Sedangkan dipuncak Riko dibuat panik oleh Rasya yang mendadak kesakitan ia segera membawa Rasya pulang "sabar ya nak" ucap Riko
Dipertengahan jalan Rasya pingsan hal itu membuat Riko semakin khawatir, untung nya rumah sakit dikota sudah semakin dekat
Sesampainya dirumah sakit Rasya langsung diperiksa dokter, Riko menunggu Rasya dengan gelisah
Tak pernah henti henti nya berdoa untuk anak nya itu
Tak lama dokter keluar "Dengan keluarga pasien" ucap dokter tersebut
"Iya saya papanya ada apa dengan anak saya dok" ucap Riko semakin khawatir
"Begini anak papa mengalami kerusakan pada ginjal nya"
Kata kata dokter itu membuat Riko hancur "tapi sejak kapan dok"
"Untuk itu saya kurang tau, tapi sepertinya dari hasil pemeriksaan tadi anak bapak sudah sering melakukan cuci darah" jelas dokter itu
Riko semakin syok cuci darah berati Rasya sudah lama mengidap penyakit ini
"Saran saya anak bapak harus mendapatkan donor ginjal secepatnya" ucap dokter
"Kalau begitu saya permisi ya pak" pamit dokter
Riko langsung masuk keruang Rasya, kini Rasya sudah sadar. Melihat reaksi papanya rasya sudah yakin kalau papanya sudah tau mengenai penyakitnya
"Kenapa kamu rahasia kan semua ini dari papa Rasya"
"Maaf pa" ucap rasya penuh penyesalan
"Sudah dari kapan" tanya Riko kembali pada Rasya
"Papa ingat kan kecelakaan aku 5 bulan yang lalu" ucap Rasya
"Iya kenapa"
"Karena hentakan keras dibagian pinggang ku, ginjal aku rusak pah, semenjak itu kejadian nya" jelas Rasya
"Kenapa kamu gak bilang sya" ucap Riko penuh penyesalan
"Aku cuman gak mau papa khawatir" jelas Rasya
"Papa akan cari donor ginjal untuk kamu" ucap Riko
"Pah gak akan sempat aku udah cari dari beberapa bulan lalu, tapi gak ada yang cocok pah" ucap Rasya sedih
"Gibran iya Gibran pasti mau donorin ginjal ke kamu, dia adik kamu pasti akan cocok" ucap Riko
"Apa papa udah gila, Gibran anak papa juga" ucap Rasya
"Sya ini untuk kamu bertahan setelah itu papa juga akan mencari pengganti ginjal Gibran" ucap Riko
"Aku gak habis pikir dengan jalan pikir papa" ucap Rasya
"Sya nurut ya sama papa, ini demi kamu. Dan setelah itu papa akan mencari donor ginjal Gibran setelah itu kita akan menjadi keluarga yang utuh sya tanpa kehilangan" ucap Riko
Rasya terdiam, ia takut untuk mengambil keputusan "pa Rasya mau sendiri ya" ucap Rasya
Riko keluar dari ruangan Rasya dan menelpon Gibran untuk segera kerumah sakit
Gibran dalam keadaan nge drop pun langsung segera ke rumah sakit, ia kaget mendengar Abang nya berada dirumah sakit
"Pa mana bang Rasya" ucap Gibran yang baru saja tiba dirumah sakit
Riko langsung menghadap Gibran "Gibran kamu tolong Abang kamu ya" ucap Riko terengah engah
"Kamu mau kan donorkan ginjal kamu untuk Abang kamu" ucap Riko
Gibran terpaku dia bingung harus apa, jika ia sehat ia akan segera mendonorkan ginjal nya pada Rasya tapi kini ia juga menderita penyakit yang sama serius nya dengan Rasya
"Gibran jawab papa, kamu mau kan menyelamatkan Abang kamu"
"Nanti papa janji papa akan mencari ganti lagi ginjal kamu" ucap Riko sudah tidak beraturan
Rina yang lewat baru saja keluar dari ruangan gio kaget mendengar ucapan Riko
"Mas maksud kamu Rasya ginjal nya rusak" ucap Rina mulai khawatir
