Seperti biasa, tepat pukul 08.00 aku sudah duduk manis di kelas. Aku menunggu kedatangan sahabatku,Aish. Pagi ini aku sudah siap dengan cerita surat berinisial Mr.I kemarin sebagai special breakfast ku untuknya.
Kemana nie anak,gag ada tanda-tanda kehidupannya,umpatku dalam hati.
Drrrt... Drrrt
Sebuah benda kecil di dalam rangsel telah berhasil membuatku terjaga dari lamunanku. Dan bertuliskan kunyuk calling.
"Kunyuk sayank,dimana loe?"
"....."
"Huaaaaa....gue sendiri hari ini. Tega banget loe. Katanya sayank sama gue. Ya udah, cepet sembuh. "
"....."***
Jam perkuliahan telah usai dan aku ingin segera kembali ke asrama. Gak tau,hari ini beda banget. Apa ada hubungannya sama Aish. Aku jomblo hari ini,Aish cepet masuk donk,batinku.
"Chubbyku!" panggilan itu berhasil membuat ku kaget dan langsung menghamburkan pelukan kepada pemilik suara itu.
"Aiiiiih,mas ku sayank. Miss you mas Ipaaan ku." sembari memeluknya.
"Chubby mo kemana? Temenin mas makan di kantin yach sayank? Ntar tag traktir segelas susu coklat hangat." ujarnya sembari mengerlingkan matanya. Dan langsung aku mengangguk.
Ifan Pradana adalah sepupu jauhku. Kata ayah,kita satu kampus. Tapi,baru kali ini dia muncul ke permukaan. Hehehe.
Di kantin,kita lebih banyak bertukar cerita. Mengingat dia lebih dulu kuliah di kampus ini. Jadi aku lebih banyak bertanya kepadanya. Setelah aku menemaninya di kantin,dia mengantarku untuk kembali ke asrama.
"Chubbyku sayank,mas pulang dulu. Hati-hati dan jaga diri. Kalo ada apa-apa ato butuh apa-apa,hubungi mas. Mas siap 24 jam buat kamu." tuturnya padaku. Dan langsung ku jawab dengan anggukan.
24 jam? Wah udah jadi hansip nie mas ipan,hahaha. Ujarku dalam hati.
Readers...maav yach masih absurd...semoga suka...eeeitz...mr.I siapa yach??anda bingung ya?saya juga bingung...timpuuuk bantal...hahaha...
Please vote and comment yach,thank you :-)

KAMU SEDANG MEMBACA
Here,I'm Waiting You
Romance"Aku tak percaya bahwa aku harus mengalami ini semua" ucapku lirih saat melihat apa yang terjadi dihadapanku. Tangisku pun semakin memuai,bagai besi yang terkena panas. Seketika itu pula Aish,sahabatku memelukku dengan erat.