[Author's POV]
"Rels, apa yang kamu post di medsos tadi sore?" Laurels menoleh mendengar pertanyaan dari kekasihnya, Gerry.
"E-enggak, aku cuma ngepost foto kita kemarin. Kenapa emangnya? Kamu nggak suka?" Jawab Laurels menimpali.
"Aisshh.. kamu ini. Udah jelas-jelas bukan kamu yang ngepost. Gimana bisa kamu seceroboh itu sampe-sampe orang lain segitu mudahnya mainin hape kamu, sih." Gerry mengacak rambut Laurels pelan.
"Emangnya nggak boleh ya? Kan Cloudy sahabat aku." Ujar Laurels menyanggah.
"Ya nggak boleh, lah. Biar bagaimana pun kamu harus punya yang namanya privacy." Ujar Gerry mencubit hidung Laurels.
Laurels hanya terkekeh pelan. "Ah, udah nggak usah bahas itu, deh. Ayo kita ke sana!" Laurels menunjuk gedung besar yang bertuliskan 'Museum Teddy Bear' yang berdiri kokoh di depan mereka. Gerry dengan sigap menarik tangan Laurels dan berlari bersama menuju gedung itu.
Mereka terlihat sangat bahagia.
________________________
Di saat itu juga Casvy tengah bersandar di sofa ruang tamu miliknya. Ada semangkuk ginger dan pisau di atas meja ruang tamunya, sepertinya Valleria sedang menyuruhnya untuk mengupas ginger itu untuk adonan gingerbread cookies. Namun, alih-alih mengupas, tangan Casvy beralih memainkan ponsel dengan casing berwarna birunya, matanya melotot ketika ia menyadari sebuah foto terpampang di beranda instagramnya.
"Isshh, gimana bisa dia mau diajak foto sama cowok aneh kayak gini? Ini bener-bener cewek bodoh banget." Kesal Casvy menggaruk-garuk rambutnya frustasi.
Sementara Valleria tesenyum tipis menyaksikan tingkah anak semata wayangnya.
"Kan Mama udah bilang, Laurels itu cantik banget. Mama yakin cewek secantik Laurels pasti banyak banget yang ngantri buat deketin dia. Makanya kamu emang harus buru-buru sebelum keduluan sama orang lain. Nanti kalo nggak dapet nyesel, kan?"
"Apaan sih? Dia nggak cantik, Mah!!" Sanggah Casvy semakin kesal.
Valleria terkikik mendengar perkataan anaknya. "Kalo nggak cantik terus menurut kamu dia gimana?" Tanya Valleria kembali.
"Dia cuma agak manis." Tawa Valleria pecah seketika.
"Hahahaha... Akhirnya kamu mengakui kecantikan Laurels. Mata kamu udah kebuka rupanya!"
Casvy mendesah, "Memangnya selama ini mataku merem? Mama ada-ada aja. Udah deh jangang ngeledek Casvy terus." Casvy beranjak dari tempat duduknya dan beralih memeluk Mamanya dari belakang.
Sementara Valleria masih terus saja tertawa.
"Mama,"
"Hmm?"
"Casvy boleh ngomong sesuatu nggak?"
"Boleh, kamu mau ngomong apa?"
"Mama cantik banget, deh. Kayaknya kulit Mama jadi lebih bagus semenjak pulang dari Tokyo." Puji Casvy pada Valleria.
"Masa?" Valleria langsung mendekatkan wajahnya dan bercermin di kaca di antara lemari-lemari di dapur.
"Nah, karena Mama cantik dan baik, Casvy mau izin main ke rumah Farrel bentar. Mama baik-baik di rumah ya? Jangan marah." Casvy melesat berlari membuka pintu rumahnya.
"YAK NATHANIEL CASVY!! KAU BELUM MENGUPAS BAWANGNYA!!! CEPET BALIIIKKKK!!!" Teriak Valleria menggelegar.
Casvy yang mendengar itu hanya tertawa kecil dan terus berlari melanjutkan langkah kakinya keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]
Teen Fiction"Mencintai seorang pria adalah suatu kesalahan." Itu adalah kalimat yang diajarkan pada Laurels sejak kecil. Laurels Greisy, siswi yang akrab dengan julukan cegil (cewek gila) selalu terlibat dalam pertikaian dengan Nathaniel Casvy -tetangga rumahny...