Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]

9. The other side of Nathaniel Casvy

"Pokoknya lo nggak boleh sedih kayak tadi lagi. Lo nggak boleh nyalahin bokap lo. Lo nggak kasihan apa? Gimana kalo bokap lo nggak tenang di alam sana karena anaknya yang jelek ini terus mengungkit-ungkit janjinya?"

- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)

[Laurels Greisy POV]

Aku terbangun mengerjapkan kedua mataku, menatap langit-langit yang tampak asing bagiku. Di mana aku? Apa yang terjadi semalam? Bagaimana aku bisa sampai di sini? Siapa yang membawaku ke sini? Aku mengabaikan semua pertanyaan yang terlintas di kepalaku dan memutuskan untuk bangkit dari tidurku lalu berjalan keluar kamar. Saat aku hendak menuju ke kamar mandi, aku tidak sengaja melihat seorang laki-laki tinggi di dapur.

Apa itu Casvy? Apa jangan-jangan dia yang membawaku ke kamar semalam? Terakhir kali kurasa aku hanya melihatnya. Tapi, sungguh aku tidak ingat apa yang sebenarnya terjadi padaku semalam. Aku meneruskan langkahku menuju kamar mandi.

"Lo tidur apa meninggal, sih? Jam 9 baru bangun. Untung aja hari ini weekend, cepet gih masak! Gue udah laper. Lo tau kan kalo lo di sini cuma numpang? dan lo pastinya sadar diri dan tau apa yang harus lo lakuin!" Bentaknya saat melihatku membuka pintu kamar mandi.

"Iya, gue tau. Gue mandi dulu!" Jawabku lemas lalu memasuki kamar mandi.

Casvy terdiam tanpa berkata apa-apa. Aku tahu ia pasti merasa aneh dengan respon yang kuberikan barusan. Biasanya aku akan memberi respon kasar atau memukul kepalanya. Entahlah. Sejujurnya, aku pun tidak tahu apa yang terjadi padaku. Rasanya sifatku berubah menjadi seperti cinderella penurut yang hanya bisa pasrah saat dibully oleh kedua saudara tirinya. Mendadak sifatku berubah menjadi lemah lembut. Tapi, kenapa? Kenapa aku harus begitu?  Ish, harusnya tadi aku membalas membentak atau kalau perlu aku menonjok muka alien tiang listrik itu! Bodoh! Bodoh! Kamu sungguh bodoh, Laurels!

[Nathaniel Casvy POV]

Ada apa dengannya? Apa karena dua tiket ferris wheel itu dia mendadak berubah menjadi seperti ini? Biasanya dia akan melawanku lalu menonjok mukaku. Tapi, kenapa dia menjadi selemah lembut itu? Terakhir kali dia mengatakan bahwa ia ada janji dengan Zach, cowok sok ngartis itu. Tapi, dia pulang dengan keadaan basah kuyup dan berantakan sambil menggengam dua tiket ferris wheel.

Apa mungkin dia ingin sekali naik ferris wheel tapi Zach tidak mau menemaninya? Atau mungkin Zach mabuk wahana makanya dia menolak? Kalo kasusnya seperti itu, kenapa dia sampai sebegitunya? Padahal kan dia bisa naik sendiri. Ah, kenapa aku malah jadi aneh begini?Terserah, itu kan urusan Si Cegil. Ngapain juga aku harus ikut campur? Otakku terlalu berharga jika digunakan untuk memikirkannya.

Mungkin lain kali aku bisa menjadikannya sebagai bahan untuk meledeknya sebagai bocil cengeng yang gagal naik ferris wheel. Hahaha.

[Laurels Greisy POV]

Aku memasak seadanya. Meski kutahu aku memang jago dalam hal memasak. Yep, itu karena aku mewarisi bakat mamaku. Duh, aku jadi merindukan mama. Bagaimana bisa ia meninggalkan anaknya yang paling cantik ini dan pergi bersama Laura ke New York? Setelah menyebut kata New York, aku juga jadi teringat daddy, mengapa daddy secepat itu meninggalkanku? Aku bahkan tidak tahu di mana daddy dimakamkan. Andai saja aku tahu, aku pasti akan sering datang dan menceritakan banyak hal secara langsung pada daddy.

Alih-alih menghadiri pemakaman daddy, mama malah menyeretku dan Laura untuk pindah ke Jakarta, dan tidak memberi kami kesempatan untuk melihat pemakaman daddy untuk terakhir kali. Keluargaku memang sangat aneh, pikirku sambil menghidangkan hasil masakanku di atas meja makan.

Namun, lagi-lagi ada saja yang merusak suasana hatiku.

Alien tiang listrik itu berjalan menghampiriku. Tidak, lebih tepatnya ke meja makan. Dia langsung duduk dan menyantap masakanku dengan lahap, karena aku juga lapar aku pun ikut makan bersamanya.