3

1.6K 286 14
                                    

[BIG BROTHERS KIM]

:

VOTE+KOMEN

:



Bocah itu.

Mengatai nya.

Bodoh?


Gimyung tertegun, kalimat yang dikatakan [name] beberapa jam yang lalu cukup mengganggu nya hingga ia tak bisa fokus pada hal yang sedang ia kerjakan.


Sebelumnya Gimyung hampir tak pernah dikatai bodoh oleh seseorang. Beberapa teman sebayanya menghormati nya bahkan orang-orang terdekatnya juga tak pernah mengatakan hal buruk pada Gimyung. Bukan sombong. Tetapi apa kali ini sudut pandang Gimyung yang salah?



Padahal jelas-jelas ia melihat bocah itu menginjak leher pelayan tanpa perasaan kasihan dan tiba-tiba saja menjuluki nya bodoh hanya karena Gimyung menegurnya, apa kali ini Gimyung benar-benar salah?


' tok

' tok


"Tuan muda Gimyung, bolehkah saya masuk?" salah satu pelayan pria mengetuk pintu kamar Gimyung.

Gimyung yang tadinya sibuk dengan pikirannya mau tak mau tetap menerima kedatangan pelayan itu karena ingin menerima informasi yang sejak tadi ia pertanyakan saking merasa bingung nya.

"Masuklah, aku tak mengunci pintunya"


Pelayan itu masuk, sembari membawakan dua kotak rokok yang diminta Gimyung beserta pemantik nya. Ia langsung duduk di hadapan Gimyung tanpa diminta untuk menyampaikan informasi.



"Jadi? Apa yang kau dapatkan?" tanya Gimyung dengan nada penasaran.

"Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya tuan muda, dia memang anak dari salah satu gundik tuan besar yang dibawa kesini, namun bedanya dia satu-satunya anak perempuan Tuan besar Gabryong" jelas pelayan itu secara singkat.



Gimyung berpikir sejenak. Sebelumnya ada banyak anak laki-laki yang dibawa oleh ayahnya ke rumah ini dan tak bisa bertahan selama seminggu dikarenakan bertemu dengan kakak sulung nya yang cukup gila.

Apa kali ini akan sama juga?



"Lalu? apa ibu membiarkan nya tinggal disini? bukankah cukup bahaya jika ia tinggal disini sampai bertemu kakak..."


Pelayan sekaligus penjaga Gimyung itu membuka kancing jas hitam nya yang mencekik area pinggang nya lalu menatap Gimyung dengan serius.

"Sayangnya iya, Tuan besar dan Nyonya besar membiarkan dia tinggal disini karena Nyonya besar yang mengatakan jika ia tak masalah untuk membiarkan dia tinggal disini. Meskipun Nyonya besar sudah tau penyebab anak-anak dari gundik sebelumnya mati dengan waktu yang cukup cepat, Nyonya besar ingin mengetahui, apakah dia bisa memberikan alasan yang tepat jika bertemu saudara anda nanti..."


Gimyung sedikit cemas tanpa alasan. Jika sebelum-sebelumnya ia sama sekali tak peduli pada anak-anak gundik milik ayahnya yang pernah di bawa kesini karena memang anak-anak itu sudah merasa paling besar karena dipungut oleh Gabryong, entah kenapa kali ini ia merasa cemas jika gadis itu tak bisa menghadapi saudara nya nanti.


Gimyung menatap ke arah pelayan nya dengan ekspresi tak sabaran.

"Siapa namanya?"


Pelayan itu mengeluarkan kartu identitas milik [name] yang sepertinya baru saja dibuat dalam waktu yang dekat ini ke arah Gimyung.


Gimyung menerima nya dan membaca keseluruhan kartu itu dengan fokus.

Dan astaga----

Gimyung benar-benar tak habis pikir dengan ayahnya yang seperti sampah.

Bagiamana bisa saat Gimyung  baru beranjak 4 tahun. [Name] baru saja lahir ke dunia yang jahat ini.

Tahun kelahiran yang tertera di kartu identitas milik [name] benar-benar membuatnya tercengang. Karena ternyata gadis itu masih cukup muda dan memiliki jarak umur yang tak terlalu jauh dengan Gimyung.



[KIM GIMYUNG : 22 Years old]

[KIM [NAME] : 18 Years old]



Gimyung merasa sesak dihatinya sekaligus stress secara tiba-tiba. Dengan terburu-buru ia meraih rokok yang dibawakan oleh pria yang ada dihadapan nya dan cepat-cepat membakar ujung nya untuk menghirup asapnya secara rakus dan menghembuskan nya dengan perasaan lega.



Ia tau ayahnya adalah sampah.

Tetapi Gimyung benar-benar tak menyangka ternyata ayah nya sesampah ini.

Bagaimana bisa dia melepas seluruh tanggung jawab pada anak-anak nya (termasuk Gimyung) dan hidup dengan kesenangan nya diluar sana untuk di anggap seorang pahlawan padahal nyatanya dia hanyalah seorang pria yang sangat pecundang yang tak bertanggung jawab.





"Aku merasa akan gila..." gumam Gimyung penuh kekesalan.

Mok Danhyun (si Penjaga) Hanya diam dan tak menginterupsi kekacauan tuan nya dan menyediakan asbak untuk sisa-sisa rokok milik Gimyung.



"Setelah ini, apa yang ingin Tuan Muda lakukan?" tanya Danhyun dengan nada penuh keraguan. Ia merutuki mulutnya yang lancang bertanya pada Gimyung.


"Melakukan apa maksudmu?" tanya Gimyung bingung.

Danhyun menghela nafas pelan.

"Apa tuan akan tidak mempedulikan nya seperti anak-anak gundik yang lain, atau ingin mempertahankan dia disini dengan pembelaan mu tuan?''


Gimyung mengernyit bingung.

"Membelanya? mengapa aku harus?"



Danhyun menatap Gimyung dengan serius.

"Karena dari sudut pandang saya, Tuan Muda sedikit menaruh kepedulian pada Kim [name]"




Jawaban itu membuat Gimyung tertegun.



Kepedulian?



Apa memang seperti itu?







TBC

MINGGU, 15/9/2024

𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang