bab 4

275 25 2
                                    


"Gibrann " sapa Al ketika melihat remaja itu tiba di caffe, Al menghampiri gibrann dengan semangat

"Iya bangg" jawab Gibran

"Sumpah kemarin Lo gak kerja sepi banget nih caffe" ucap Al antusias

" Hahaha bisa aja bang Al kalau ngomong" ucap gibrann malu malu

" Yaudah bang Gibran kebelakang dulu yaa" ucap Gibran pamit

" Okehh" ucap Al, Al berbalik lagi ke Gibran " oo iya gib nanti Lo yang bawa pesanan kemeja itu ya " tunjuk Al pada sebuah  meja

" Oke bang " ucap Gibran dan langsung pergi menuju belakang

........

"Wehhh caffe boss kitaa nih" ucap bima dengan semangat

" Berisik lu " ketus Al

" Eh Al mana karyawan Lo itu, penasaran guaa" ucap Naura

" Sabar nanti dia yang ngantar makanan kita" jawab Al

Rasya hanya diam memperhatikan teman temannya yang memang super aktif itu. Mereka berempat duduk dimeja yang memang sudah disiapkan Al untuk teman temannya

"Permisi ini makanannya" atensi mereka teralihkan pada pemuda yang mengantarkan makanan mereka

Rasya yang melihat pemuda itu sontak membulatkan matanya, kaget itu yang memang kini Rassya rasakan melihat adik nya yang bekerja

Gibran yang melihat Rasya merasa takut apalagi dengan pandangan Rasya padanya, namun kata kata yang  tadi Rasya lontarkan membuat nya mengulurkan niatnya untuk takut karena ketahuan karena bagi Rasya dia bukan adiknya itu yang kini dipikiran Gibran

"Nahh ini dia gibrann" ucap Al semangat

"Ohh ini cakep banget gila" ucap bima

"Ihhh homo lu" ledek Naura

"Enak aja gua masih normal Yee " balas bima

"Hallo guaa Naura"

"Guaa bima teman mereka yang paling waras" ucap bima dengan pedenya

Naura menyenggol Rasya mengisyaratkan untuk Rasya mengenal kan dirinya

"Gu gua Rasya" ucap Rasya gugup

"Gibran " balas Gibran, karena tak tahan dengan suasana yang aneh ini Gibran ingin segera pergi dari sana

"Bang Gibran kebelakang ya" pinta Gibran pada Al

"Kenapa disini aja teman teman gua pengen kenalan " ucap Al

"Itu bang guaa pusing" ucap Gibran

"Hah lu seriuss yaudah lu istirahat aja" ucap Al khawatir. Melihat Al yang khawatir dengan Gibran hati Gibran sedikit menghangatkan karena ini lah yang sangat ia butuhkan

"Gibran gak papa istirahat bentar dibelakang nanti juga mendingan" ucap Gibran

"Gak lu istirahat diruangan gua oke" ucap Al

"Gak usah bang dibelakang aja"

"Gibrann" tekan Al

Gibran yang melihat Al mulai kesal panik "iya bang Gibran keruang bang Al aja" ucap Gibran dan pergi

Rasya yang dari tadi memperhatikan interaksi Al dengan Gibran sedikit aneh yang ia rasakan dirinya rasanya ingin kesal dan marah tapi dia gak tau dirinya kenapa apa dia cemburu melihat adiknya lebih akrab dengan orang lain

"Ah gak mungkin" batin Rasya

"Hehehe maaf ya guys Gibran kalau gak dipaksa susah nurutnya" ucap Al

"Gak papa dia anak nya baik sopan ya"ucap Naura

"Iyaa gua aja salut sama dia "

"Kenapa gak Lo angkat jadi adik aja Al" tanya bima

Rasya yang mendengar kata angkat sedikit kesal dengan bima yang bertanya

"guaa pengen sih tapi dianya nolak" ucap Al kecewa

"Kenapa " tanya bima

"Katanya dia masih punya keluarga " ucap Al terus terang

"Punya keluarga kok kerja sih" ucap Naura

"Mungkin dari keluarga yang gak mampu" sahut bimaa

"Kalau gituu Al coba panggil dia lagi deh" ucap bima

"Hah buat apa" kali ini Rasya yang bersuara

"Iss udah panggil aja bisa gak sihh" ucap bimaa

"Iye sabar " ucap Al,  dan langsung pergi menuju ruangan nya

.........

"Gibran ..." Panggil Al

"Eh bang Al, ada apa" ucap Gibran

"Lo ngapain megang sapu" tanya Al

"Aaa ini tadi ruangan bang Al kotor jadi aku bersihkan deh" ucap Gibran polos

Al yang mendengar itu hanya geleng geleng kepala ia menyuruh Gibran keruangan nya untuk beristirahat bukan untuk bekerja begini

"Keluar yuk teman teman bang Al mau ketemu" ajak Al

"Gak bisa deh bang Gibran mau lanjut kerja aja" ucap Gibran, 'maaf bang Al Gibran cuman gak mau liat bang rasya' batin Gibran

Al selalu tidak bisa menolak permintaan Gibran karena ia sangat sayang dengan Gibran bagaikan adik

"Yaudah tapi kamu istirahat ya" ucap Al dan mengambil sapu ditangan Gibran

"Siap pak boss" ucap Gibran sambil ambil posisi hormat pada Al

Al terkekeh melihat Gibran yang begitu menggemaskan itu

......

"Dianya gak bisa harus istirahat " ucap Al pada bima

"Yahhh" ucap bima kecewa

"Udah kan Lo bisa kesini kalau mau jumpa dia" bujuk Naura pada bima

"Al Lo catat ya guaa bakal jadi langganan Lo disini" ucap bima dengan semangat dan lalu pergi

Al, Naura dan Rasya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah temannya yang satu itu

.........

BRAKKK

Pintu kamar terbuka secara kasar
 
"Siall kenapa diaa kerja sih" ucap pemuda itu dengan kesal. Ia mengusap mukanya dengan kasar

"Apa uang dari bokap gak cukup untuk diaa" ucap rasyaa dengan kesal

"Aarghhh siall " ucap Rasya frustasi ia tak tau apa yang terjadi pada dirinya kenapa ia begitu peduli dengan gibran

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang