37. Honesty in Our Heart

3 0 0
                                    

"Dia masih hidup! Gue bisa denger detak jantungnya masih bunyi! Kita harus cepet-cepet bawa dia ke rumah sakit sebelum dia kehilangan banyak darah."

- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)

[Author's POV]

"Lo yakin mau mati sama gue?" Tanya Laurels setelah mendengarkan perkataan Casvy barusan.

"Yakin," Balas Casvy santai.

Laurels kini terdiam, ia menundukkan kepalanya sedih. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya orang tua dan saudaranya di rumah. Bagaimana jika ini benar-benar malam terakhir dirinya menghembuskan napas? Ia sungguh merasa tidak sanggup melihat orang tuanya sedih karenanya.

"Waktu kita tinggal tujuh menit. Kalo emang lo beneran yakin sama pilihan lo, kayaknya gue nggak akan bisa ngelakuin apapun buat mencegah lo." Casvy ikut menundukkan kepalanya ketika mendengar perkataan Laurels.

"Lo beneran suka sama dia?" Perkataan itu keluar begitu saja dari bibir Casvy. Tidak ini bukan lagi perkataan, ini namanya pertanyaan dan Laurels harus menjawabnya. Laurels terkejut mendengar pertanyaan Casvy.

"Siapa?" Tanya Laurels balik.

"Gerry Crimsen"

"Gue nggak tau." Jawab Laurels seadanya.

Apa maksudmu tidak tahu, Rels? Kau menyukainya kan? Aku tahu. Seharusnya aku sudah tahu dari awal. Melihatmu tersenyum bersamanya, tertawa, bahkan bercanda bersama. Tapi mengapa hatiku terasa sakit ketika menyaksikan kalian bahagia bersama? Apa ini karena aku yang terlalu egois? Batin Casvy dalam hatinya.

Tanpa Laurels sadari, Casvy menitikkan air matanya. Mereka kembali tak saling bicara. Hening, hanya suara detik demi detik bom yang sudah terpasang di tumpuan balok samping Laurels.

"Tinggal dua menit lagi. Apa yang mau lo lakuin disaat saat terakhir hidup lo?" Tanya Laurels memecah keheningan.

"Gue nggak tau, Rels. Gue belum bisa ngomong apa-apa." Jawab Casvy menyandarkan punggungnya di kardus itu sambil menoleh menimpali Laurels.

"By the way, maafin gue sebelumnya, seharusnya gue nggak pernah nyatain perasaan gue sampe bikin pertemanan kita jadi ancur kayak gini." Casvy tersenyum tipis mendengar perkataan Laurels.

"Nggak apa-apa. Gue seneng, kok." Ucapnya tanpa menoleh ke arah Laurels. Apa maksud dari jawaban menyukainya? Mungkinkah? Laurels menggelengkan kepalanya.

"Satu menit lagi, Vy. Lo ada pesan terakhir buat gue, nggak?" Casvy menoleh, ia menatap mata Laurels seperti berpikir keras.

"Pesan terakhir?" Tanya Casvy memastikan.

Laurels mengangguk sambil membalikkan badannya memunggungi Casvy.

"Ya, pesan terakhir."

"Entahlah."

Lima detik lagi. Laurels mulai menghitung.

"Lima,"

"Empat,"

"Tiga,"

"Dua,"

"Satu,"

'DUAAAAARRRRRRRRR'

"GUE SUKA SAMA LO, RELS!!!"

"GUE SAYANG BANGET SAMA LO, VY!!!"

Teriak mereka secara bersamaan. Namun, tidak seperti yang mereka duga, suara lagu anak-anak berdenting, sebuah musik mengalun merdu,

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Happy birthday

Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang