[BIG BROTHERS KIM]
:
VOTE+KOMEN
:
Gimyung perlahan-lahan mengangkat kedua kelopak matanya ketika merasakan basah dari cipratan air yang berasal dari bocoran atap gudang yang mengenai wajahnya.
Dengan kepala yang berdenyut nyeri karena pusing dan mata yang agak memburam, secara bertahap kesadaran nya kembali pulih dan Gimyung langsung bisa merasakan usapan lembut milik tangan hangat seseorang mendarat di rambutnya.
"Ibu.."
Gimyung bergumam pelan memanggil nama Minseon. Wanita yang berstatus sebagai ibunya itu tertidur pulas dengan posisi punggung yang menyandar pada dinding serta paha nya memangku kepala milik Gimyung, tanpa memikirkan apakah paha nya akan merasa pegal atau tidak.
Karena merasa bersalah, akhirnya Gimyung sedikit menggeser kepalanya agar berkontak langsung dengan tanah. Pergerakan kecil nya membangunkan Minseon yang tertidur dan hal pertama yang Minseon tanyakan adalah tentang keadaan nya.
"Apa kau sudah baik-baik saja?" tanya Minseon dengan raut wajah khawatir saat melihat Gimyung yang malah mengganti posisi kepalanya dibawah tanah.
Gimyung mengangguk pelan dengan ringisan kecil.
"Euhmm... tetapi aku masih sedikit merasa pusing..." jawab Gimyung diiringi helaan nafas pelan.
Minseon bernafas lega mendengar itu. Gudang ini begitu remang-remang karena hanya dihiasi oleh lampu berwarna kuning yang hampir mati, dilihat dari tak adanya cahaya yang membias masuk kedalam gudang ini membuat Minseon menyimpulkan jika ini memang sudah malam. Tetapi ia masih bisa melihat wajah Gimyung dengan jelas sehingga Minseon tak perlu menelisik lebih jauh tentang keadaan putranya.
Gimyung perlahan-lahan bangkit dari posisi tidurnya sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri seperti dihantam oleh bongkahan batu besar, penglihatan nya yang mulai jelas membuatnya langsung berkeliling untuk mengetahui situasi dan kondisi tempat terbengkalai yang menelantarkan dirinya dan ibunya disini.
Begitu berdebu dan berantakan.
Beberapa jamur hitam yang menghiasi plafon-plafon atas gudang bahkan terlihat lebih tebal dari yang pernah Gimyung lihat ditempat tinggal para orang miskin di pemukiman kumuh.
Jalan masuk gudang ini bahkan begitu bebas karena pintu besi yang menghalanginya sudah tak ada lagi.
Beberapa kayu-kayu bekas dari kursi dan meja yang sudah rusak bahkan hampir memenuhi ruangan gudang yang luas ini.
Tetapi yang menjadi fokus Gimyung saat ini adalah noda darah yang telah mengering di tanah yang jaraknya tak jauh dari dirinya dan ibunya duduk saat ini.
Dengan penuh rasa penasaran, Gimyung menoleh ke arah ibunya.
"Darah siapa itu?" tanya Gimyung dengan kerutan dahi yang serius.
"Park Jinyoung, pamanmu" jawab Minseon cuek dengan ekspresi kesal yang samar diwajahnya. Setelah Jinyoung tak sadarkan diri dan terjatuh ketanah karena luka di kepalanya, si jelek Dogyu bahkan melupakan tujuan nya untuk kesini dan malah kembali pergi untuk membawa Jinyoung ke ruang perawatan milik suatu organisasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction"𝐊𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮" 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚�...