"WOIII CEGILL!!!" Suara menggemparkan menembus dinding kamarnya. Ia tersentak, matanya terbuka menampilkan sosok pria tinggi yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Anjir! Lo ngapain di sini?" Maki Laurels melempari Casvy dengan bantalnya.
"Aw, aw, stop! Aw, anjir. Lo kenapa sih, gil? Gue mau jemput lu buat berangkat sekolah bareng!" Berangkat sekolah bareng? Apa-apaan dia? Enak aja. Padahal semenjak SMA ia tak pernah lagi menjemput Laurels dan mengajaknya berangkat bersama.
"Enak aja! Gak ada bareng bareng! Gue mau berangkat sendiri!" Laurels melompat dari ranjang tidurnya menuju ke kamar mandi. Sementara Casvy hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oke, kalo gitu gue bakal nunggu lo sambil nonton TV." Ujarnya sambil berjalan menyalakan televisi milik Laurels lantas merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"KECILIN ANJIRRR!! BERISIK BANGET, ALIEEN?!" Teriak Laurels dari dalam kamar mandi, Casvy yang mendengar itu terkekeh kecil,
"Akhirnya dia manggil gue alien lagi." Gumamnya tersenyum kecil.
"ALIIENN?! LO DENGER GUE, NGGAK SIH?"
"Iya, iya gue denger. Gue kecilin, nih."
15 menit kemudian.
Laurels dan Casvy berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, Laura tersenyum hangat kepada mereka,
"Selamat pagi! Ayo sini sarapan dulu Vy! Rels!" Sapanya membuat Laurels menatapnya heran, tak biasanya Laurels bersikap ramah seperti ini.
Casvy dengan semangat menduduki kursi ruang makan dan melahap habis makanan di meja makan itu, Laurels hanya menggelengkan kepalanya sambil mengumpat,
"Nggak tau diri banget anjir nih cowok." Laura tersenyum memperhatikan Laurels dan Casvy.
"Wah.. kenyang banget." Ujar Casvy sambil memegangi perutnya.
"Kak Laura, lo emang jago banget masak! Baru kali ini gue makan masakan seenak ini." Pujinya mengacungkan jari jempolnya ke arah Laura.
"Thanks,Vy. Kalo emang seenak itu, lo bisa sering-sering sarapan ke sini bareng kita." Respon Laura membuat Laurels berkacak pinggang, bisa-bisanya ia menyuruh Casvy untuk sering-sering kemari. Sementara kehadiran Casvy di meja makan mereka merupakan kutukan bagi Laurels. Mungkin, Laurels harus menekankan sekali lagi pada kakaknya bahwa ia telah mempunyai kekasih yaitu Gerry Crimsen. Dengan begitu, ia takkan lagi bersikap sebaik ini terhadap Casvy.
"Kak, gue berangkat duluan, ya! Takut telat, nih." Laurels menyelesaikan sarapannya dan segera memakai sepatunya keluar rumah, diikuti dengan Casvy yang mengekor di belakangnya.
"Bisa nggak, nggak ngikutin gue terus kayak gini?" Laurels menyikut Casvy dengan lengannya, ia merasa risih terus diikutinya seperti ini.
"Nggak bisa." Jawab Casvy tegas.
"Eh, Rels! Gimana kalo pulang sekolah nanti gue traktir lo es krim. Yang tempat biasa kita beli itu loh deket sekolah." Tawaran Casvy sama sekali tak membuat Laurels tertarik.
"Gak! Gue ada janji sama cowok gue pulang sekolah nanti." Seru Laurels masih tak mau kalah. Casvy terus menarik lengan Laurels,
"Ayolah, Rels. Ada yang mau gue omongin ke lo. Tiga hari kemaren gue ujian terus, gue udah cukup berbaik hati loh ke lo sampe rela ngeluangin waktu gue buat traktir lo di hari-hari sibuk gue."
"Yaudah, nggak usah traktir gue kalo gitu. Mending lo fokus sama ujian lo."
Bel masuk berbunyi. Laurels berlari memasuki kelasnya meninggalkan Casvy seorang diri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]
Teen Fiction"Mencintai seorang pria adalah suatu kesalahan." Itu adalah kalimat yang diajarkan pada Laurels sejak kecil. Laurels Greisy, siswi yang akrab dengan julukan cegil (cewek gila) selalu terlibat dalam pertikaian dengan Nathaniel Casvy -tetangga rumahny...