Valden berjalan keluar kamar mandi dengan handuk yang masih meliliti pinggangnya, ia menatap adeknya bingung "kenapa?," tanya Valden
Edgar menoleh ke arah abangnya "Xander tadi chat,"ujar Edgar dengan muka yang masih terlihat marah
Xander mengangguk faham, ia berjalan mendekati lemari untuk memakai baju "mau ribut lagi?."
Edgar mendengus "Ck masalahnya dia tadi ngirim foto dia bareng Aqilla!! dia tau keberadaan Aqilla bang, dan dia bilang juga dia punya nomor barunya."
"Yaudah apa masalahnya? dia ngajak ribut kan? gue rasa lo ga se pengecut itu buat ngga menerima tawarannya, apa lagi ini ada sangkut pautnya sama cewek itu. Buktiin kalo lo emang laki." ujar Valden sambil mengeringkan rambutnya dengan Hair dryer
Edgar memandang abangnya sinis "maksud lo apa? tanpa lo kasih tau juga gue bakal nerima tawaran si anjing itu." Valden terkekeh mendengar ucapan Edgar "ya serah lo, jadi sekarang gue harus bantu apa buat lo? Besok gue ada urusan."
"Lacak lokasi Aqilla." pinta Edgar, yang di angguki oleh Valden
"Oke," ujar Valden sambil berjalan kearah meja lalu membuka laptopnya. Valden mengutak atikan laptopnya kurang lebih 2 sampai 3 jam'an. Tapi tidak menemukan infromasikan tentang keberadaan Aqilla. Informasi terakhir yang ia tau adalah. Aqilla yang keluar dari rumah sakit 1 hari setelah gagalnya acara pernikahan adeknya itu.
Edgar yang mendengar itu mengacak rambutnya frustasi, sebenarnya siapa keluarga perempuan itu? Sampe bisa merahasiakan kepergian Aqilla dengan serapih ini? Saat sedang memikirkan itu semua Papih mereka datang kedalam kamar Valden.
"Edgar papih mau bicara sama kamu," ujar Papih evan dengan tauran wajah tak enak di pandang.
Edgar, dan Valden yang melihat itu heran "ada apa pih?," tanya Edgar penasaran
"Ga usah banyak tanya, ikut papih ke ruangan kerja sekarang."Ucap papih Evan tegas, setelah bicara seperti itu papih evan langsung meninggalkan kamar Valden
Valden menoleh ke arah Edgar, " lo buat masalah apa lagi?."tanya Valden
Edgar menaikan bahunya "gue rasa akhir akhir ini gue ga buat masalah, kecuali masalah gagalnya pernikahan gue sama hamilnya Aqilla." ujar Edgar bingung
"Ck bodoh, yaudah sono samperin." suruh Valden sambil sedikit mendorong bahu adeknya keluar kamar
Edgar mendengus, menatap abangnya tajam. Tapi yang di tatap seolah tidak ada yang terjadi "apa? udah sono samperin." suruh Valden sekali lagi.
Mau tak tau Edgar mengiyakan, ia langsung pergi dengan perasaan dongkol pada Valden, ia berjalan ke arah ruangan kerja papih nya. setelah sampai di depan ruangan papih nya ia mengetuk pintu 3 kali lalu langsung masuk. Edgar menghampiri papih nya yang sedang sibuk dengan layar komputernya "ada apa pih?." tanya Edgar
KAMU SEDANG MEMBACA
GarQil {On Going}
Teen FictionHamil di luar nikah? Di saat umur nya baru menginjak 18 tahun? Bahkan dengan cowok yg sudah memiliki kekasih?! *** siapapun pasti tidak ada yang mau bernasib sama seperti Aqilla, gadis malang yang pulang dari Jerman ke Indonesia, berniat untuk me...