"Ngapain kamu kesini" ucap Riko dengan nada tinggi
"Jawab mas mana Rasya" ucap Rina khawatir
Atensi Rina teralihkan pada Gibran ia menatap Gibran dengan tatapan marah
"Kenapa kamu Diam aja hah" ucap Rina kasar dan mendorong Gibran
"Kamu tinggal iya kan aja, kamu mau Abang kamu mati" ucap Rina semakin tak beraturan
"Hey Rina ini bukan urusan kamu" ucap Riko
"Kamu bilang apa mas bukan urusan aku, yang didalam sana putra aku mas" ucap Rina
"Gibran jawab saya, kamu mau donor ginjal kamu kan" ucap Riko yang menghiraukan Rina
"Tidak dia tidak akan mendonorkan apa apa" ucap dokter Kamal yang dari tadi mendengar semuanya
"Anda siapa anda tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan keluarga saya" ucap Riko
"Saya tidak akan mengizinkan Gibran untuk mendonorkan ginjalnya, karena" ucapan dokter Kamal terpotong
"Om dok" ucap Gibran penuh penekanan, ia mengkode agar dokter Kamal diam
"Pah.. papa sayang banget kan saya bang Rasya" ucap Gibran pada papa nya
"Jelas" ucap Riko
"Dan ibuk ini juga sayang dengan putranya" Rina sedikit sakit ketika Gibran belum memanggil nya dengan sebutan mama padahal Gibran sudah tau kalau dia mamanya
"Kalian akan bahagia?? " tanya Gibran
"Jangan bertele tele Gibran" ucap Riko
"Pa kalau misalnya takdir masih berpihak setelah aku mendonorkan ginjal pada bang Rasya, papa mau gak peluk aku" tanya Gibran pada Riko
"Sekarang kamu mau atau tidak Gibran" tanya Riko penuh penjelasan
"Om dok Gibran akan donorkan ginjal Gibran" ucap Gibran menghapus air matanya yang sudah jatuh
Dokter Kamal kaget dengan keputusan Gibran "gak om dok gak setuju Gibran" ucap dokter Kamal
"Om dok besok Gibran besok Gibran ulang tahun emang nya om dok gak mau ngabulin permintaan Gibran" ucap Gibran dengan tetesan air mata
"Om dok akan ngabulin permintaan kamu tapi yang lain ya" ucap dokter Kamal memegang ketua bahu Gibran
Gibran menggeleng kecil "gak Gibran mau donorkan ginjal Gibran untuk Abang Rasya om dok" dokter Kamal melemaskan pegangan nya terhadap bahu Gibran ia menatap Gibran dan keluarga Gibran secara bergantian
"Om dok nanti Gibran temui om dok ya, izin kan Gibran disini, Gibran masih ada yang mau diomongin" ucap nya
Dokter Kamal takut emosi nya tidak akan terkendali, ia memilih untuk pergi dan menuruti apa yang Gibran ucapkan sekarang
Gibran kembali menatap Riko dan Rina secara bergantian, dia benar benar iri dengan Rasya, Rasya banyak yang sayang dengan Rasya itu lah pikiran nya saat ini
"Paa.." panggil Gibran
Riko menoleh dan menatap Gibran
"Gibran sayang dengan papa" ucap Gibran
Riko terpaku ini pertama kali Gibran memanggilnya dengan kata kata itu
"Ibuk Rina kan" tanya Gibran kembali ketika melihat Rina
"Aku masih bingung tapi satu hal yang aku simpulkan" ucap Gibran menatap Rina
Mata Gibran berkaca kaca, Rina masih enggan menatap Gibran
"Yaitu ibuk adalah mama aku" ucap Gibran
Gibran mengambil posisi ditengah mereka "pa" panggil Gibran, Riko melihat Gibran "besok ulang tahun aku, aku pengen sekali dirayakan" ucap Gibran dengan air mata yang sudah menetes
"Kalu papa gak mau juga gak papa kok, cuman itu yang pengen Gibran bilang, Gibran temui om dok dulu ya" ucap Gibran pamit
Bersambung