57, Jenguk menantu

102 7 3
                                    

"Halo dok" sapa Edgar saat masuk kedalam ruangan Dokter Sindy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo dok" sapa Edgar saat masuk kedalam ruangan Dokter Sindy

Dokter Sindy yang sedang memeriksa jadwalnya menoleh ke arah Edgar dengan alis yang berkerut "Ada apa?"

Edgar duduk di bangku lalu menatap dokter Sindy "Saya sudah bicarakan ini dengan Mamih saya, dan dia setuju"

"Kamu ini lagi ngomong apa?" heran dokter Sindy

"Tentang pendonoran mata."

FLASHBACK ON!

Edgar berjalan masuk kedalam ruang keluarga, tepat sekali disana sudah Ada Valden, Mamih jovita, serta Papih Evan.

Ia duduk di bangku dekat Valden "Mih, pih, Aku mau mau ngomong sebentar"

Mamih jovita menoleh ke arah Edgar "ngomongin apa Gar?"

"Perusahaan kecil mu bangkrut?" tanya Papih Evan

Edgar menggeleng "ini bukan tentang perushaan Pih!"

"Terus?"

Edgar menarik nafasnya perlahan, lalu menghembuskannya "Aku mau mendonorkan mata kana_"

"Bodoh! Ngapain kamu mendonorkan mata kamu? Mau buta hah?" Sahut papih Evan, memotong ucapan Edgar

"Pih, dengerin dulu!" kesak Edgar, papih Evan mengangguk "Ya, lanjut."

"Kemarin saat di acara pernikahan Keanu, aku ketemu Aqilla. Kebetulan pengantin wanitanya adalah temannya Aqilla, jadi sudah pasti aqilla datang kesan_"

"Ribet amat cerita lo! Singkatin aja si" kata Valden mendengus

Edgar dengan sabar mengangguk "Aqilla kecelakaan, karna aku kejar di saat naik mobil"

"HAH?! gimana ceritanya bisa kecelakaan?" keget mamih Jovita

"Masa tiba-tiba kecelakaan? Aneh" sahut Valden

Edgar yang kesal dengan Valden langsung menyumpal mulut Valden dengan Roti berukuran cukup besar "Berisik lo? Tadi lo yang minta gue ceritain singkat!!"

Mamih Jovita memisahkan Edgar, dan Valden. Ia duduk di tengah-tengah dia manusia itu "Maksud kamu Aqilla kecelakaan Gar? Terus kondisinya gimana? Bukannya dia lagi hamil? " Cecar Mamih Jovita denger berbagai pertanyaan

Edgar mengangguk "Ya, tapi alhamdulillah nya Bayinya gapapa, cuma Aqilla mengalami lumpuh semantara, dan mata sebelah kanannya mengalami kebutaan. Dia juga sekarang lagi dalam kondisi Koma." jelasnya

"Astagfirullah, terus kamu kenapa ga jenguk dia!?"

"Aku mau jenguk dia, tapi pasti ga bakal di bolehin sama teman-teman dia, soalnya mereka taunya Aqilla kecelakaan gara-gara aku."

Mamih Jovita mengangguk, ia mengerti kondisi anaknya. Ia tidak bisa mengalahkan anaknya gitu saja, karna kecelakaan itu tidak ada yang mau.

"Yaudah, nanti Mamih mau jenguk dia" Edgar mengangguk, "ya gapapa, tapi apa mamih ngizinin aku buat nge donorin mata aku?"

Papih evan bangkit dari duduknya, ia menepuk pundak anak bungsunya "Lakukan lah, kamu juga sudah berjanji akan melakukan apapun demi aqilla, bahkan jika nyawa mu terancam? Papi dukung kamu." ucap papi nya yang di iyakan oleh Mamih Jovita

"Ya, mamih gapapa, kalo kamu mau nge donorin mata kamu. Mami ikhlas, semua ini demi kebaikan calon mantu mamih" ucap mamih Jovita sambil memeluk anaknya

"Btw anak lo udah lo kasih nama?" Celetuk Valden, yang dari tadi diam

Edgar mengangguk "Winter lion Zavier."

FLASHBACK OFF!

