59, sinting!

43 6 2
                                    

"Kek, Nek, aku titip Zavier ya" ucap Aqilla saat hendak di bawa ke ruang oprasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kek, Nek, aku titip Zavier ya" ucap Aqilla saat hendak di bawa ke ruang oprasi

Kakek haria tertawa pelan "kamu ini ngomong apa? Udah pasti kakek jaga dong cucu kakek." Aqilla mengangguk. Ia menoleh ke arah Zavier kecil

"Bye bye sayang, do'ain mama ya"

"nanti juga kamu bisa ketemu Zavier lagi. Tenang aja" ujar kekek Haris menenangkan cucunya

Aqilla mengangguk, lalu ia di bawa salah satu suster untuk menuju ruang operasi.

Selama di ruang operasi, Aqilla hanya diam, dan terus membayangkan muka lucu anaknya. Ia ingin sekali melihat dengan jelas anaknya. Ia ingin normal seperti dulu.

Walaupun tak bohong, saat melakukan operasi itu, ntah kenapa otaknya malah. Memikirkan Edgar. Laki-laki yang mengejarnya sampai ia mengalami kecelakaan. Mengapa laki-laki itu tidak datang untuk menjenguk dia dan anaknya??

Walaupun bukan sepenuhnya salah Edgar, karna Aqilla juga sadar. Bahwa ia sendiri lah yang sudah membahayakan bayinya. Untungnya bayinya bisa selamat.

Pikirannya terus berpusat pada Edgar. Jujur, sebenarnya Aqilla sudah mulai memiliki rasa pada Edgar, karna kebaikan Edgar sebelumnya. Sewaktu di Jerman, ia sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan laki-laki, selain Shaka, dan kakeknya. Jadi ia belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta.

Anggap lah dia goblok, karna jatuh cinta dengan laki-laki yang telah menidurinya. Tapi mau bagimana lagi? Itu kenyataan.

Aqilla tidak membenci Edgar, hanya saja ia belum bisa memaafkan, dan melupakan sikap kasar Edgar padanya. Ia ingin melihat seberapa kukuh laki-laki itu memperjuangkannya. Ia ingin melihat perjuangan Edgar dalam menggapainya. Karna, semua yang ia jalani selama ini bukan lah hal yang mudah.

Mengandung anak di usia 18 tahun, rela melepaskan cita-citanya. Rela meninggalkan semua kenangan di Indonesia. Rela merawat anaknya sendiri, tanpa adanya seorang ayah. dan, Melahirkan anak dalam kondisi sekarat.

Semua itu tidak mudah. Dan masi banyak lagi hal-hal yang menyakitkan dalam hidup Aqilla.

Setalah bebarapa menit akhirnya operasi pendonoran mata itu selesai. Aqilla bangun dari tidurannya.

"Perban nya jangan di buka dulu ya" Nasihat dokter yang membantu Aqilla operasi tadi

Aqilla mengangguk "Kalo boleh tau, perbannya boleh di buka kapan ya dok?" tanya Aqilla

Dokter itu mulai membereskan alat-alatnya "perban nya bisa kita buka 5-7 hari lagi, untuk beberapa hari kedepan kamu harus benar-benar istirahat dengan cukup, usahkan untuk tidak beraktivitas terlebih dahulu. Dan jangan melakukan hal-hal yang berat, Besok saya akan periksa perkembangan, saya juga akan memberi obat, agar mata mu bisa kembali pulih." jawab dokter menjelaskan. Aqilla mengangguk mengerti "baik dok."

"Kalo boleh tau, siapa orang yang mendonorkan matanya untuk saya dok?" tanya Aqilla penasaran

Dokter itu terdiam "saya tidak tau namanya siapa, tapi mungkin dokter Sindy tau" jawabnya sambil menatap Aqilla

GarQil {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang