"Engga, gue nggak ngambil apapun. Memangnya ada yang kehilangan?"
- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)
[Author's POV]
Laurels berjalan gontai memasuki kantin. Teman-temannya sudah menunggu di sana. Cloudy, Jocelyn, Suzy, dan juga Lucas. Hari ini Casvy ada ujian, jadi, ia ikut tidak datang ke kantin. Teman-temannya yang duduk di sana itu segera berlari menghampirinya.
"Rels, lo nggak apa-apa, kan? Gue denger Gerry ngebawa lo paksa? Ada yang luka, nggak?" Laurels menggeleng, lalu duduk bersama mereka berempat.
"Aish, kenapa deh hidup gue ini banyak banget masalah. Cape banget asli."
"Yang sabar ya, Rels. Gue tau itu nggak mudah buat lo." Sahut Cloudy menimpali.
"Pusing banget sumpah, dah." Laurels menghela napas, lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya dengan lahap. Ia menoleh, melihat Daniel yang duduk bersama teman-temannya yang kebetulan adalah anak-anak kelas sebelah. Daniel melempar senyuman licik ke arah Laurels, lalu melambaikan tangannya mengejek.
"What the f-" Laurels berdiri, hendak melemparkan piringnya ke muka Daniel.
"Santai santai, Rels. Tahan, ya! Jangan bertindak gegabah di situasi kayak gini." Sergah Lucas dan Suzy. Laurels akhirnya menurut duduk.
"Cas, gimana keadaan Rachelle sekarang?" Cloudy mulai mengalihkan pembicaraan agar Laurels tidak terpancing dengan Daniel.
"Udah sedikit baikan sih daripada sebelumnya,"
"Syukur deh kalo gitu, ntar kita semua dateng ke sana jenguk dia, ya!"
"Ayo, Rels! Cepertan habisin makanan lo. Soalnya abis ini kita ada jam olahraga." Cloudy segera membersihkan bibirnya menggunakan tisu. Kemudian beranjak dari tempat duduknya.
[Laurels Greisy POV]
Kenyang, itu yang kurasakan sekarang. Aku mengelus lembut perutku yang sudah agak membuncit ini, lalu berlari mengejar Cloudy yang sudah berada di barisan paling depan. Bahkan aku bisa merasakan kencangnya langkah kakiku yang bisa mengalahkan langkah kaki panjang milik Lucas.
"Clod! Jangan cepet-cepet, dong. Tungguin gue woi!" Hingga langkah kaki kami -Lucas, aku, dan Cloudy tak terasa sudah sampai di ambang pintu kelas kami. Kami pun memasuki kelas bersama, sendangkan Suzy dan Jocelyn sudah kembali menuju kelas mereka sendiri.
"Nih, seragam olahraga lo, Rels! Gue nggak sengaja liat lo ninggalin seragam lo di loker kemarin. Tapi, udah gue cuciin." Aku meraih seragam itu dari tangan Cloudy.
"Thanks, Clod! Iya, kemaren gue buru-buru banget jadi nggak sempet mindahin ke tas." Aku segera berjalan ke kamar mandi untuk memakai seragamku. Tiba-tiba perutku mendadak seperti mules. Aku memegangi perutku kesakitan.
"Awwhh" Ringisku dalam toilet. Ada apa dengan perutku? Aku segera memasuki bilik toilet dan menutupnya.
"Rels, buruan! Anak-anak udah pada ngumpul semua di lapangan." Terdengar suara Cloudy tengah memanggil-manggilku. Aku berjalan keluar toilet,
"Clod, nggak tau kenapa tiba-tiba perut gue sakit banget. Kayaknya gue nggak bisa ikut kelas olahraga deh." Cloudy tampak mengangguk paham atas perkataanku.
"Tapi, lo nggak apa-apa, kan?"
Aku mengangguk. "Iya, aman kok. Gue nggak apa-apa."
Cloudy pun akhirnya pergi meninggalkanku. Beberapa menit kemudian, aku keluar dari toilet. Kuputuskan untuk tidur di kelas, perutku masih sangat sakit. Jadi, kupikir lebih baik kupakai untuk istirahat selama beberapa jam.
______________________
"Ah, pegel banget! Badan gue rasanya kayak dipukulin orang sekampung." Ujar Cloudy membuang napas.
Siswa-siswi kelas XI-4 mulai memasuki kelas setelah melakukan olahraga selama dua jam. Para siswa laki-laki langsung menyerbu mendekati AC untuk menghilangkan keringat mereka.
"Woi, Dean! Lo bisanggak sih nggak depan AC. Sumpah, keringet lo bau banget, anjir." Dean beserta kawan-kawannya malah tertawa mendengar teguran dari Jade salah satu siswi di kelas itu.
"Bodo, gue nggak mau. Eh, bentar-bentar kayaknya gue pengen kentut, deh."
"Sumpah, Dean! Lo jorok banget, anjir!" Laurels yang tertidur pulas sedari tadi tiba-tiba membanting bangkunya kasar.
"Bisa nggak sih lo sehari aja nggak ganggu orang?" Lanjut Laurels semakin marah. Sementara Cloudy, Lucas, Jenny, dan siswa-siswi lainnya yang sudah berganti seragam baru datang memasuki kelas. Cloudy dan segera berlari menghampiri Laurels.
"Rels? Lo nggak apa-apa? Gimana perut lo? Udah nggak apa-apa?" Cloudy menatap Laurels dengan tatapan khawatir.
"Gue nggak apa-apa." Jawab Laurels sambil menyunggingkan senyum.
"Wah, anjir. Hp lo baru? Kok gue baru engeh, dah." Jenny mengambil ponsel berwarna putih di meja Laurels lalu memainkannya.
"Iya, dibeliin bokap gue. Kembaran sama Laura." Cloudy, Liam dan Jenny ikut melihat ponsel Laurels.
"Anjir, ini mah iphone terbaru."
'KRIIINGGG'
Bel berganti pelajaran berbunyi, semua segera kembali ke bangku masing-masing mengetahui Miss Hannah sudah berdiri di ambang pintu.
"Rels, tar gue boleh minjem hp lo nggak? Kebetulan gue mau beli yang tipe itu, makanya kepo. Kalo bagus gue jadi beli." Tanya Jenny.
"Iya, boleh." Lagi-lagi Laurels menyunggingkan senyuman di bibirnya. Cloudy sepertinya sudah terlihat fokus ke penjelasan Miss Hannah di papan tulis. Tiba-tiba Judith mengangkat tangannya ketika Miss Hannah sedang menjelaskan.
"Miss!"
"Ya, Judith? Ada apa?"
"Hape saya hilang"
"Handphone kamu hilang? Kamu yakin ilangnya di sekolah?"
"Iya, Miss. Tadi sih sebelum jam olahraga masih ada di kelas."
Miss Hannah menatap seluruh siswa dengan tatapan menyelidik.
"Miss! Dompet saya juga hilang. Padahal tadi saya inget udah masukin ke tas pas jam olahraga." Kini giliran Wendy mengangkat tangannya.
"Dompet kamu juga hilang? Siapa lagi yang merasa kehilangan?"
Daniel Hudson. Dia juga mengangkat tangannya.
"Saya juga kehilangan uang saya!" Suasana kelas berubah menjadi ricuh.
"Siapa yang nyuri di kelas ini? Berani-beraninya dia nyuri di sini, njir." Para siswi berbisik-bisik membuat kadaan kelas semakin ribut.
"Sudah! Sudah! Sekarang Miss tanya, siapa yang berada di kelas ketika jam olahraga?"
Hening. Tak ada yang menjawab. Bahkan Laurels sudah tertidur dengan pulas. Kini Welly yang berani membuka mulutnya di tengah keheningan.
"Laurels Greisy! Denger-denger sih dia tadi sakit perut, makanya nggak ikut kelas olahraga. Dia juga abis beli hanphone baru, Miss." Kini tatapan Miss Hannah beralih menuju bangku Laurels. Liam tampak mencoba membangunkannya.
"Apa-apaan? Apa hubungannya sama dia beli hape baru?" Sindir Cloudy pelan.
"Laurels Greisy! Apa benar kamu yang mencuri?"
Laurels tak mengerti apa yang dibicarakan Miss Hannah. Ia malah menguap lebar sambil menggelengkan kepalanya.
"Engga, gue nggak ngambil apapun. Memangnya ada yang kehilangan?" Laurels balik bertanya sambil memasang wajah innocentnya.
"Keluarkan isi tas kamu!"
Karena memang tak merasa bersalah, Laurels mengeluarkan isi tasnya dengan percaya diri. Namun betapa terkejutnya seisi kelas melihat apa yang ada dalam tas itu.
"Hah?! Apaan tuh?" Seisi kelas tampak bertanya-tanya. Terlihat sebuah bungkusan serbuk berwarna putih dengan dua kardus rokok di dalam tasnya.
Astaga! Ini jebakan!
Semua mata tertuju ke arah Laurels.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]
Teen Fiction"Mencintai seorang pria adalah suatu kesalahan." Itu adalah kalimat yang diajarkan pada Laurels sejak kecil. Laurels Greisy, siswi yang akrab dengan julukan cegil (cewek gila) selalu terlibat dalam pertikaian dengan Nathaniel Casvy -tetangga rumahny...