[BIG BROTHERS KIM]
:
VOTE+KOMEN
:
Note: "aku gak tau apapun tentang hal kedokteran maupun penyakit, jadi maafkeun ya kalo banyak hal yang salah"
Dan juga chapter ini pendek-_-
:
+- Happy reading+-
Lampu ruangan operasi dimatikan sebagai tanda jika kegiatan yang ada di dalam sana sudah rampung dikerjakan dengan rapi.
Terhitung 8 jam Gitae menunggu didepan ruang operasi [name] tanpa sebuah kepastian.
Pria itu begitu kacau dengan aura gelap mengerikan disekelilingnya hingga membuat semua orang yang ada di rumah sakit tak ada yang berani untuk mengganggunya atau sekedar menegur nya untuk membersihkan diri dari sisa-sisa darah [name] yang masih mengering di baju dan jaket kulitnya.
"Mau sampai kapan kau duduk seperti orang gangguan jiwa dengan penampilan seperti itu?"
Gitae yang tadinya menunduk untuk menyembunyikan rasa depresinya mendongak untuk melihat siapa orang yang berani-beraninya mengganggu ketenangan nya dengan kalimat yang memicu emosinya.
Ah...
Sial...
Kenapa harus bajingan itu yang datang untuk menegurnya?
Apakah dunia ini begitu sempit sampai Kim Gitae harus bertatap muka dengan Kim Gabryong?
Tanpa berniat menjawab, Kim Gitae dengan cepat memalingkan wajahnya dari Kim Gabryong dengan perasaan kesal yang bercokol di dalam hatinya.
Ekspresi datar dengan mata panda tebal yang tertampil dalam wajahnya cukup menunjukan jika Kim Gitae tak tidur dengan baik, karena merasa tak tenang akan kondisi [name] yang begitu rawan untuk mati.
"Dasar anak muda, mau sampai kapan kau memiliki dendam yang begitu besar padaku hah?" cibir Gabryong kesal karena Gitae yang mengacuhkan nya.
"Sampai kau mati." Jawab Gitae singkat tetapi cukup menohok untuk didengarkan.
Sayangnya ini Kim Gabryong. Dia sama sekali tak tersinggung dengan perkataan putra sulung nya yang begitu kejam dan tajam untuk mengharapkan kabar kematian dirinya dalam waktu cepat. Daripada sakit hati atau tersinggung, Gabryong malah terkekeh kecil sebagai respon atas ucapan Gitae tadi.
"Tidak ada yang tau kapan kematian ku akan datang, tetapi aku hanya berharap, sebelum aku mati. Setidaknya aku sudah merasa tenang ketika tau putriku dalam posisi yang aman ditengah-tengah keluarga yang aku bangun untuk nya..."
Gabryong terlihat tenang saat mengatakan itu. Sama tenang nya dengan Kim Gitae yang begitu hening saat duduk berdampingan dengan Kim Gabryong sembari menunggu kabar terbaik seorang remaja perempuan di ruang operasi sana yang sedang dalam kondisi kritis tanpa bisa di jenguk.
"Tidak akan ada keluarga lain untuk [name]. Setelah operasi ini selesai, Kim [name] akan kubawa ke Mexico dan aku tidak akan membiarkan kalian semua menyentuh [name] lagi..." Gitae menyela pembicaraan Gabryong dengan begitu egois dan arogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction"𝐊𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮" 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚�...