[BIG BROTHERS KIM]
:
VOTE+KOMEN
:
"Ingin makan yang lain?"
[Name] menggeleng kecil.
"Ingin pergi ke kamar mandi?"
[Name] kembali menggeleng sebagai jawaban.
"Lalu--- ingin menonton video?"
Lagi-lagi [name] kembali menggeleng sebagai jawaban. Bocah itu menatap Minseon dengan tatapan bingung.
"Ibu, Kak Gimyung mana?" tanya [name] penasaran mencari kakak keduanya.
Minseon meletakan bubur halus yang baru dimakan dua sendok oleh [name] di atas meja nakas.
"Kakakmu keluar bentar, apa ada hal yang kau butuhkan?" tanya Minseon dengan lembut sembari mengusap-usap rambut [name] yang sedikit kusut karena tidak keramas berhari-hari.
[Name] menggeleng.
"Tidak, hanya saja. Tadi kakak pergi dengan ayah, memangnya mereka ingin kemana?" [Name] bertanya sembari merebahkan punggungnya pada ranjang.
"Ayah dan kakakmu sedang mengurus sesuatu. Jika urusan mereka berdua selesai, mereka akan kembali secepat mungkin" jawab Minseon menenangkan [name].
[Name] mengangguk mengerti dan tak lagi bertanya pada Minseon. Ia lebih memilih untuk melihat ke arah langit-langit kamar rumah sakit di daerah Gimpo dengan tatapan kosong. Tempat ini tanpa sadar menjadi hal yang sangat familiar bagi [name].
Berwarna hampir serba putih, bau obat-obatan, banyak dokter dan perawat, bunyi suara mobil ambulan setiap malam, tangisan keluarga dari pasien yang meninggal, rasa nyeri ketika kulitnya ditusuk oleh jarum suntik, makanan yang agak hambar, suasana sekeliling yang ramai tetapi begitu sendu, rasa pahit di pangkal lidahnya, kesadaran yang di awang-awang, dan juga--- hawa dingin yang agak mencekam di ruangan rawat inap yang ia tempati.
Kim [name] tau, pasti ia seumur hidup tak akan bisa menghindari tempat ini. Hanya saja, lama kelamaan ini agak membuatnya muak dan sedikit trauma ketika tiba-tiba saja terbangun diruangan semacam ini.
Ibu bilang, perutnya ditusuk oleh salah satu pelaku jajaran teroris bersenjata yang telah mati. Tetapi, [name] bahkan tidak ingat bagaimana itu terjadi. Ingatan nya berusaha untuk memutar ulang kejadian 2 bulan lalu, dimana semua orang-orang mati dengan tragis di rumah sakit yang ia tempati.
Terakhir yang [name] ingat, ia bersama Kim Jungoo.
Tetapi setelah itu Kim Jungoo pergi dari ruangan nya karena tak mau mengganggu waktu istirahat milik [name] ketika pria itu tau jika [name] akan jatuh dalam kantuknya.
Ya, [name] ingat betul jika setelah Jungoo pergi ia langsung tertidur karena terlalu lelah setelah bertengkar dengan Kim Gitae.
Setelah itu tiba-tiba saja ia terbangun di gendongan ayahnya dengan kepala yang sangat pening karena baru sadar jika kehilangan banyak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction"𝐊𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮" 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚�...