"Satu target sudah beres" ucap Leo pada gio
"Baguss" dengan puas gio mengatakan nya
"Sekarang siapa" sambung gio
"Gua pengen nya bang Al dan bang Indro kita lakukan secara bersamaan" jelas Leo
"Lalu bang Kenzo" tanya gio
"Untuk saat ini bang Kenzo sedang melakukan pertukaran pelajar"
Gio mengangguk paham
..........
Hueekkk huekkkk
Gibran terus muntah di toilet kamarnya, ia juga berusaha menghentikan mimisan nya dengan tissu
Pusing nya menyerang "sakitt" ia bersandar di lantai toilet sungguh ini sakit yang luar biasa dari sebelumnya nya
'apa penyakit gua makin parah ya' batin Gibran
"Argghhhhhh" teriak Gibran karena memang ia tidak bisa menahan sakit ini
Rasya yang dibawah mendengar suara Gibran segera masuk ketoilet ia kaget melihat kondisi Gibran
"Gib Lo kenapa" khawatir Rasya
Gibran hanya geleng-geleng kepala ia tak mau Rasya melihat kondisi nya yang ngedrop seperti ini
"Gua bawa Lo kekasur ya" tawar Rasya
Gibran mengangguk toh ia memang sedang tidak kuat untuk berjalan
Saat sampai diranjang nya Gibran menunjukkan laci pada Rasya, Rasya yang tau kode Gibran langsung mencari sesuatu dan ternyata banyak Pil obat disana, Rasya langsung memberikan nya pada Gibran
Dengan cepat Gibran meminum semua obat itu
Gibran berusaha untuk menetralkan pusing nya dengan memejamkan mata beberapa kali
"Lo sakit gib?? " Tanya rasya
"Pusing doang bang, paling bawa tidur sembuh" ucapnya
"Serius" Rasya meyakinkan
Gibran mengangguk ia memutuskan untuk tidur, Karena ia takut Rasya akan banyak bertanya
Rasya yang sudah melihat Gibran tidur mengambil beberapa pil obat itu
" Gua bakal suruh naura periksa ini obat ke kakak perempuan nya" ucap Rasya langsung pergi
........
"Naura.." panggil Rasya
"Iya saya" ucap Naura
"Lo bisa tolong gua gak"
"Apa"
Rasya mengeluarkan pil obat yang ia ambil tadi "nih"
Naura sedikit kaget melihat obat obatan itu "obat Lo??" Tanya Naura
Rasya menggeleng " bukan punya adik gua" ucapnya. Naura menaikan alisnya sebelah
"Adik? Bukannya adik Lo diluar negri ya" curiga Naura
"Gak adik gua gak pernah diluar negri" jujur Rasya
Naura sedikit terkejut mendengar itu
"What selam ini berita itu bohong kenapa bukannya bokap Lo sendiri yang bilang ke publik ya" ucap Naura tak habis pikir
"Selam ini adik gua gak dianggap oleh bokap bahkan dulu gua juga gak nganggap dia" ucap Rasya jujur dengan nada kecewa
Naura sontak menutup mulutnya karena kaget " gila sih" kaget Naura
"Sekarang gua nyesal dan berusaha dekat lagi dengan nya"
"Lalu " tanya Naura semakin penasaran
"Dia sekarang udah mulai mau bicara dengan gua mau walau masih ada yang dia sembunyikan" ucap Rasya
Naura tersenyum ia lega mendengar Rasya dan adiknya mulai akur
"Adik Lo siapa" tanya Naura
"Lo kenal kok, Gibran" ucap Rasya
Naura semakin kaget "sungguh plotwish, ini gak aprilmop kan" ucapnya memastikan
Rasya menggeleng geleng kan kepala nya
"Gua mohon minta tolong kekakak Lo ya periksa obat ini"
"Emang nya Gibran sakit apa ya sampai minum obat sebanyak ini" tanya Naura
"Makanya gua juga curiga gua harap itu bukan obat macam macam deh" ucap rasya
"Aamin" Naura menerima obat itu, pandangan nya tak lepas dari obat itu
"Obat ini,....ah bukan jangan sampe deh" ucap Naura lalu pergi
.........
Rina memberanikan diri berada didepan kantor yang sudah lama tidak ia masuki yaitu kantor mantan suaminya
Ia menarik napas dan langsung masuk kedalam kantor itu dan menuju ruangan Riko
Tok tok tok
"Masuk" ucap Riko
Saat Rina masuk Riko sungguh terkejut melihat kedatangan dari mantan istri nya
"Mau apa anda kesini" ucap Riko dingin
"Saya hanya ingin bertemu kedua putra saya"
"Dasar tidak tau malu, ninggalin mereka dari kecil dan sekarang malah ingin menemui Meraka, urat malu anda letak nya dimana" sindir Riko
"Maaf ya tuan Riko yang terhormat saya adalah ibu mereka jadi anda tidak berhak melarang saya menemui mereka " ucapnya mulai menaikan nada bicaranya
"Tapi saya lah yang telah membesarkan mereka " ucap Riko dengan bangga
"Saya tau itu maka dari itu saya meminta izin kepada anda untuk menemui Mereka"
" Tapi saya tidak akan memberikan anda izin" ucap Riko
"Seterah anda tanpa izin anda saya pun bisa menemui mereka " ucap Rina lalu pergi
"Hei jangan macam macam kamu" teriak Riko yang tidak didengar rina
"Arggh sialll" ucap Riko
Bersambung