40, Aziel

148 8 1
                                    

"Kenalin saya Hendrick om nya Azka," ujar om
Hendrick sambil menjabat tangan Max, dan Nathan.

Max mengangguk "Saya Max, dan ini Nathan." ujar nya memberitahu

Om Hendrick mengangguk lalu duduk di sofa depan mereka. "Saya tau maksud kedatangan kalian ke sini. Jujur saya atas nama om Aziel. meminta maaf sebesar-besarnya pada kalian, saya tahu kelakuan keponakan saya yang satu itu memang keterlaluan."

Max, dan Nathan mengerutkan alisnya bingung "sentar, maksud om apa? Apa yang lagi om bicarain? Saya ga ngerti." tanya Nathan menjelaskan kebingungannya

Hendrick tersenyum, ia mengangguk lalu menatap Azka lekat "kamu belum kasih tau mereka semua az?," tanya om Hendrick yang di balas gelengan oleh Azka

"Tadinya aku ga mau ngeribetin mereka ber 2, aku sengaja ga bilang sama mereka sebelum Aziel tertangkap, atau mau mengakui kesalahannya." ujar Azka menjelaskan

Max berdecak kesal "sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan?! Saya sama sekali tidak mengerti," protes max kesal

Azka, dan Om Hendrick terkekeh pelan "oke jadi saya akan menceritakan semua pada kalian," ujar Om Hendrick

"Jadi pelaku pembunuhan pak Hendra 5 tahun lalu adalah Aziel pad_"

"Siapa Aziel?" tanya Max memotong pembicaraan Hendrick. Ia sangat penasaran siapa Aziel?!

"Saya akan jelaskan tapi, saya harap jangan ada yang memotong pembicaraan saya." ujar Om Hendrick menatap kesal pada Max

Max mengangguk "oke, lanjutkan."

"Aziel adalah salah satu keponakan saya, dia seumuran dengan Azka. Pada waktu kejadian kecelakaan itu Aziel memang tidak sengaja menyerempet mobil pak Handra, yang membuat mobil itu tak terkendali dan mengakibatkan kecelakaan. Pada saat itu ia sedang terburu-buru menuju rumah sakit. Pacarnya pada saat itu sedang kritis di rumah sakit, karna kangker yang sudah stadium Akhir. Sebenarnya saat itu Aziel hendak menolong pak Hendra dan istrinya, tapi ia tidak punya banyak waktu dan terpaksa meninggalkan pak Hendra yang sedang kecelakaan."

"Sesampainya Aziel di rumah sakit, ia di buat terkejut. ternyata pacar kesyangannya sudah di nyatakan meninggal dunia. Aziel yang mendengar itu sangat terpuruk. Satu satunya orang yang dia cintai meninggal dunia. Padahal baru bulan lalu ia di tinggal kedua orang tuanya karna kecelakaan pesawat," ujar om Hendrick, ia menatap mereka semua dengan sedih

"Pas Aziel mendengar pacarnya telah meninggal, ia kembali ketempat kecelakaan Pak Hendra dan istri. Tapi disaat itu ia sudah tidak menemukan mobil serta kedua pasutri itu. Aziel pikir mereka sudah di di larikan ke rumah sakit. Ia pun tidak tahu bahwa mobil yang ia serempet pada saat itu adalah mobil keluarga Aditma. Ia tau kalo mobil itu keluarga Aditama pun setelah tidak sengaja menonton berita di TV tentang kematian keluarga Aditama."

"Tadinya Aziel adalah orang yang sangat baik dan hangat, tapi sikapnya berubah 190 Drajat saat di tinggal 3 orang kesayangan dalam jangka waktu dekat. Ia jadi acuh terhadap lingkungan sekitar, dan ia jadi orang yang sangat erogan. Apa lagi karna khusus kematian keluarga Aditama yang membuatnya takut. Karna itu Aziel sering sekali berpindah pindah negara untuk melindungi dirinya sendiri." lanjut om Hendrick menjelaskan panjang lebar pada Nathan, dan Max.

Max menatap Hendrick serius "Saya ga mau tau, pokoknya bagimana caranya pun Aziel harus menerima hukuman dari semua perbuatannya."

Om Hendrick mengangguk setuju, mau bagaimanapun ia tidak bisa membenarkan perbuatan ketidak sengajaan Keponakan benar "ya, makanya itu Azka dateng jauh jauh dari Indonesia kesini untuk hal tersebut."

"Nanti jam set 1 siang Aziel bakal datang kesini, untuk sekedar main. Dia sama sekali tidak tahu bahwa Azka berada disini, jadi kesempatan itu bisa kita pakai untuk menangkapnya saat dia masuk kedalam. Kamar. Nanti Saya akan bantu." ujar Om Hendrick

GarQil {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang