4. Laura's Boyfriend is My Teacher

500 40 1
                                    

"Pacaran itu emang semenyenangkan itu, ya?"

- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)

[Laurels Greisy POV]

Sesampainya di rumah, aku langsung merebahkan tubuhku diatas ranjang tidurku. Kulihat luka di siku tanganku yang semakin memerah akibat ulah Si Tiang Listrik menyebalkan tadi. Aku mengambil kotak obat di dalam loker meja belajarku, ku oleskan salep luka pada bagian yang berdarah dan menutupinya dengan plaster luka.

"Awhh, perih banget." Ringisku saat salepnya mulai meresap ke dalam lukaku.

Memang sialan Si Tiang Listrik muka alien itu. Awas aja besok kalau ketemu, akan kupastikan dia bersujud dan mencium telapak kakiku. Lihat saja nanti.

'Knock knock!'

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, aku membuka pintu kamarku dan mendapati Laura, kakak semata wayangku yang cantik itu. Rambut panjangnya dicat berwarna cokelat, bulu matanya yang lentik, tubuh rampingnya ditutupi oleh setelan tanktop dan celana pendek, juga kulit putihnya yang terpantul cahaya lampu kamarku.

"Rels, ini gawat!" Serunya buru-buru menutup pintu kamarku.

"Lo kenapa, Kak?" Tanyaku saat melihatnya mondar-mandir sambil menggigit ibu jarinya.

"Lo, liat hape gue, ga?" Ia balik bertanya dengan wajah yang tidak terlihat baik-baik saja.

"Ya, mana gue tau?" Ujarku sambil mengangkat bahu.

Yaampun, kupikir ada seseuatu yang buruk terjadi, ternyata dia hanya kehilangan ponselnya. Aku merebahkan tubuhku pada kasur tidurku, "Lagian lo kenapa sih nyari sampe segitunya?" Tanyaku sambil mengangkat kedua alisku heran.

"Lo ini bego apa gimana, sih? Gimana kalo nanti mama nemuin handphone gue dan mama tau kalo gue punya... cowokk..." Ia sedikit mengecilkan kata 'cowok' didepanku.

Sontak aku langsung meledakkan tawa jahatku pada kakakku yang terlihat begitu panik itu.

"Kok lo malah ketawa sih, anjir? Oh, jadi gini lo sekarang, Rels, bahagia di atas penderitaan gue. Sumpah, gue gak nyangka sih lo bakal sejahat ini. Lo gak sedih gitu kalo misal mama bunuh gue karena ketahuan pacaran dan lo bakal kehilangan kakak lo satu-satunya ini selamanya?" Geram Laura sambil tak berhenti mencari ponselnya di rak-rak buku dan lemari kamarku.

"Lo yang bego! Harusnya lo cek kantong saku lo dulu sebelum nyari ke kamar gue." Kataku tak berhenti tertawa.

Seketika ia menghentikan aktivitasnya dan merogoh sakunya.

"Eh, iya. Sumpah gue udah panik banget padahal loh tadi. Thank youu, adik kesayanganku." Ia berlari dan mencium pipiku dengan gemas sambil memelukku.

Sontak aku langsung menggosok-gosok pipiku merasa jijik. Duh, sejak kapan aku punya kakak sephysical touch ini? Ia melepas pelukannya dariku, lalu kembali memainkan ponselnya. Ngapain lagi kalau bukan chattingan sama pacarnya yang misterius itu. Tapi kalo dipikir-pikir memang sinting banget orang ini kalau lagi chatingan sama pacarnya, lihat saja sekarang mukanya yang tak berhenti senyum-senyum sendiri kayak orang gila.

"Kak," panggilku pelan.

"Apa?" Balasnya datar.

Ish.. menyebalkan sekali! Apa ia lupa ingatan siapa yang menunjukkan ponselnya saat ia pontang-panting berjam-jam karena panik tadi? dan sekarang dia malah mengabaikanku dan menjawabku dengan ekspresi sedatar itu.

"Pacaran itu emang semenyenangkan itu, ya?" Lanjutku.

Seketika ia langsung menghentikan aktivitasnya menatap ponsel setelah mendengar perkataanku barusan.

Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang