nya yang kambuh ia kembali memuntahkan isi perutnya pada malam ini. Mimisan itu semakin banyak yang keluar
"Argghh..!!" Rintih nya kesakitan
Ia meminum beberapa pil itu lagi, kepala nya kembali tenangDrrrt drrrt....
Handphone Gibran berbunyi
"Siapa sih yang nelpon tengan malam gini" ucapnya kesal
Saat melihat nama dinomor telp itu ia terkejut "astaghfirullah om dok nelpon" ucap nya kaget
Ia mengangkat telp itu dengan hati hati
"Maaf salah sambung " ucap Gibran
"Salah sambung salah sambung mau dokter suntik kamu" ucap kesal dokter Kamal
"Hehehehe maaf om dok " cengengesan Gibran
"Besok kemo pertama mu kamu sudah siap" ucap dokter Kamal
"Hmm siap gak siap harus siapkan dok" ucap Gibran pasrah
"Om tunggu jam 10 pagi kalo telat atau bahkan tidak datang siap siap penyakit kamu bakalan dokter sebar"
"Iya iya mainnya ngancam Mulu" ucap Gibran
"Ini untuk kebaikan kamu gibran" ucap dokter Kamal
"Iya dok" ucap Gibran
Tutt tuttt tutt
Telpon itu sudah terputus, Gibran kembali keranjang nya dan menikmati tidur malam nya
...........
"Rasya, kamu dan adik mu apa kabar nak" ucap Rina lihat bintang di langit
"Pasti adik kamu sudah besar, kamu juga kan nak" ucap Rina lagi
"Anak bungsuku maafkan mama ya nak bahkan mama gak tau siapa namamu" ucap Rina yang menyesal sudah meninggal anak anak nya
"Sayang " ucap gani
"Pasti kamu teringat mereka kan kenapa tidak kamu ajak ketemuan aja" ucap gani lagi
"Gak mass aku belum siap" keluh Rina
"Yaudah sampai kamu siap mas akan tunggu" ucap gani yang menenangkan istrinya
.............
"Ndroo" panggil Kenzo
"Hmm" ucap Indro
"Lu aneh gak sih sama Rasya kemarin" ucap Kenzo
"Maksud Lo ??" Tanya Indro
"Ya aneh dia menjadi salah satu yang mengaku Gibran adiknya, kalau Al udah jelas dia aja udah bilang anggap Gibran adik lah sih Rasya ??" Jelas Kenzo
"Mungkin dia juga anggap Gibran adik" ucap Kenzo yang bodo amat
"Tapi Gibran pernah curhat ke gua dia bilang bang Rasya tidak menganggap nya adik, kebetulan nama nya sama atau emang Rasya Abang nya Gibran" ucapan terakhir Kenzo itu membuat Indro menghentikan aktivitas bermain handphone sejenak
"Kita harus cari tau" ucap Indro yang mulai serius
" Kalau emang gimana ya " ucap Kenzo
"Gua bakal bawa Gibran pergi jauh dari Rasya" kata Indro
"Eh Lo gila ndro mana bisa gitu " kata Kenzo yang tak habis pikir dengan jalan pikiran nya Indro
"Ya gimana lagi ingat sumber kesedihan Gibran ada pada kakak dan juga bokap nya selama ini kita tidak tau siapa mereka" jelas Indro
"Gua hanya ingin Gibran bahagia" lanjut penjelasan Indro
...........
"Rasya papa dengar kamu dapat juara di olimpiade matematika kemarin" puji Riko
"Iya pah seneng banget menang " dengan semangat Rasya menjelaskan nya
Gibran turun kebawah dan mendengar berita itu ia juga cukup bangga dengan Abang
"Iya dong anak papa kan selalu membanggakan papanya, dari pada anak yang gak tau diri udah diurus bisa nya menjawab" sindir Riko pada Gibran
Gibran yang tau dirinya kena sindir hanya diam
"Pah jangan gitu dong kasian Gibran" bela Rasya pada Gibran
"Buat apa kasiani anak sialan kaya dia , dia itu hanya anak pembawa sial dan buat malu keluarga" ucap Riko dengan enteng
'dari pada gua makan hati mending gua pergi duluan aja deh kesekolah ' batin Gibran. Gibran melanjutkan langkah nya pergi meninggalkan Rasya dan papa nya dirumah
"Pa Rasya gak suka ya papa kaya gitu" ucap Rasya kesal dan pergi
Riko masih melihat kedua putra nya pergi " maaf ya nak, tapi setiap ngeliat wajah kamu bayangan isi surat ketika mama kamu ninggalin papa tertancap kembali" ucap Riko .
"Papa janji gak akan lama lagi papa akan ngakuin kamu anak, yang sabar ya nak"
...............
Gibran berjalan di lorong sekolah
"Gibran " panggil Al
"Eh bang Al ada apa bang" sahut Gibran
"Lo nanti mau gak Nemani gua sesuatu tempat" ajak Al pada Gibran
"Kemana bang "
"Ada deh, nanti gua tunggu Lo dicaffe" ucap Al
Gibran hanya mengangguk dan melanjutkan langkah nya
................
"Leo gua ada tugas lagi buat Lo" ucap gio ditelp
"Lo tenang aja gua juga ada niat untuk ngerjain dia hari ini" ucap Leo
"Baguss gua harap tugas Lo berjalan dengan baik" ucap gio
"Aman"
Tutt tutt tutt sambungan telepon terputus
"Gibran tunggu permainan berikutnya "
.............
Bersambung