bab 15

231 22 4
                                    


Dimana makan sudah ada gio dan juga mama dan papanya

"Gimana sayang kamu jadi ingin bertemu dengan anak mu" ucap gani

"Hmm aku takut mas " jujur Rina

"Kenapa sih bahas itu didepan aku" ucap gio. Gio tak suka ketika mama dan papa nya membicarakan saudara tirinya

"Gio kok gitu sayang ingat merek anak mama kamu" ucap gani menenangkan

"Mah mama udah gak sayang sama aku" ucap gio pada Rina

Rina menggeleng " bukan gitu sayang tapi mama juga rindu dengan anak mama terutama anak bungsu mama" ucap Rina jujur

"Mah pasti mereka sekarang bahagia mah, untuk apa mama pikirin mereka sih" kesal gio

"Gioo tetap aja mama kangen dengan mereka" ucap Rina

"Sudah sayang kalau gitu kapan kamu siap aja ya ketemu dengan mereka " ucap gani dengan tenang

Rina mengangguk dan tersenyum

.........

Kini gio sedang berada dikamar nya

"Aaah sial kenapa sih mereka lagi disebut mama "

"Anak bungsu lah..... Cuman gua anak mama gak ada yang lain" ucap gio dengan kesal

"Lihat aja Gibran guaa bakal bikin hidup Lo menderita " ucap nya dengan penuh kebencian

"Ada untung nya juga gua cari tau tentang mama dan anak nya.....jadi gua bisa bikin hidup Lo menderita " ucap gio

"Gibran cuman gua anak mama bukan Lo atau pun Abang Lo" monolog nya lagi

..............

"Gibrann" teriak Rasya

Gibran yang merasa dirinya dipanggil menghentikan langkahnya"iya bang" ucap Gibran

"Lu balik bareng gua ya" ajak rasya

"Gak dulu deh bang Gibran harus kerja" ucap nya jujur

"Nah kalau gitu Lo gua antar aja ketempat kerja mau" ajak Rasya dengan semangat

"Aah sudah gua gak terima penolak, Lo tunggu disini gua bawa mobil kesini dulu" ucap Rasya dan bergegas menuju mobil nya

........

"Lo jangan terlalu memforsir tubuh Lo berlebihan kalau capek istirahat " nasehat rasya didalam mobil

Gibran sedikit menghangatkan ketika mendapat kata perhatian itu dari Rasya, walau dia sedikit aneh tapi dia akan berusaha untuk membiasakan sikap baru Rasya

Keheningan kembali lagi diantara Meraka "maaf" ucap Rasya

Gibran yang mendengar itu sontak melihat Rasya "buat??" Tanya Gibran

Rasya melihat Gibran " ya buat semuanya, maaf kalau selama ini gua gak bisa jadi Abang buat Lo.......izinin gua jadi Abang yang baik buat Lo ya"

Gibran terdiam ia sungguh bingung harus jawab apa, sebenarnya ia senang akhirnya Rasya mau menerima ia jadi adiknya tapi entah apa yang membuat nya takut sekarang

Rasya yang melihat Gibran bimbang langsung menghentikan mobil nya lalu melihat Gibran dan memegang tangan adik nya itu
"Pliss izinin gua mulai dari awal" ucap Rasya memohon

Melihat Rasya yang memohon seperti itu Gibran tidak tega, Gibran mengangguk pelan berharap keputusan nya ini benar

Rasya yang melihat Gibran mengangguk tersenyum senang ia kembali menyetir dengan bahagia nya

...........

"Ada apa Lo ajak gua ketemuan " ucap Leo

"Gua mau Lo buat dia menderita lagi" perintah gio

"Mudah itu asal " Leo mengkode mengenai uang pada gio

"Ini depe buat Lo kalau Lo berhasil bonus nya bakal gua tambah" gio memberikan jumlah yang cukup banyak

"Lo terima beres nya aja" ucap Leo dan pergi dari sana

"Heh siap siap Lo Gibran penderitaan Lo akan tiba" ucap gio dengan sinis

.........

Drttttt drtttttt

Telp Gibran berbunyi Gibran mengangkat telp nya

"Iya kenapa pa" tanya Gibran

"Antarkan berkas saya yang di meja kertas saya cepat penting" pinta papa nya

"Gak mau ah" goda Gibran

"Cepet mau apa sih anda" ucap Riko di telp

"Dimana mana kalau orang minta sesuatu itu pasti ngucapin satu kata lagi"

"Tolong" ucap Riko langsung mematikan telp nya

Tutttt tutt

"Padahal tinggal  ucapkan kata nak saja apa susah nya sih" ucap Gibran

Gibran mencari Al agar meminta izin pada nya "bang Al Gibran izin keluar bentar ya"

"Iya boleh jangan lama lama" ucap Al

Gibran tersenyum dan langsung pergi kerumah untuk mengambil berkas lalu ia berangkat kekantor papanya

............

Gibran berjalan menuju ruangan nya Riko "ini pa" Gibran memberikan berkas itu ketika melihat Riko

"Lama banget" ucap Riko

"Gak ucapin apa gitu" goda Gibran

"Makasih" ucap Riko dan pergi meninggalkan Gibran

"Tambahin kek kata nak nya susah bener" keluh Gibran dan pergi keluar dari kantor papanya

"Makasih nak"









................

Bersambung

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang