60, Nikah?!

71 6 5
                                    

Berbulan-bulan Edgar terus mengikuti Aqilla, ia juga tidak pernah sekalipun tidak datang ke mansion Aqilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbulan-bulan Edgar terus mengikuti Aqilla, ia juga tidak pernah sekalipun tidak datang ke mansion Aqilla. Ia terus saja memohon agar Aqilla mau memaafkannya.

Aqilla memang sudah keluar dari rumah sakit 4 bulan yang lalu. Dan kondisi matanya juga sudah membaik. Ia sudah bisa melihat dengan jelas.

Ia juga sudah perna bertemu dengan seseorang yang mendonorkan matanya, orang itu adalah orang kenalannya dokter Sindy.

Memang rencana sebelumnya adalah, Edgar yang mendonorkan matanya, tapi itu tidak jadi karna sebelum pendonoran mata itu berlangsung, Edgar sudah mengalami kecelakaan. Jadi hal itu lah yang membuat Edgar tidak bisa mendonorkan matanya. Dan ada seseorang yang rela mendonorkan matanya demi Aqilla

Orang itu bernama Ciko, salah satu pasien yang memang hidupnya sudah tak lama lagi, dan betul. Satu hari sebelum operasi itu berjalan. Nyawa ciko sudah tidak ada. Dan alasan kenapa ciko mau mendonorkan matanya pada Aqilla, adalah ia tak ingin nasib anaknya Aqilla jadi sepertinya, yang kehilangan ibunya saat pasca melahirkan. Ia ingin mereka berdua bisa hidup bahagia. Lagi pula nyawanya sudah tidak lama lagi, jadi selama ia bisa, ia ingin mendonorkan matanya untuk Aqilla..

Karna hal itulah, Aqilla sekarang jadi sering mengunjungi makam ciko setiap minggunya. Dan ia juga memutuskan untuk membesarkan anaknya di Indonesia, ntah karna apa, tapi ia sudah mera nyaman berada disini. Walupun dengan setiap paginya selalu saja, ada berbagai karangan bunga yang datang ke mansion nya.

"Ututututu, anak mama udah ganteng!" Aqilla memakai sepatu kecil pada kaki Zavier.

Zavier yang mendengar ucapan mama seolah mengerti, ia menghentak-hentakan kakinya kesal "zavier kenapa hmm?"tannya Aqilla

"Zavier ga suka mama panggil ganteng? Atau.... Ahh iya! Zavier mah selalu ganteng! Bukan udah ganteng. Maaf ya sayang mama lupa" ujar Aqilla terkekeh

Zavier memang sering gambek, saat Aqilla bicara bahwa dirinya sudah ganteng setelah selesai mandi, padahal kan belum mandi saja dia sudah ganteng. Kenapa mama nya tidak mengerti?

Aqilla tersenyum, ia mencium pipi Zavier gemas "kamu lucu bangett si!" dengan senang Zavier tersenyum kecil, sambil bergumam sesuatu pada Aqilla "Zav, ngomong apa hmm? Bla bla bla" kekeh Aqilla

Setelah selesai memakai baju, Aqilla menitipkan Zavier pada Maid yang ada disana. "Bi titip Zavier dulu ya, aku mau mandi"

Maid itu mengangguk "baik" Amora menoleh ke arah Zavier sambil tersenyum "dadah Zav" ucapnya sambil berjalan meninggalkan Zavier di tangan maid, kepercayaan nya

Zavier yang tadi tersenyum, setelah Aqilla pergi, ia langsung merubah raut wajahnya. Ia menatap maid itu dingin. Seolah tidak ada yang menarik baginya. Karna memang mengantuk, ia menutup matanya.

Baru beberapa saat Zavier tertidur di gendong Maid, Edgar datang, menghampiri maid itu, lalu meminta maid, itu untuk memberikan Zavier padanya"

"Maaf Pak, bukannya saya lancang. Tapi saya tidak bisa memberikan Zavier, tanpa seizin Nyonya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GarQil {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang