45, Edgar ngekos

161 12 0
                                    

Edgar mendorong kopernya keluar dari kamar, ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu untuk sampai di lantai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar mendorong kopernya keluar dari kamar, ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu untuk sampai di lantai bawah. Tadinya ia ingin menggunakan Lift tapi tidak jadi

Sesampainya ia di bawah, ia berjalan mendekat ke arah Mamih, dan Papahnya yang sedang nonton TV dengan secangkir Teh hangat "mih, pih."

Mamih Jovita menoleh, ia menaikan satu alisnya bingung "kamu mau kemana bawa koper, Gar?"

Edgar duduk di depan orang tuanya "Bang Valden kemana mih?" Tanya Edgar tidak menjawab ucapan Mamihnya tadi

"Ada di kamarnya. Kamu mau kemana?" Tanya mamih Jovita sekali lagi

Edgar menghembuskan nafasnya perlahan "Aku mau ngekos di dekat kampus. Aku mau ngejalanin hidup sendiri, karna Aku sadar bahwa selama ini aku selalu memakai duit kalian. Mulai hari ini aku bakal berusaha untuk menghujatnya janji ku pada Aqilla," beritahu Edgar serius

Papih Evan terseyum kecil, ia menatap putranya "Yasudah, buktikan. Jangan membuat malu keluarga dengan omong kosongmu." Mamih Jovita menyikut perut suaminya pelan "Jangan gitu Mas."

Edgar menggeleng pelan "Papih benar mih, Edgar memang harus berusaha keras untuk bisa bertemu dengan Aqilla, dan si Kecebong"

"Hah kecebong??" Gumam mamih Jovita heran

"Iya, anak ku, darah dagingku." Jawab Edgar menjelaskan ke heranan Jovita. Jovita yang mendengar itu langsung bangun lalu menjitak kepala Edgar "Bisa bisanya kamu samain anakmu dengan kecebong!!"

Papih Evan menaikan bahunya, lalu menyeruput Teh hangatnya "Ga ada bedanya Mih, sebelum jadi bayi dia berasal dari kecebong anakmu" setelah mengatakan itu, sudah di pastikan Papih Evan mendapatkan jitakan maut dari sang istri "Anak sama bapak sama aja! Bisa bisanya gak seperti itu disamain!"

Papih Evan memegangi kepalanya yang terkena jitakan istrinya "Yah emang sama mih, kaya mamih ga tau aj_"

"Udah papih diam!!" Sela mamih Jovita kesall

Edgar terkekeh melihat papihnya diam tak berkutik "yaudah mih, pih, Edgar pergi dulu. Nanti kalo ada bang Valden bilangi aja Edgar ga sempat ketemu sama dia." Mamih Jovita mengangguk "yaudah kalo itu mau kamu, mamih ga bisa larang. Kamu emang mau ngekos dimana? Ada ga uangnya? Kalo ga ada pake uang mamih aja nih"

Edgar menggeleng lalu mendekat ke arah mamihnya. Ia memegangi tangan mamihnya "ga usah mih, Edgar ada ko. Edgar mau ngekost di deket kampus, kalo ga salah di jalan ***** karna disitu paling dekat sama kampus," ujar Edgar menjelaskan

Mamih Jovita menarik nafasnya pelan "Hati-hati ya Gar, kalo ada apa-apa kabarin mamih," Edgar mengangguk lalu mengambil tangan Mamihnya untuk di salimi, dan begitu juga dengan Papihnya. "Yaudah Edgar jalan dul_"

"Kamu ga mau di antar saja?" Tanya Papih Evan yang dari tadi diam

Edgar menggeleng pelan "Ngga pih, aku bawa motor aja, nanti juga mau mampir dulu ke markas." Ujar Edgar, setelah itu ia langsung pergi dari ruang keluarga menuju garasi untuk mengambil motornya.

GarQil {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang