bab 19

229 26 4
                                    

'gibrannnn' ucap dokter Kamal di sebrang telpon

"Iya dok" ucap Gibran dengan santai nya

"Kamu lupaa" nada dokter Kamal mulai menekan

"Astaghfirullah maaf dok Gibran bener bener lupaa " ucap Gibran penuh penyesalan

"Huff... Yaudah besok kamu harus datang kalau tidak dokter bener bener akan bilang soal penyakit kamu" ucap dokter Kamal

"Iya om dok maaf" ucap Gibran merasa bersalah

Tuttt tutt tutt

Sambungan telepon sudah terputus Gibran bener bener merasa bersalah ia lupa bahwa hari Iki jadwal kemo pertama nya

............

Setelah istirahat kelas Gibran kebagian jam olahraga

"Duhh mana ya" ucap Gibran mencari sesuatu di lokernya

"Duhhh gib cepetan" ucap kanza tergesa gesa

"Sabar guaa lagi nyari baju olahraga" ucap Gibran

"Lah kemana ngilang nya coba" kali ini kanza ikut mencari

"Apa di tas gua ya tapi tadi pagi waktu gua ambil buku jam fisika tas gua penuh dengan buku doang" jelas Gibran

"Duhhhh kok bisa ngilang ya" cemas kanza

"Kalau hilang nanti Lo bakal dihukum dong" sesal kanza

"Yaudah za Lo ganti aja dulu baju Lo"

"Gak deh gib nanti Lo di hukum, mending kita dihukum berdua" ucap kanza semangat

"Gak za jangan gitu, Lo kan suka mapel olahraga gua gak bisa juga buat Lo dihukum" jelas Gibran

"Gua juga gak bakal...." Jelas kanza terpotong dengan Gibran

"Udah yukk" Gibran membawa kanza ke toilet untuk mengganti baju, lalu ia menunggu di luar toilet

................

Pak Fiki adalah guru olahraga mereka
, anak anak yang lain sudah berkumpul hanya tinggal kanza dan Gibran yang belum

"Maaf pak kita terlambat " ucap Gibran

"Gibran kenapa kamu tidak pakai baju olahraga " tegas pak Fiki

"Maaf pak baju saya hilang" ucap Gibran

"Kanza bergabung dengan teman teman kamu di barisan kita akan melakukan pemanasan"

Kanza mengangguk mengiyakan apa yang diperintahkan oleh pak Riki

"Dan untuk kamu Gibran lari sepuluh kali di lapangan" ucap pak Riki dengan tegas

"Bentar pak gak bisa gitu dong, lapangan sekolah kita besar dan luas kasian Gibran kalau harus keliling sepuluh kali" ucap kanza tak terima

"Kanza ini adalah hukuman mana ada hukuman yang enak" jelas pak Riki

"Udah za, gak papa, pak saya mulai lari sekarang aja ya" ucap Gibran menenangkan kanza dan pergi mulai berlari menuju lapangan

" Baik lah kita mulai pemanasan "

...........

Gibran berlari keliling lapangan satu putaran masih aman, "kuat gib cuman sepuluh putaran kok" semangat Gibran pada dirinya sendiri

Kanza melihat Gibran yang dihukum begitu tidak tega dia bener bener khawatir dengan Gibran, sebaliknya Leo ia malah tersenyum sinis melihat Gibran dihukum "tontonan nya menarik" ucap Leo meneguk air mineral

Kali ini Gibran sudah putaran yang kelima yang ia lakukan "semangat gib, lima lagi" diputaran kedelapan penglihatan Gibran mulai kunang kunang, kepala nya pusing ia melambat kan laju larian nya

"Aarghh kuat masa Lo lemah sih gib tinggal dua putaran lagi" ucap Gibran menyemangati diri nya

Benda cair keluar lagi dari hidung Gibran "arghhh kenapa sekarang sih" Gibran berlari sbil membersihkan mimisannya, kepala nya pusing bumi seperti bergoncang hebat

"Gak jangan sekarang satu putaran lagi" ucap Gibran sebelum kegelapan menyelimuti dirinya

Brukkk

Suara itu membuat atensi orang orang bahkan guru yang lagi berolahraga segera menghampiri Gibran

"Gibran...." Teriak kanza

"Gib bangun gib" cemas kanza

Pak Riki langsung menggendong Gibran menuju UKS

"Pak saya izin disini jaga Gibran ya" ucap kanza saat di uks

"Yaudah jaga Gibran ya" ucap pak Riki lalu pergi

Kanza melihat Gibran, ia bener bener tidak tega dengan kondisi Gibran yang pucat seperti ini

"Lo kenapa sih gib"

Tak lama Gibran sadar "aushh" rintih nya memegang kepala nya

"Alhamdulillah Lo udah sadar, Lo buat gua khawatir tau gak" ucap kanza dengan manik mata khawatir

"Maaf" suara Gibran serak

"Gak papa yang penting Lo udah sadar" ucap kanza

"Lo kok disini sih" kanza yang mendengar itu mengangkat satu alis nya

"Lo ngusir guaa" ucapnya

"Bukan kan lu harus nya olahraga"

"Lo sakit gua olahraga, ayolah gib gua sahabat Lo, Lo sakit gua jaga bukannya gua malah asik olahraga" jelas kanza

"Ya gak papa Lo olahraga aja ya" pinta Gibran dengan tatapan yang sendu

"Plisss" sambung Gibran lagi

"Yaudah oke, tapi nanti setelah olahraga gua kesini lagi" ucap kanza lalu pergi

Tak lama setelah kanza pergi, pintu UKS ada yang membukanya, ia mendekati brankar Gibran

"Leo" ucap Gibran

"Huff padahal tontonan tadi asik banget tapi malah berhenti" ucap Leo dengan nada dingin

"Mau apa Lo kesini" tanya Gibran

"Mauu apa ya hmm, cuman mau ngeliat wajah Lo setelah dihukum" ucap nya dengan senang

" Oiya nih baju olahraga Lo" Leo memberikan baju olahraga Gibran

"Bagaimana bisaa..." Belum selesai Gibran berbicara sudah dipotong oleh Leo

"Mudah saja gua yang udah sembunyiin baju elo.... Niatnya gua baik kok cuman bikin hiburan buat orang orang" jelas nya

"Hiburan?? " Heran Gibran

"Iyaaa hiburan ngeliat Lo dihukum"

"Oiya sayang banget ya pak Riki ngasih Lo cuman sepuluh putaran harus nya limapuluh gak sih" ucap Riki lagi

Gibran yang mendengar itu mulai geram ia bener bener gak tau harus bagaimana menanggapi Leo

"Lo sebenarnya ada masalah apa dengan gua leoo" tanya Gibran dengan nada geram

"Gak ada guaa cuman suka aja ngeliat Lo menderita" ucap Leo dan pergi

..............

"Beres" ucap Leo di telepon

"Good, gua juga udah transfer " balas gio

.............

Sekarang sudah jam pulang sekolah, tubuh Gibran sudah mulai membaik sehingga ia bisa pulang sendiri

"Gibrann...." Panggil Al

"Eh bang Al"

"Nanti gua tunggu di caffe jangan lupa ya"

Gibran mengangguk semangat, Al yang sudah mendapatkan kepastian langsung pergi begitu pula dengan Gibran

percaya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang