bab 49

557 32 10
                                    




Naura hanya melihat Rasya yang diam saja diruangan rumah sakit itu akhirnya membuka suara

"Gibran....gua udah usaha bujuk dia" ucap Naura

Rasya melihat Naura, Rasya tau Naura sama berdukanya dengan Naura "gua tau nau, makasih ya setidaknya Lo udah usaha" ucap Rasya

"Gua gak nyangka kejadian ini begitu cepat" ucap Naura menangis kembali

"Nau gua tau Lo hancur banget kita sama nau" ucap rasya

Naura menggelengkan kepala nya "gak kita gak sama" ucap Naura. "Gua emang hancur tapi gak ada penyesalan dihidup gua, sedangkan Lo penyesalan yang menghampiri Lo" ucap Naura dengan mata yang berkaca kaca

"Gua nyesal.... Kenangan gua dengan dia hanya sebentar nau" pecah tangis Rasya saat itu

"Gua Abang yang jahat, gua diam saat dia dihukum"

"Gua diam saat dia nangis"

"Saat dia demam gua biarkan saja dia sendiri"

"Gua juga sering memaki nya nau gua sering" Naura dengan cepat memeluk Rasya

Rasya begitu hancur suara tangisan Rasya menggema diruangan itu, "sya...udah ya Gibran gak suka ngeliat Lo gini" ucap Naura

"Gak nau dia ninggalin gua diaa" ucap Rasya tak beraturan

Naura menggeleng kepalanya "sya lihat gua lihat" ucap Naura memegang kedua pipi Rasya hingga membuat mereka tatapan dengan jarak dekat

"Gibran gak pernah pergi sya" ucap Naura

"Dia ada di hati kita" Naura memegang dada Rasya, Rasya melihat tangan Naura itu

"Dia juga ada di diri elo sya" ucap Naura melihat kearah bagian ginjal Rasya "dia ninggalin ginjalnya buat Lo"

"Lo jaga ya ginjalnya jangan sampai rusak" ucap Naura mulai menangis

"Dia udah berkorban banyak jangan buat pengorbanannya sia sia sya" Naura kembali memeluk Rasya

.........

Riko mengikuti saran dari Leo ia membuka kamar Gibran, kamar dimana ia hanya masuk untuk menghukum Gibran tanpa melihat sekeliling nya

Kamar ya polos tanpa banyak nya hiasan. Riko melihat foto foto Gibran yang ada di dinding

Ia mengambil foto Gibran yang tersenyum menunjukkan gigi gingsulnya

Riko tersenyum atensi Riko teralihkan ketika melihat koper besar di bawah kasur milik Gibran

Ia mengambil koper tersebut dan membukanya, berapa terkejutnya Riko ketika melihat banyaknya piala dan mendali Gibran serta piagamnya

Disana juga ada foto foto Gibran yang memenangkan nya, ia mengambil foto foto itu disetiap foto dibelakang nya pasti ada tulisan tangan Gibran

Riko membacanya "besok pasti papa lihat foto ini" tulisan di foto Gibran ketika memenangkan pertandingan sepak bola

Riko mengambil foto kedua "papa, bukan cuman Abang yang dapat mendali Gibran juga"

"Gibran percaya suatu saat papa akan lihat" tulisan di foto lainnya

Riko menangis sejadi jadinya ia teringat ketika ia mengacuhkan Gibran

Lalu ada surat di dalam koper itu

'papa gak akan pernah liat, mending gak usah deh percuma papa juga gak akan bangga dengan aku. Bagi papa aku cuman benalu' isi surat itu

Riko menggeleng kepalanya "gak gib papa bangga nak kamu hebat nak papa bangga" ucap Riko menangis

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang