[BIG BROTHER KIM]
:
VOTE+KOMEN
:
Kedatangan seseorang
"Kau adalah putriku"
Kalimat itu membuatnya terdiam.
Tak merasakan sedikitpun perasaan membuncah bahagia ketika seseorang yang selama ini ia kira sudah meninggal ternyata masih hidup di karenakan kedatangan nya yang tiba-tiba.
Hari ini tepat hari ke-20 semenjak kematian ibunya, dan pria itu datang kerumahnya yang kecil dan nyaman ini hanya untuk sekedar mengatakan omong kosong yang selama ini tak bisa ia percayai.
[Name] bahkan tak bergeming dengan wajah datar menatap pria itu tanpa sedikitpun emosi di karenakan tatapan matanya yang terlihat kosong dan hampa.Bibirnya sama sekali tak bisa membentuk sebuah senyuman untuk sekedar beramah tamah pada tamu tak di undang yang datang bersama para bawahan nya dengan muka yang menyeramkan seolah-olah ia memang berniat untuk menekan nya disini.
Aneh sekali.
[Name] selalu mendengar racauan tak jelas dari ibu pemabuk nya yang mengatakan jika ayah bajingan nya telah meninggal dalam sebuah pertarungan besar yang sama sekali ia tak mengerti.
Lantas siapa orang ini?
"Jangan bercanda tuan, ayah ku sudah mati" jawabnya tanpa beban, tak ada sekalipun kesedihan dalam nada suara nya dan ekspresi wajahnya.
Pria dewasa itu tertegun, sama sekali tak membayangkan jika salah satu dari gundik nya akan membicarakan kematian nya pada darah dagingnya sendiri padahal jelas-jelas Kim Gabryong masih hidup sehat sampai sekarang. Tanpa memikirkan wanita-wanita yang telah ia tiduri dan tinggalkan tanpa peduli akan tanggung jawab.
"Siapa yang mati? aku? bukankah jelas-jelas aku masih bernafas di hadapan mu?" sanggah Gabryong tak terima.
Salah satu bawahan nya terlihat memasang ekspresi wajah mengancam pada [name] meskipun tak dihiraukan oleh gadis itu karena memang ia sama sekali tak peduli.
"Oh maaf, aku tak pernah melihat ayahku selama aku hidup, sebab itu aku mengira jika dia sudah mati, bukankah wajar jika aku mengira dia sudah mati karena dia tak ada bersama ibu ku ketika aku lahir?" sarkas [name] dengan nada suara yang tenang.
Gabryong menghela nafas pelan dan menatap [name] dengan pandangan memicing. Tak dipungkiri apa yang dibicarakan anak di hadapannya ini sama sekali tak salah, tetapi fakta jika ada beberapa kemiripan rupa dari Gabryong pada [name] membuat ia tak bisa mengelak jika ia harus memungut [name] untuk datang ke kehidupan nya sebagai anak nya Kim Gabryong.
"Jangan bersikap arogan nak..."
"Kau hanya salah satu anak yang dihasilkan dari sekian banyak nya gundik yang pernah aku tiduri"
Kalimat itu begitu pedas dan menyakitkan dan langsung menohok hati kecil [name] yang begitu rapuh tanpa sedikitpun perlindungan. Tumbuh di bawah atap yang sama dengan ibu yang tak bisa memberikan nya contoh yang baik tak membuat nya memiliki mental baja meskipun sudah hidup lama dalam kesakitan yang begitu pahit.
[Name] terluka.
Begitu sakit seseorang yang pernah ia harapkan dalam mimpi di masa kecil nya akan datang untuk merayakan hari bahagia nya dan memberikan ia perlindungan yang selalu ia inginkan.
Memang seharusnya ia tak berharap pada apapun.
[Name] tersenyum pahit.
"Lalu aku harus apa? apakah aku harus bersikap lemah karena digilas oleh orang sepertimu tuan?" tanya [name] dengan nada suara yang nyaris bergetar.
Tuhan...
Ia tak kuat...
Tak memiliki sosok figur ayah selama ia hidup membuatnya kehilangan arah.
Gabryong tak menjawab.
"Tak ada banyak hal yang harus aku jelaskan sekarang, tetapi yang pasti, kau harus ikut dengan ku tanpa sedikitpun bantahan" jawab nya memerintah.
[Name] menggeleng tak paham.
"Haruskah? kenapa aku harus? aku hidup cukup tenang disini meskipun tak bergelimang harta sepertimu"
Gabryong tak menjawab, ia hanya beranjak dari duduknya dan memerintahkan anak buah nya untuk membawa [name] pergi dari rumah menyedihkan ini.
"Bawa dia.."
Ia memang tak bertanggung jawab. Tetapi melihat salah satu dari anaknya yang masih hidup malah berlindung di bawah rumah yang nyaris roboh seperti ini membuat nya ingin murka karena Gabryong bukanlah orang miskin yang tak bisa membesarkan satu anak dari salah satu gundik nya.
Meskipun [name] tak mengerti. Ia sama sekali tak memberontak ketika pria-pria besar bawahan dari seseorang yang mengaku ayahnya itu menggenggam lengan nya dengan erat untuk dibawa pergi dari kediaman nya dengan mendiang sang ibu.
Tetapi satu hal yang bisa [name] pastikan.
Hidup nya tidak akan lagi sama.
Entah itu hal yang buruk atau hal yang baik.
[Name] sama sekali tak menunggu kehidupan nya di masa depan karena ia hanya ingin mati.
Maafkeun aku yang bikin cerita baru ketika cerita yang lain belum selesai *plak
TBC
JUMAT, 13 SEPTEMBER 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction"𝐊𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮" 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚�...