"Gerry Crimsen, lo ketua OSIS?"
- BE MY MISTAKE (The Story of CEGIL)
[Author POV]
Sudah pagi, dan rasanya masih sama. Laurels terlihat sangat berantakan. Ia tertidur di atas lantai kamarnya yang dingin. Matanya membengkak akibat kejadian semalam. Sepertinya ia terlalu banyak menangis tadi malam, bahkan ia tak sempat untuk berjalan menuju tempat tidurnya. Tubuhnya masih melemas, dengan langkah gontai ia berjalan menuju kamar mandinya, menyalakan kran air dan masuk ke dalam bak mandi. Air mata masih sempat-sempatnya mengalir turun dari kelopak matanya, sungguh ia tak pernah terlihat sekacau ini sebelumnya.
"Laurels?" Panggil Laura memasuki kamarnya.
Jarum jam telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Namun, Laurels masih belum keluar dari kamar mandinya.
"Rels, lo nggak berangkat sekolah?" Laura menyisir seluruh ruangan di rumahnya dan tak kunjung menemukan adiknya.
"Dimana dia?" Gumam Laura pada dirinya sendiri.
Sejenak kemudian Laurels keluar dari kamar mandi. Matanya masih membengkak, bibirnya memucat, kulitnya bahkan terlihat sangat kering.
"Gue berangkat sepuluh menit lagi," Ujarnya memilah-milah baju di lemarinya, mencari seragam sekolahnya.
"Lo nggak papa?" tanya Laura menepuk punggungnya.
"Nggak papa, kok" Ujarnya tersenyum, berusaha terlihat kuat di depan kakaknya.
"Muka lo pucet banget asli. Lo sakit?" Laura masih saja bertanya mengenai keadaannya.
"Gue nggak papa, Kak." Laura akhirnya menyerah dan berhenti mengajukan pertanyaan lagi pada Laurels untuk memastikan keadannya.
"Oke kalo gitu, gue tunggu di bawah. Jangan lupa sarapan dulu!" Laura pun berjalan keluar kamar Laurels, menuruni anak tangga menuju ruang makan.
Sepuluh menit kemudian Laurels keluar dari kamarnya.
"Rels, mau selai stroberi atau cokelat?" Tanya ibunya sambil memegang dua lembar roti tawar dan pisau, berniat memberi selai di atas roti tersebut.
"Aku lagi nggak pengen sarapan, Mah. Laurels langsung berangkat, ya!" Laurels melangkahkan kakinya keluar rumah.
"LAURELSS!!!"
"KALO NGGAK SARAPAN NANTI LEMES DI SEKOLAH!!!" Teriak ibunya menggelegar. Laurels terus melangkahkan kakinya, tanpa menghiraukan seruan ibunya yang sedari tadi memanggilnya.
Laurels masih berjalan menapaki trotoar yang sangat ramai, berkali-kali ia hendak terjatuh karena desakan orang-orang yang melewati jalan itu, ia masih terus melangkahkan kakinya, hingga tiba-tiba seorang wanita tua menenggor pundaknya, membuat ia hendak terjatuh, untung saja ada seseorang yang menahan tubuhnya.
Laurels menoleh melihan seorang yang berada di belakangnya, terlihat seorang pria berambut coklat, dengan mengenakan seragam sama sepertinya tersenyum menatapnya.
"Lo nggak papa?" Laurels balas tersenyum menatapnya.
"Nggak papa, kok. Makasih, ya." Laurels membungkuk, lantas meneruskan perjalanannya.
"Lo sekolah di Pinecrest Art School?" Laurels tersentak, ternyata pria tadi masih mengikutinya.
"Ya, ada apa ya?" Laurels menganggukkan kepalanya lemas.
"Eh kita satu sekolah ternyata." Mereka berjalan bersama.
"Oh iya?" Tanya Laurels berusaha bersikap seramah mungkin.
"Iya, lo beneran nggak kenal gue?" Pertanyaan pria itu membuat Laurels memicingkan kedua matanya.
"Nggak, emang lo siapa?" Laurels balik bertanya, membuat pria itu tertawa kecil melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Mistake (The Story of CEGIL) [COMPLETED]
Novela Juvenil"Mencintai seorang pria adalah suatu kesalahan." Itu adalah kalimat yang diajarkan pada Laurels sejak kecil. Laurels Greisy, siswi yang akrab dengan julukan cegil (cewek gila) selalu terlibat dalam pertikaian dengan Nathaniel Casvy -tetangga rumahny...