Dokter Sindy mengangguk "Jadi kamu udah yakin? Mendonoran mata, ga semudah mendonorkan darah. Resikonya cukup besar"

"Kalo boleh tau apa saja resikonya Dok?" tanya Edgar

Dokter Sindy menghela nafas "Di antara Resiko yang dapat timbul adalah. Infeksi pada mata, kekeruhan pada lensa atau katarak, pembengkakan pada kornea, peningkatan tekanan bola mata, dan penolakan tubuh terhadap kornea dari donor." jelasnya

Edgar terdiam sesaat, ia menatap Dokter Sindy serius "Gapapa dok, saya siap menerima semua resikonya"

"Yasudah 3 hari lagi kamu boleh datang kembali, dan kita coba melakukan pendonoran mata. Saya akan bicarakan ini pada keluarga pasien terlebih dahulu" Edgar mengangguk "Baik, terimakasih dok. Kalo gitu saya permisi." Edgar bangun dari duduknya dan pergi keluar ruangan dokter Sindy

Ia tidak sengaja melewati ruangan rawat Aqilla, ia berjalan ke arah ruangan itu dengan perlahan. Kebetulan kaca kamar itu tidak di tutup semuanya, jadi masi ada celah baginya untuk mengintip kondisi di dalam.

Ia melihat dengan jelas di dalam sana, ada Mamih, Papih, nya. Mungkin mereka datang untuk menjenguk Aqilla, seperti yang Mamih Jovita bilang 2 hari yang lalu. Ia tersenyum saat melihat Aqilla yang dengan lahap memakan masakan mamih.

Yah, mamih Jovita memang membawa masakan kesukaan Edgar pada Aqilla, dah syukurnya Aqilla juga suka.

*****
"Mau nambah lagi Sayang?" tanya Mamih Jovita pada Aqilla

Aqilla yang mendengar itu langsung menggeleng, ia sudah tak sanggup lagi jika di suruh nambah "Eh ga usah tante, Aqilla udah kenyang"

Mamih Jovita cemberut saat Aqilla memanggilnya Tante. "Ko manggilnya tante lagi si? Panggil aja mamih ya?" Aqilla yang mendengar itu tersenyum kikuk dan mengangguk

"Tante, kalo boleh tau Edgarnya kemana?" Tanya Amora yang dari tadi menyaksikan mereka berdua

"Tante kurang tau soal itu, karna kan sekarang Edgar udah punya perusahaan sendiri. Dia juga udah jarang banget pulang ke mansion" jawab Mamih Jovita

Amora memgangguk "Ohh gitu ya"

"Iya, maaf ya Aqilla. Edgar ga bisa jenguk kamu, kemarin mamih ajak di kesini ga mau, katanya dia malu ketemu sama kamu. Dia takut kamu ga bisa nerima dia"

"Mih" tegur papih Evan. Papih Evan sedang menggendong Zavier

"Iya gapapa mih" jawab Aqilla seadanya

Dokter Sindy masuk kedalam ruangan Aqilla "Maaf ibu, bapak, Waktu besuknya sudah habis. Pasien juga istirahat & tidur siang" beritahu dokter Sindy

Mamih Jovita yang mendengar itu mengangguk dengan sedih "Baik dok, sebentar" Ia mengambil alih Zavier di tangan suaminya, dan menaruh 1 kunci mobil pada tangan mungil Zavier sebelum ia menaruhnya kembali pada box bayi

"Ini Nenek kasih Hadia buat cucu ganteng nenek" gumam Jovita sambil tersenyum-seyum sendiri

Ia menoleh ke arah Aqilla "Aqilla mamih pulang dulu ya, besok kalo ada waktu mamih datang kesini lagi"

Aqilla mengangguk "iya mih"

"Yasudah mamih keluar dulu, jaga cucu mamih ya syang, besok mamih datang sambil bawa mainan buat Zavier, dan nanti mobil Zavier di kirim oleh kurirnya ke depan rumah sakit. Maaf mamih baru bisa ngasih Zavier itu doang" ucap mamih Jovita sebelum keluar dari kamar rawat Aqilla

Saat melihat mamih Jovita, dan papih Evan, keluar Amora menoleh ke arah Aqilla "Ah iya! Gue lupa beliin ponakan gemoy gue Kado! Astagah! Nathan ayok anterin cari kado!!"

Nathan mengangguk "ya."

Aqilla menggelengkan kepalanya, ia tertawa kecil " Ga usah repot-repot Mor, anak gue belum ngerti kya gituan"

Amora menggeleng ribut "Ngga! Pokoknya gue harus cari hadiah terbaik buat ponakan gue! Qil lo tunggu bentar ya, ntar gue balik lagi" Amora segara menarik tangan Nathan keluar. Untuk mencari hadia buat Zavier

Aqilla terkekeh, ia menoleh ke arah anaknya lalu tersenyum "Tante kamu sangat rempong Zav"














Haloo gaesss

📌TYPO TANDAIN YA!!

See u next capther 👋😍

Bye byee

GarQil {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang