33. The Beginning of My Hatred Towards You

3 0 0
                                    


"Dasar bodoh! Kamu ini masih kecil tapi udah mikir segitu jauhnya! Kata Mama, kita harus jadi orang yang setia sama pasangan kita. Satu pasangan aja yang bisa nemenin kita sampe kakek nenek."

- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)

[Author's POV]

Pada salah satu kursi taman sekolah itu, Casvy duduk. Matanya tak henti hentinya menyaksikan langit biru dengan terik matahari yang menyilaukan bagi siapa saja yang melihatnya. Siapapun pasti akan merasa ceria karena cuaca hari ini sangat bagus. Namun, berbeda dengan Casvy. Ia seperti tak peduli lagi, yang ia khawatirkan sekarang adalah perasaannya, perasaan yang semakin menjadi jadi jika terus-terusan ia biarkan seperti ini.

"Baiklah, Laurels. Aku akan memilih diam. Aku takkan pernah banyak bicara lagi, cukup sudah perasaan ini membara seperti ini. Aku sudah menyakitimu, dan aku akan menerima konsenkuensinya sekarang. Yaitu membiarkan kau bersama orang lain, Semoga kau bahagia, Rels. Maafkan aku,"

Flashback

"Nggak kayak gitu, Vy. Kalo begitu kamu malah cuma bikin istananya jadi makin rusak." Kata Laurels kecil yang masih berusia 10 tahun berusaha menyingkirkan tangan Casvy dari bangunan istana pasir miliknya.

"Yak!! Ini emang sudah bener, kok. Kamu tahu rumah sepongebob? Ada daunnya juga kan di atasnya?" Angin menerpa wajah keduanya.

"Tapi kan kita nggak lagi bikin rumah spongebob, Casvy! Kita mau bikin istana!" Laurels tidak habis pikir lelaki berumur 11 tahun ini tidak mengerti bagaimana bangunan istana. Apa karena hari-harinya hanya tentang video game makanya ia tidak tahu apa-apa? Haha.. bukan seperti itu. Casvy hanya berusaha untuk menggodanya kok?

"Terus yang mau kamu buat itu istana yang kayak gimana? Istana yang di Frozen itu? Anna? Elsa? Istananya Elsa dibuat dari es, Rels.. bukan dari pasir" Casvy tertawa mengejek.

"Ahh, tau ah! Malesin banget. Aku nggak mau main lagi!!" Laurels menghancurkan istana pasir miliknya lalu memutuskan untuk berlari ke air laut dan bermain di sana. Tapi sialnya, Casvy mengikutinya.

"Rels,"

"Ehm?"

"Kalo kamu udah gede kira-kira nanti kamu pengen jadi apa?"

"Aku pengen jadi pemain cello, Vy. Guru aku bilang aku punya bakat di musik."

"Oh iya? Kalo gitu, aku bakal jadi pendengar setia kamu yang selalu nonton pertunjukkan kamu di atas panggung"

"Beneran? Minggu depan aku ada kompetisi cello tingkat nasional. Kamu mau datang?"

Casvy mengangguk. "Akan aku usahakan!"

"Janji?"

"Mm.. Janji!"

"Gimana kalo kamu nggak dateng?"

"Ya nggak mungkin, lah! Mana mungkin pendengar setia kamu nggak dateng? Itu mustahil. Kalo aku nggak dateng, aku yakin dunia ini akan berakhir."

Mereka berdua tertawa bersama.

1 minggu berlalu..

"Kak, Kakak ngelihat Casvy, nggak?" Laurels terlihat sangat panik, sebentar lagi namanya akan dipanggil, dan Casvy belum juga datang.

"Nggak tau, dah. Mungkin dia sedang dalam perjalanan ke sini." Kata Laura menimpali.

"Ayo, kamu harus prepare. Bentar lagi nama kamu dipanggil." Laura segera menyiapkan alat musik cello milik Laurels dan menggandengnya menuju ke samping panggung.

"Oke, peserta selanjutnya adalah Laurels Greisy dari Pinecrest Art Elementary School!" Mendengar panggilan dari host Laurels berjalan pelan-pelan menuju ke atas pentas. Laurels memperhatikan para penonton dengan bening matanya.

Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang