[BIG BROTHERS KIM]
:
VOTE+KOMEN
:
"Bangun adik kecil..."
[Name] secara terpaksa membuka matanya yang memberat ketika jari-jari panjang milik Gitae mengusap-usap hidung dan mulutnya yang melepuh secara lembut hingga mengusik waktu tidurnya.
"Kenapa kakak membangunkan aku... ini masih malam..." ucap [name] dengan suara serak khas orang yang bangun tidur.
"Kau harus minum obatmu" jawab Gitae dengan tangan yang menahan punggung milik [name] agar tidak kembali mengambil posisi tidur karena ia harus memberikan [name] obat.
"Obat apa..."
[Name] sedikit meringis ketika Gitae secara tiba-tiba mengganti posisinya yang tadinya duduk di atas kasur menjadi berubah di atas pangkuan paha Gitae. Seakan-akan meminta maaf dari tindakan nya, pria itu mengusap-usap punggung milik [name] secara lembut sekaligus menyangganya, merasa takut jika sewaktu-waktu ia tak sengaja menambah rasa sakit di tubuh [name] yang memar-memar.
"Obat pereda nyeri, pelayan tadi hanya mengoleskan salep pada lukamu. Itu juga harus di obati dari dalam juga..." ujar Gitae mengingatkan.
[Name] mengangguk kecil dan tak banyak bertingkah ketika Gitae memasukan tablet obat dengan ukuran normal ke arah mulutnya secara perlahan-lahan di ikuti oleh air minum yang diminum secara susah payah oleh [name] karena menahan perih di bibirnya akibat luka bekas sundutan ujung rokok.
"Sudah" desah [name] lega ketika obat itu sudah masuk kedalam tenggorokannya.
Gitae menaruh gelas berisi air yang sudah hampir habis itu di atas nakas disamping kasur tempat tidur [name]. Tanpa menunggu untuk [name] meminta tolong, pria itu seakan-akan peka dan mengerti akan rasa kelelahan pada tubuh [name] hingga akhirnya Gitae kembali menidurkan [name] di atas kasur di ikuti oleh dirinya yang juga ikut merebahkan tubuh disamping [name] dengan lengannya yang digunakan untuk bantal [name].
Mengiringi waktu [name] untuk kembali tidur, Gitae menepuk-nepuk pelan perut [name] seperti menidurkan bayi agar adiknya cepat kembali merasa ngantuk dan obatnya mengambil peran.
Tetapi karena [name] terlanjur bangun dan tak biasanya ia merasa sulit untuk kembali tidur, akhirnya bocah itu mengambil posisi miring ke kiri agar bisa berhadapan dengan Gitae.
Gitae menghentikan tepukan nya dan beralih untuk memeluk pinggang [name] untuk menghalau rasa dingin yang ada di kamar [name] karena pendingin ruangan nya yang dinyalakan.
"Tidak bisa tidur?"
[Name] mengangguk pelan.
"Euhmm... mataku kembali segar..." ringis [name] merasa tidak enak karena Gitae harus menunggui nya tidur. Jangan salahkan [name] tolong, dirinya juga tidak tau mengapa tak bisa tertidur lagi, tetapi karena luka-luka yang ada ditubuhnya itu ada secara menyebar di sekujur kulit [name], hal itu membuat [name] kesulitan untuk mencari posisi yang aman tanpa harus menahan sakit karena lukanya bergesekan dengan baik pada sprei. Kebetulan saja tadi dirinya terlalu lelah hingga akhirnya bisa terlelap tidur dan melupakan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕭𝖎𝖌 𝖇𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗𝖘 𝖐𝖎𝖒 [𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction"𝐊𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮" 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚�...