bab 9

560 40 6
                                    


Gibran terbangun menemukan ia kini sedang sendiri dikamar nya, saat ia ingin duduk "ausssh" ringisnya. Ia baru ingat kalau ia habis dihukum papa nya

Perut Gibran kini mual Gibran berlari ke WC kamar nya

"Hoekk"

"Hoekkk"

"Hoekkk"

Muntah darah itu lah yang kini Gibran hadapi. Kepala nya berdenging kencang sakit seperti ditusuk paku

Gibran meremas rambut nya manarik narik rambutnya ia tersungkur dilantai kamar mandinya

Gibran berusaha untuk keluar dari kamar mandi itu dengan pelan pelan ia berdiri dan berjalan dengan sempoyongan

Didekat kasur ia tak dapat menahan bobot badan nya "arghhhhhhhhhhhh" ringis Gibran sungguh itu sakit yang bener bener menyiksa

Fokus Gibran kini ke laci mejanya ia menjangkau dan mengambil beberapa obat dan meminum nya.

Setelah meminum nya Gibran kembali keranjang nya dan meletakkan tangan nya di dahi nya

Nafasnya tak beraturan bener bener sesak yang kini ia rasakan, ketika mereda Gibran memutuskan untuk tidur  agar sakit nya bener bener hilang

.............

Dilain ruang Riko bergetar hebat melihat tangan nya yang baru saja menghukum Gibran

Bayangan cambukan yang ia berikan pada Gibran terulang ulang diingatin nya

"Maaf kan papa Gibran" ucap nya dengan sesalan

...........

Rasya dan Riko kini sedang diruang makan, tak lama Gibran turun kebawah untuk berangkat kesekolah. Runitas pagi yang selalu ia lihat ini sudah biasa ia lihat.

Kali ini Gibran tidak ingin sarapan karena harus kesekolah ada jadwal piket untuk nya hari ini

Riko yang melihat Gibran pergi begitu saja tanpa sarapan. Langkah Gibran terhenti ketika mendengar ucapan Riko.

"Itu lah manusia banyak yang kurang bersyukur" ucap Riko.

Gibran terdiam dan menarik nafas panjang dan lanjut untuk menuju sekolah. Rasya yang melihat itu hanya sedih bahkan sampai saat ini dia belum bisa dekat dengan adiknya

"Pah Rasya duluan ya ada piket pagi" ucap Rasya dan pergi, kini Riko sendiri di meja makan

Ia melihat satu piring yang masih bersih  "setidaknya makan roti" ucap Riko pada piring kosong itu. Riko memutuskan untuk lanjut kekantor

.......

"Gibran" panggil Rasya

Gibran yang dipanggil menghentikan langkahnya. "Lo bareng gua " ajak Rasya

"Gak usah bang" jawab Gibran.

"Lo sama guaa Gibran" ajak Rasya

"Ni ya kalau Lo gak bareng gua Lo bakal telat" ucap rasya

Gibran melihat jam tangan nya bener kali ini ia akan telat Jika terus menunggu angkutan umum

Gibran mengangguk dan masuk ke mobil Rasya

Selama diperjalanan Rasya dan Gibran hanya diam. "Nih " Rasya menyodorkan roti pada Gibran

"Gak usah bang Gibran makan dikantin aja " tolak Gibran

"Ambil aja" Rasya memaksa meletakan roti itu di tangan Gibran

Mau tak mau Gibran memakan roti itu, Gibran bener bener bingung ada apa dengan Rasya kenapa tiba tiba dia berubah selembut ini

.......

Sesampainya disekolah Gibran keluar dari mobil rasya hak itu membuat anak anak memperhatikan Gibran. Ada salah satu anak yang bertanya kepada Gibran "gib kok Lo bisa dengan bang Rasya " tanya salah satu teman Gibran

Rasya yang baru keluar hanya melihat dan menyimak pembicaraan adik kelasnya itu

Gibran menoleh ke Rasya "itu tadi gua ketemu dengan bang Rasya di jalan makanya gua bisa bareng dia" ucap Gibran bohong

Bukan tak mau mengakui Rasya namun Gibran teringat dengan kata kata Rasya waktu itu, Rasya kecewa dengan jawabannya Gibran

Gibran melihat Rasya dengan tatapan yang sulit diutarakan, Gibran pergi tanpa menghiraukan Rasya

Rasya mematung didekat mobil nya sungguh sakit rasanya mendengar jawaban dari Gibran " sakit banget gib" ucap Rasya

"Apa ini yang Lo rasain setiap hari" monolog Rasya

........

"Gibrann" ucap kanza

Gibran tersenyum ketika melihat kanza "za Lo udah siap tugas belom" tanya Gibran

"Sudah dong " dengan bangga diri kanza mengatakan itu

Kenzo menyusul mereka " eh gib Indro 3 hari lagi balik" ucap Kenzo pada Gibran

Mata Gibran berbinar "gimana kalau kita kasih kejutan buat bang Kenzo" ucap Gibran dengan semangat

"Setuju " ucap kanza tak kalah semangat

"Bentar Leo mana" tanya kenzo

"Gak tau bang" ucap kanza

Gibran diam ia masih bener bener gak habis pikir dengan apa yang dilakukan Leo padanya

Dan apa tujuan Leo menjebak nya
'gua tunggu lu Leo, lu harus jelasin semuanya" batin gibrann

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang